Omikron Kian Menyebar | republika

Nasional

Kontak Erat WNA Terindikasi Omikron Ditelusuri

Sembilan orang yang positif omikron warga Jawa Barat masih menjalani karantina.

MEDAN -- Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara terus mengupayakan pelacakan kontak erat warga negara asing (WNA) dari Irlandia Utara berinisial JIA (60) yang terindikasi Covid-19 varian omikron. WNA tersebut saat ini menjalani isolasi di Rumah Sakit Royal Prima Kota Medan.

"Kita lakukan tracing (pelacakan) yang kontak erat dengan pasien," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Sumatra Utara, dr Aris Yudhariansyah, di Medan, Kamis (6/1).

Dinas Kesehatan juga akan memperketat pengawasan di setiap pintu masuk daerah itu, baik pelabuhan maupun bandara di Provinsi Sumatra Utara bekerja sama dengan pihak terkait. "Kita akan memperketat pembatasan dan akan lebih cepat bergerak dalam penanganan pasien Covid-19 untuk mendeteksi varian omikron," katanya.

Ia memastikan, belum ditemukan pasien terkonfirmasi Covid-19 dari varian omikron di wilayah Sumatra Utara. Mengenai WNA yang terindikasi omikron tersebut, pihaknya masih menunggu hasil whole genome sequencing (WGS) di Balitbangkes Kementerian Kesehatan. "Kalau hasilnya positif omikron, akan ditangani sesuai dengan standar penanganan pasien Covid-19," ujarnya. 

Pemprov Jabar melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran omikron di wilayahnya. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Jabar, Nina Susana Dewi, awalnya warga ber KTP Jabar yang diduga terkena Omikron ada 20 orang. Hal itu, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium di Depok. 

"Depok itu, salah satu laboratorium yang memeriksa omikron itu ada 20 orang yang hasil pemeriksaanya positif. Jadi yang dikatakan gubernur betul, pemeriksaannya di Depok memang yang positif ada 20. Tapi setelah 3 hari kemudian ada data keluar, ternyata diverifikasi yang 11 orang bukan orang Jabar. Jadi yang orang Jabarnya hanya 9 orang," ujar Nina kepada Republika, Kamis (6/1).

Saat ini, menurut Nina, ke sembilan orang yang positif omikron masih di Karantina. Jadi, belum ada yang masuk ke Jabar karena karantinanya di Jakarta. 

"Ini data-data kan tak langsung dikeluarkan. Jadi dari Depok laporannya ini ada yang positif 20, nah kita juga memperkirakan dari Jabar. Tapi, setelah hasil resmi data, yang omikronnya hanya 9 yang 11 bukan. Saat ini, belum ada laporan penularan lokal di Jabar. Belum ada, mudah-mudahan jangan ada ya," paparnya.

Nina mengatakan, sampai sekarang belum ada kasus yang terbaru lagi. Semua warga Jabar yang positif omikron pun masih dikarantina. Kalau hasilnya negatif, maka mereka boleh pulang ke daerahnya masing-masing. Mereka, akan diisolasi lagi selama 10 hari.

"Nanti dicek ulang termasuk keluarganya di tracing ulang, siapa saja yang kontak semuanya dites. Kami pantau ketat. Jadi, yang datang ke Jabar harus negatif saja supaya aman," katanya.

Walaupun sudah negatif di tempat karantina, kata dia, tetap saja pihaknya akan meminta warga yang positif ini 10 hari isolasi dan keluarganya juga dites. "Ke sembilan orang itu, di antaranya berasal dari Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bandung Barat, dan lain-lain," katanya.

Menurutnya, kesembilan warga yang positif omikron ini pulang dari beberapa negara. Di antaranya, dari Lebanon, Uni Emirat Arab, Turki, dan Arab Saudi. 

Dinkes Jabar pun, kata dia, melakukan berbagai antisipasi agar omikron tak menyebar di Jabar. Pertama, minta kabupaten kota untuk mempersiapkan sarana dan prasarana kalau ada peningkatan omikron. Kedua, sudah membuat kesepakatan 3T dengan kabupaten kota.

"Terutama, tracing dan testing harus ditingkatkan di tempat-tempat perbatasan Jakarta-Jabar dan provinsi lain," katanya.

Selain itu, kata dia, tempat masuknya warga yang berasal dari luar negeri seperti bandara akan dilakukan tracing yang ketat. Ditempat-tempat seperti itu, pariwisata akan diperketat juga. Karena, omikron ini penyebarannya lebih cepat dibandingkan delta. "Semua sample akan dilakukan pemeriksaan apakah itu omikron atau bukan," tegasnya. 

Terkait libur Natal dan tahun baru (Nataru) di Jabar, menurut Nina, hingga saat ini masih aman. Karena, kasus penularan Covid 19 masih landai belum ada peningkatkan yang bermakna. 

"Kami minta, masyarkat terus saja jaga jarak, pakai masker, lakukan tracing dan testing untuk indikasi yang mencurigakan. Kalau ada klaster satu daerah meningkat tinggi itu akan kita awasi," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Polri Perketat Pengawasan Karantina

Pergerakan warga yang dikarantina dipantau melalui aplikasi Presisi.

SELENGKAPNYA

WNA 14 Negara Dilarang Masuk Indonesia

Sebanyak 95 persen kasus omikron di Jakarta adalah pelaku perjalanan luar negeri.

SELENGKAPNYA