Kabar Utama
Jalur Mudik Disediakan Posko Vaksinasi
Diprediksi kurang lebih 56 juta orang akan mudik pada Lebaran tahun ini.
SURABAYA – Masyarakat yang telah mendapat vaksinasi dosis ketiga atau booster dipastikan bisa mudik Lebaran Idul Fitri 2022 tanpa syarat tes negatif Covid-19. Bagi yang belum menerima dosis booster, pemerintah akan menyediakan posko vaksinasi di titik-titik jalur mudik yang bisa dimanfaatkan pemudik.
“Di jalur mudik akan kita siapkan posko layanan vaksinasi tambahan karena yang kita sarankan mudik sudah dua kali vaksin. Terutama yang lansia karena usia rentan harus kita jaga,” kata Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, di Surabaya, Sabtu (26/3).
Kapolri menyatakan kesiapan pasukannya mengamankan aktivitas masyarakat dalam momentum mudik tahun ini setelah dua tahun dilarang sebagai konsekuensi dari pandemi. Menurut Listyo, mereka yang boleh mudik kemungkinan bukan hanya masyarakat yang telah menjalani vaksinasi dosis ketiga.
Kemungkinan masyarakat yang sudah menjalani dua dosis vaksinasi Covid-19 pun diperbolehkan mudik. Bahkan, pemudik yang masih mendapatkan satu dosis pun diperbolehkan dengan catatan harus menunjukkan hasil negatif Covid-19 melalui tes PCR. “Walau vaksin dua kali kemungkinan ada kebijakan tetap melaksanakan antigen, yang sudah booster kita bebaskan (tanpa tes),” ujar Listyo.
Listyo menambahkan, Polri juga siap mengawal kegiatan masyarakat saat Ramadhan. Pemerintah telah memutuskan bakal memberi berbagai kelonggaran terhadap aktivitas masyarakat selama bulan puasa kali ini. Kegiatan ibadah saat Ramadhan dipastikan tidak seperti dua tahun sebelumnya yang dilakukan berbagai pembatasan.
“Kegiatan terkait ibadah diberlakukan kembali normal. Tentunya pelonggaran aktivitas masyarakat akan membangkitkan pertumbuhan ekonomi. Tapi satu sisi kami harus menjaga agar prokes (protokol kesehatan) dan kondisi kesehatan masyarakat tetap terjaga,” ujar dia.
Kementerian Perhubungan menyatakan masih menggodok regulasi untuk mengatur perjalanan mudik Lebaran tahun ini. Namun, Kemenhub memastikan akan ada fasilitas vaksinasi untuk mengakomodasi pelaku mudik yang belum vaksin.
Detail pelaksanaannya kini masih terus dimatangkan untuk segera diumumkan ke publik. “Rencananya demikian, ada layanan vaksinasi gratis,” kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati.
Sekretaris Jenderal DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono juga mengharapkan ada kemudahan fasilitas vaksin bagi pemudik, terutama di simpul transportasi. Ketersediaan layananan vaksinasi di jalur mudik akan memudahkan masyarakat untuk bergerak secara aman saat perjalanan mudik.
Namun, Ateng mengusulkan program vaksinasi booster lebih ditingkatkan di sisa waktu satu bulan sebelum mudik saat ini. “Makanya waktu menuju ke sana (menjelang mudik) dipergiat saja program booster-nya, sehingga yang butuh bergerak bisa melakukan perjalanan tanpa harus antigen atau PCR,” kata Ateng.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi memprediksi, puncak arus mudik terjadi pada 28 April. Potensi perjalanan akan terus meningkat hingga 30 April. Sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 8 Mei.
Budi mengatakan, pengguna mobil pribadi diprediksi mencapai 26 persen atau 21 juta orang. Sementara pesepeda motor 18 persen atau 14 juta orang. Selanjutnya disusul oleh bus 16 persen atau 12 juta orang dan pesawat 12 persen atau 9 juta orang. Artinya, kurang lebih 56 juta orang akan mudik pada Lebaran tahun ini.
Menurutnya, daerah tujuan terbanyak berdasarkan data-data mudik tahun-tahun sebelumnya adalah ke Jawa Tengah. Pemudik ke Jateng diprediksi 26,8 persen. “Dari hasil penelitian Badan Litbang Perhubungan, daerah tujuan terbesar yaitu ke Jateng sebanyak 21,3 juta orang yang akan datang dari berbagai provinsi terutama dari Jawa Timur dan Jabodetabek,” kata Budi.
