Otomotif
Babak Baru Industri Mobil Listrik
Perakitan lokal sekaligus membuktikan bahwa tenaga kerja Indonesia mampu memproduksi mobil listrik.
Mobil listrik di Indonesia makin diminati. Hal ini terlihat dari peningkatan penjualan mobil listrik (electric vehicle/EV) dalam format battery electric vehicle (BEV) maupun hibrida.
Fakta ini pun menjadi perhatian bagi sejumlah pabrikan. Setelah melalui beragam studi, tahun ini dianggap sebagai momen yang pas untuk menjadi babak baru bagi industri EV di Tanah Air. Hal ini mengingat beberapa pabrikan telah bersiap mulai merakit mobil listrik pada 2022.
Salah satu pabrikan yang telah mengungkap komitmen itu adalah Hyundai. Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Makmur mengatakan, fasilitas produksi perusahaan yang terletak Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, memang disiapkan sebagai pabrik untuk mobil konvensional dan listrik.
Saat ini, Hyundai telah memasarkan mobil listrik bernama IONIQ Electric dan KONA Electric. Selanjutnya, Hyundai akan melakukan penyegaran pada produk IONIQ lewat produk IONIQ 5. Produk ini yang akan menjadi mobil listrik yang dirakit di Indonesia.
"Kami akan merakit IONIQ 5 di Indonesia. Produksinya dimulai tahun ini, tapi kami akan segera informasikan pada bulan apa produksinya dimulai," kata Makmur saat dijumpai di sela media visit ke Hyundai Manufacturing Plant, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, pekan lalu.
Hal ini pun semakin menegaskan komitmen Hyundai dalam menggarap pasar kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Dengan hadirnya IONIQ 5 rakitan Indonesia, kendaraan ini tak hanya menjadi kendaraan ramah lingkungan. Akan tetapi, juga menjadi kendaraan yang membuktikan bahwa tenaga kerja Indonesia mampu memproduksi mobil listrik.
Dalam media visit itu, terlihat bahwa para tenaga kerja Hyundai telah bersiap untuk melakukan produksi IONIQ 5 secara massal. Saat ini, para tenaga kerja itu pun telah melakukan uji coba produksi dan telah memproduksi tiga unit IONIQ 5 rakitan lokal.
Di satu sisi, dia menegaskan bahwa perusahaan tak hanya fokus untuk menghadirkan produk ramah lingkungan. Ini mengingat fasilitas produksi yang didirkan pada 2019 ini juga didesain sedemikian rupa sehingga mampu menjadi pabrik yang hijau.
"Pabrik ini memanfaatkan tenaga surya. Dengan begitu, kami bisa melakukan produksi kendaraan ramah lingkungan dengan proses yang juga ramah lingkungan," ucapnya.
Hal ini juga dianggap sebagai penegasan bahwa Hyundai hadir sebagai game changer dalam dunia industri. Apalagi, pabrik ini hadir dengan beragam teknologi canggih dan sistem robotik yang membuat fasilitas ini dapat merakit satu unit mobil hanya dalam waktu tiga jam.
Selain Hyundai, pabrikan lain yang juga berkontribusi dalam babak baru industri mobil listrik adalah Toyota. Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azzam mengatakan, sebagai tahap awal, perusahaan akan mengawali babak baru tahun ini dengan mulai melakukan produksi kendaraan hibrida di Indonesia.
Akan tetapi, dia belum mengungkap produk elektrifikasi apa yang akan dirakit tersebut. "Kami memulainya dengan melakukan produksi model yang sudah beredar saat ini. Sehingga produk itu bisa langsung diterima pasar dengan baik," kata Bob.
Lewat langkah ini, Toyota bisa menghadirkan produk yang mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan serta industri otomotif Tanah Air. Direktur Marketing PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menambahkan, langkah ini juga otomatis membuat Toyota bisa menghadirkan produk ramah lingkungan dengan harga yang lebih kompetitif.
"Langkah ini juga dilakukan untuk mendukung arahan pemerintah terkait industri elektrifikasi nasional. Selain itu, langkah ini juga dihadirkan untuk menjawab kebutuhan market untuk produk ramah lingkungan," kata Anton kepada Republika.
Menurutnya, dari waktu ke waktu, pasar kendaraan hijau memang naik signifikan. Pada 2021, penjualan kendaraan elektrifikasi Toyota naik sekitar 86 persen dibanding 2020.
Pada 2020, total EV Toyota yang terjual adalah 1.040 unit. Kemudian, pada 2021, volume penjualanya naik menjadi 1.935 unit. "Total BEV yang terjual pada 2021 sebanyak 27 unit sedangkan produk hybrid sebanyak 1.908 unit. Produk elektrifikasi Toyota yang terlaris adalah Corolla Cross Hybrid," ujarnya.
Untuk Hyundai, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total EV yang terjual pada 2020 adalah 124 unit. Kemudian, pada 2021, jumlahnya naik berkali-kali lipat menjadi 605 unit. Angka itu didominasi oleh penjualan KONA Electric yang terjual sebanyak 366 unit. Sedangkan, IONIQ Electric terjual sebanyak 239 unit.
Selain Hyundai dan Toyota, pasar EV juga diramaikan oleh Nissan yang memasarkan The All-New LEAF dan Kicks e-POWER. Pada 2021, The All-New LEAF terjual sebanyak 42 unit dan Kicks e-POWER terjual sebanyak 592 unit.
Head of Marketing-Communication PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) Julian Olmon mengatakan, pencapaian penjualan itu menandakan bahwa mobil listrik Nissan bisa diterima dengan baik oleh pasar dan membukukan catatan penjualan yang sesuai dengan harapan perusahaan.
Selanjutnya, agar volume penjualan bisa terus ditingkatkan, Nissan pun terus menggelar beragam aktivitas dan meningkatkan jumlah dealer yang siap untuk memberikan pelayanan bagi konsumen EV. "Saat ini, kami telah menghadirkan lima dealer yang siap untuk memberikan pelayanan bagi konsumen EV. Selanjutnya, kami melakukan tahap analisis dan evaluasi untuk melakukan rencana penambahan jaringan tersebut," kata Julian kepada //Republika//.
Selain itu, lanjutnya, Nissan juga melakukan studi terkait rencana produksi EV di Indonesia. Karena masih dipelajari, dia menekankan bahwa saat ini Nissan belum menentukan kapan produksi EV Nissan akan dilakukan di Indonesia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.