Jakarta
DKI Jakarta dalam Ancaman Pergerakan Tanah
Ada 10 lokasi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang berpotensi mengalami pergerakan atau pergeseran tanah.
Setiap datang musim penghujan, Ahmad Sani (34 tahun) dihantui rasa takut. Dia khawatir, ada pergerakan tanah berupa longsor atau banjir terjadi di wilayahnya.
“Apalagi hujan sekarang deras-deras dibanding dulu,” kata Ahmad yang merupakan warga Pejaten Timur RT05/RW 05, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Ahmad juga takut harta bendanya rusak karena banjir yang mendadak. Dia mengatakan, kerusakan memang kerap terjadi, bukan hanya pada barang atau perabotan, melainkan juga pada bangunan yang ditempatinya sejak 15 tahun lalu itu.
“Kayaknya karena banjir, jadi lapuk. Pokoknya setiap hujan deras dan ada kabar luapan Katulampa, saya selalu waswas,” ujarnya.
Mengutip informasi kebencanaan dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) Kementerian ESDM, ada beberapa daerah di DKI Jakarta dengan status zona menengah. Dalam zona itu, ada ancaman pergerakan tanah yang bisa diakibatkan karena curah hujan di atas normal.
Dari data tersebut, ada 10 lokasi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang berpotensi mengalami pergerakan atau pergeseran tanah. Khusus Jakarta Selatan, mencakup Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan, sedangkan Jakarta Timur di Kramat Jati dan Pasar Rebo.
“Sejauh ini soal pergeseran tanah kita menunggu sosialisasi BPBD DKI,” kata Camat Kebayoran Lama, Iwan Santoso kepada Republika, Selasa (15/3).
Kendati demikian, kata dia, sejauh ini pihaknya berfokus pada daerah yang rawan longsor dan banjir. Tak hanya itu, pemantauan dan pengaktifan posko siaga bencana juga dilakukan di daerah dengan kerawanan yang tinggi.
“Lokasinya ada di dekat sodetan Kali Grogol dan Kali Pesanggrahan,” katanya.
Sementara itu, Camat Pasar Minggu Arif Wibowo mengatakan, tidak ada informasi sama sekali soal pergeseran tanah di wilayahnya. Menurut dia, hanya ada daerah rawan longsor dan banjir di beberapa lokasi.
“Cuman di daerah yang dekat dengan Kali Ciliwung,” kata Arif.
Dia menambahkan, Pejaten Timur juga menjadi daerah rawan saat ada luapan di Katulampa. Untuk mengantisipasinya, kata dia, sudah dibuat pos pengungsian dan persiapan menyoal kebencanaan tersebut.
“Ada juga daerah longsor biasa. Pergeseran tanah kami belum diinformasikan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adjie mengatakan, pihaknya memang sudah mengetahui kabar dari PVMBG terkait pergeseran tanah. Meski demikian, saat ditindaklanjuti, kata dia, belum diketahui lebih lanjut detailnya.
“Info dari PVMBG berupa gambar dan peta saja sehingga belum diketahui detailnya,” kata Isnawa.
Lebih lanjut, dia mengatakan, berdasarkan keterangan yang ada informasi hanya mencakup nama kecamatan. Dia mengatakan, tidak ada lokasi jelas dari identifikasi PVMBG tersebut.
“Tapi, dari keterangan yang tercantum, wilayah rawan tersebut merupakan tebing sungai atau gawir,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Dudi Gardesi, juga mengatakan hal serupa. Menurut dia, hingga saat ini pihaknya tidak melakukan pemonitoran terkait pergeseran tanah. “Kami hanya memonitor penurunan tanah,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Moh Insaf mengatakan, ada informasi terkini dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) Kementerian ESDM, soal zona menengah di DKI. Menurut Insaf, zona menengah tersebut adalah zona dengan pergerakan tanah yang diakibatkan karena curah hujan di atas normal. Hal itu terutama di daerah yang berbatasan dengan lembah, sungai, gawir, tebing jalan, atau lereng.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pergeseran tanah di DKI Jakarta menjadi ancaman dan perhatian selain banjir, gempa, dan lainnya. Menurut dia, pergeseran tanah akan diantisipasi lebih jauh oleh dinas terkait. Meskipun, dia mengaku belum memiliki pemahaman dan panduan baru terkait pergerakan tanah yang mulai muncul di DKI Jakarta.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Kampung Narkoba di Jakarta Dibersihkan
BNNP DKI Jakarta telah menyiapkan fasilitas rehabilitasi gratis bagi penyalahguna narkoba.
SELENGKAPNYAWarga Tangsel Mulai Enggan Pakai Jamban Helikopter
Warga tangsel menyebut jamban helikopter itu merupakan sisa masa lampau.
SELENGKAPNYAPemkot Bogor Minta JPO di Jalur Ganda Kereta
Tiga kelurahan di Kota Bogor yang membutuhkan JPO, yakni Kelurahan Cipaku, Genteng, dan Batutulis.
SELENGKAPNYA