Dari hasil penelitian juga diperoleh data selain ke Jateng, potensi pergerakan masyarakat terbesar selanjutnya ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Survei potensi pergerakan masyarakat selama angkutan Lebaran 2022 dilakukan pada 9-21 Maret setelah syarat perjalanan dengan tes antigen atau PCR dihapuskan.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sony Harry B Harmadi mengatakan, dijadikannya vaksinasi booster sebagai syarat mudik bukan upaya untuk menghambat masyarakat mudik. Syarat vaksinasi booster justru untuk mendorong percepatan vaksinasi dosis ketiga di masyarakat.
“Syarat booster untuk mendorong vaksin booster yang untuk saat ini hasilnya belum sebesar yang diharapkan. Karena, diharapkan sebelum Lebaran cakupan vaksinasi booster sudah 30 persen,” kata Sonny.
Tren Vaksinasi Booster Meningkat
Tren masyarakat yang melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Di DKI Jakarta, tercatat peningkatan cukup signifikan setelah pemerintah resmi mengumumkan mudik tahun ini diperbolehkan dengan syarat telah mendapat dosis booster.
“Total dosis ketiga sampai saat ini sebanyak 2.243.298 orang, dan jumlah yang divaksin dosis dalam tiga hari ini 145.807 orang,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, Ahad (27/3).
Jika dibandingkan data sebelumnya, jumlah warga yang mendapatkan vaksin dosis ketiga pada Kamis (24/3) sebanyak 4.283 orang dan pada Rabu (23/3) mencapai 34.597 orang. Pemprov DKI Jakarta menyarankan agar warga dapat langsung ke tempat vaksinasi untuk mendapat layanan booster.
Dwi mengatakan, untuk vaksinasi dosis pertama di Jakarta, total saat ini sebanyak 12.453.118 orang (123,5 persen), dengan proporsi 70,2 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 29,8 persen warga KTP Non-DKI. Sedangkan, total dosis kedua kini mencapai 10.540.092 orang (104,5 persen), dengan proporsi 73,3 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 26,7 persen warga KTP Non-DKI.
Tren kenaikan permintaan dosis booster juga terjadi di Bekasi, Jawa Barat. Warga bahkan sampai mengantre untuk mendapat vaksinasi Covid-19 dosis booster di fasilitas pelayanan vaksinasi di Kabupaten Bekasi. “Saya berangkat dari rumah pukul 07.30 WIB, pas sampai sini ternyata sudah full (penuh), tapi kata petugas stok vaksin masih ada, makanya ikut antre,” kata Agus Kurniawan (40).
Warga Desa Sukasari itu ingin mendapat vaksinasi penguat agar bisa pulang ke kampung halaman dengan tenang pada masa libur Lebaran. Pada hari sebelumnya, Agus mengaku sudah mendaftar untuk menjalani vaksinasi penguat di puskesmas yang berada di dekat tempat kerjanya, tetapi gagal karena stok itu habis.
“Persiapan mudik, saya pulang ke Sleman, Yogyakarta. Kan kata Pak Presiden Jokowi kemarin syarat mudik vaksin lengkap dan booster, makanya saya vaksin dari sekarang biar tenang saat perjalanan mudik nanti,” kata dia.
Selain di Gerai Vaksinasi Polsubsektor Mega Regency, antrean warga juga terlihat di Puskesmas Waluya, Kecamatan Cikarang Utara. Wahyu Prasetyo (45) menempuh perjalanan belasan kilometer dari rumahnya di Citarik, Kecamatan Cikarang Timur, untuk mendapat suntikan booster di Puskesmas Waluya. Wahyu berusaha mendapat booster supaya bisa mudik untuk merayakan Lebaran di Pekalongan, Jateng.
“Saya tadi ke Puskesmas Citarik, yang berada di sebelah Kantor Kecamatan Cikarang Timur. Sampai di sana tidak dapat kuota, tapi diarahkan ke Puskesmas Waluya ini. Alhamdulillah barusan sudah terima dosis tiga Astrazeneca. Cukup menyerahkan fotokopi KTP dan sertifikat vaksin dosis satu dan dua (syaratnya). Semoga pemerintah konsisten dengan aturan ini, tidak ditambah-tambah lagi persyaratan mudiknya,” kata Wahyu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti mengatakan, pemerintah daerah setiap hari menyediakan pelayanan vaksinasi booster di seluruh fasilitas kesehatan pemerintah, selain membuka gerai pelayanan vaksinasi di sejumlah lokasi.
