Ekonomi
PLN: Dedieselisasi Mereduksi Emisi
Melalui program dedieselisasi, PLN berupaya mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
JAKARTA — PT PLN (Persero) mengumumkan komitmen pengurangan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) untuk mereduksi emisi karbon dan meningkatkan bauran energi baru terbarukan di Indonesia.
PLN kini menjalankan program konversi PLTD ke energi baru terbarukan dengan total 499 megawatt yang akan menurunkan pemakaian bahan bakar mintak (BBM) sebanyak 67 ribu kiloliter (KL), menurunkan emisi karbon dioksida sebesar 0,3 ton, serta meningkatkan bauran energi sebesar 0,15 persen.
"Dalam tahap pertama direncanakan sekitar 212 megawatt PLTD di sekitar 183 lokasi akan dikonversi menjadi hybrid dengan PLTS dan battery energy storage system (BESS)," kata Direktur Mega Proyek PLN Wiluyo Kusdwiharto di Jakarta, Rabu (23/3).
PLN memiliki 5.200 unit pembangkit listrik diesel yang tersebar pada 2.130 lokasi di Indonesia dengan total konversi mencapai 1.873 megawatt (MW). Pada 2022, ribuan pembangkit listrik diesel itu menghabiskan 2,7 juta KL bahan bakar minyak dengan nilai mencapai Rp 16 triliun.
Melalui program dedieselisasi, PLN berupaya mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, terutama minyak bumi, dan mulai beralih ke energi baru dan terbarukan (EBT) yang murah, efektif, dan efisien untuk menerangi Indonesia. Dalam program dedieselisasi, PLN akan menerapkan konsep tender baru untuk mengoptimalkan proyek tersebut.
Konsep pertama adalah clustring atau pembagian lokasi. Program dedieselisasi tahap pertama akan dibagi menjadi delapan kluster dengan jumlah PLTD yang dikonversi sebesar 14 sampai 55 MW pada setiap kluster.
View this post on Instagram
Klusterisasi tersebut akan meningkatkan ukuran proyek dan juga nilai ekonomi proyek sehingga menjadi menarik bagi investor yang akan berpartisipasi. Konsep kedua adalah mengakomodasi pertumbuhan permintaan melalui skema modular incremental development dengan menambah kapasitas secara bertahap. Model ini cocok untuk wilayah objek yang terpencil di mana karakteristik pertumbuhan beban listrik berbeda dengan daerah-daerah kota besar dan cenderung stabil.
Konsep ketiga adalah membuka teknologi yang digunakan dalam proyek ini untuk memberikan lebih banyak ruang pada inovasi dan persaingan teknologi untuk mendapatkan fotovoltaik dan baterai yang paling efisien, andal, dan kompetitif di pasar.
PLN telah meluncurkan pengadaan dedieselisasi pada 1 Maret 2022 dan sudah mengundang semua pengembang yang terdaftar dalam daftar penyedia tetap (DPT) untuk mengikuti lelang tersebut. Pengadaan pada program dedieselisasi tahap satu ini akan dilakukan dalam beberapa batch di mana setiap batch terdiri atas beberapa kluster.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN akan menjalankan konversi PLTD ini dengan tiga skema. Pertama, mengganti 250 MW PLTD ke pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan baterai. Nantinya, PLTD ini akan diganti menggunakan PLTS baseload, yang artinya ada tambahan baterai agar pembangkit bisa nyala 24 jam.
PLN mendorong para peserta bisa meningkatkan inovasi sehingga tercipta baterai yang efisien dan punya keandalan operasi. "Jadi, teknologi mana yang paling andal dan efisien yang paling bagus. Jadi, itu yang menang. Ini membangun inovasi," kata Darmawan.
Dengan konversi ke PLTS dan baterai, kapasitas terpasang pada tahap pertama ini bisa mencapai sekitar 350 MW sehingga bisa mendongkrak bauran energi terbarukan dan penambahan kapasitas terpasang pembangkit secara nasional.
Dalam tahap dua, PLN akan mengonversi PLTD sisanya sekitar 338 MW dengan pembangkit EBT lainnya, sesuai dengan sumber daya alam yang menjadi unggulan di daerah tersebut dan keekonomian yang terbaik. Selain itu, skema ketiga adalah PLN akan mengintegrasi sistem yang sebelumnya ditopang PLTD ke dalam sistem kelistrikan utama PLN.
Darmawan juga menjelaskan, proyek ini targetnya akan rampung pada 2026 mendatang. "Jadi, teknologi mana yang paling andal dan efisien yang paling bagus. Jadi, itu yang menang. Ini membangun inovasi," ujar Darmawan.
Teknologi mana yang paling andal dan efisien yang paling bagus. Jadi, itu yang menang. Ini membangun inovasi.
Tak hanya konversi PLTD ke PLTS dan baterai, PLN juga telah bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk melakukan konversi 33 PLTD menjadi berbasis gas, khususnya di wilayah terpencil.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, menegaskan, program dedieselisasi ini menjadi program kunci dalam peta jalan yang telah disusun oleh Kementerian ESDM untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK) untuk mencapai target net zero emission pada 2060. "Program dedieselisasi ini menjadi langkah kecil dari PLN, tetapi akan menjadi lompatan besar bagi pencapaian target pemerintah menuju NZE 2060," kata Arifin.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara, Pahala N Mansyuri, juga menilai program dedieselisasi sangat penting untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi kekuatan ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2045. Untuk mencapai visi tersebut, Indonesia harus mampu meningkatkan suplai energi dengan tetap memenuhi target dekarbonisasi yang dicanangkan.
"Bagaimana kita harus tetap melanjutkan pertumbuhan secara berkelanjutan. Dedieselisasi akan menunjukkan bagaimana Indonesia mampu meningkatkan kapabiltas energi nasional secara berkelanjutan," ujar Pahala.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mekanisasi Pertanian Melonjak 236 Persen
Lewat mekanisasi pertanian, masyarakat petani bisa memilih alat dan mesin pertanian.
SELENGKAPNYAAdaro Perpanjang Periode Buyback Saham
Adaro menjelaskan, perpanjangan ini setelah masa perpanjangan pertama berakhir 23 Maret 2022.
SELENGKAPNYAGaruda Ikuti Keputusan KPPU
Garuda dikenakan denda Rp 1 miliar dan diberikan waktu 30 hari membayar.
SELENGKAPNYA