“Selama ini pelaksanaan vaksinasi melibatkan semua unsur, termasuk TNI dan Polri agar upaya percepatan vaksinasi untuk mendongkrak capaian warga berstatus tervaksinasi hingga booster bisa segera terealisasi,” ujar dia.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Satgas Covid-19 akan meningkatkan pemberian booster di berbagai daerah di Jabar. Ridwan Kamil pun mengimbau warganya untuk mengikuti aturan pemerintah pusat agar warga Jabar bisa mudik dengan lancar dan kekebalan tubuh pun meningkat. “Jadi intinya, mudik semua boleh, asal kita terlindungi melalui vaksin, khususnya vaksin ketiga,” ujar dia.
Semua Boleh Mudik
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sony Harry B Harmadi memastikan masyarakat tetap bisa mudik meski belum mendapat booster. Namun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemudik sebagai bentuk mitigasi penularan Covid-19.
“Untuk yang baru dua kali dosis vaksin maka harus menyertakan hasil tes antigen, sementara yang baru satu kali dosis harus menyertakan hasil tes PCR. Jadi tidak ada maksud melarang, ini hanya bagian dari mitigasi,” ujar Sonny dalam diskusi daring dikutip pada Ahad (27/3).
Sonny mengatakan, bagi pemudik yang telah divaksin dosis ketiga maka tidak ada persyaratan apa pun untuk mudik. Sonny memastikan stok vaksin Covid-19 sudah lebih dari cukup bagi masyarakat. Namun, permasalahannya masih banyak masyarakat yang pilih-pilih merek atau jenis vaksin.
“Pemerintah punya jumlah vaksin sangat besar, 583 juta dosis, jauh lebih banyak dari jumlah penduduk. Yang jadi masalah satu, masyarakat pilih-pilih vaksin,” kata Sonny.
Menurut dia, apabila masyarakat tidak pilih-pilih jenis vaksin, angka vaksinasi khususnya booster akan meningkat. Terlebih, saat ini sentra vaksinasi sudah semakin banyak.
Problematika ini dikonfirmasi Kepala Puskesmas Pasarkaliki, Kota Bandung, Deborah Johana Ratu. Dia menyebut masih banyak warga yang pilih-pilih merek vaksin tertentu saat melakukan vaksinasi. Meski animo masyarakat melakukan vaksinasi booster sudah tinggi, ada kecenderungan jenis vaksin tertentu saja yang digemari.
“Kalau satu fase, misalnya hanya ada jenis tertentu yang lebih banyak digemari dan minat masyarakat cukup tinggi untuk mengambil vaksin jenis ini, tapi saat yang tersedia jenis lain minat masyarakat lebih sedikit,” kata Deborah.
Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan, kekebalan komunitas yang ada saat ini menjadi modal baik penyelenggaraan mudik. Situasi Lebaran tahun ini jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.
“Strategi kita saat ini tentu berbeda dengan strategi satu tahun yang lalu atau sebelumnya. Tahun lalu kita belum punya modal kekebalan di komunitas,” kata Windhu.
Pada Lebaran tahun lalu, vaksinasi dosis kedua masih di bawah 10 persen. Saat ini, vaksin dosis kedua telah mencapai 75 persen dan vaksinasi booster telah mencapai 8 persen. Pertengahan 2021 Indonesia mengalami gelombang varian delta yang diyakini banyak tidak terdata secara resmi.
Dari hasil tersebut, Windhu mengestimasi banyak orang yang sudah mempunyai kekebalan di luar vaksinasi. Saat ini sudah bukan waktunya melakukan pembatasan aktivitas. Pemerintah perlu menggenjot vaksinasi dosis kedua dan booster.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
BPH Migas: Optimalkan Distribusi Solar
Para nelayan di Indramayu mengeluhkan kelangkaan solar sejak sebulan lalu.
SELENGKAPNYAGus Yahya: PBNU tak Bisa Diklaim Satu Pihak
Karena milik semua orang, NU ingin mengajak seluruh rakyat di Indonesia untuk bersatu.
SELENGKAPNYAKompolnas: Tersangka Kasus Kerangkeng Pantas Ditahan
Penahanan tersangka sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
SELENGKAPNYA