Internasional
Prancis Wajibkan WFH Mulai 3 Januari
Mulai 3 Januari, WFH di Prancis menjadi kewajiban jika kondisinya memungkinkan, setidaknya tiga hari dalam sepekan.
PARIS -- Prancis memperketat pembatasan untuk menahan laju kasus Covid-19, di tengah merebaknya varian omikron, Senin (27/12). Mulai 3 Januari, bekerja dari rumah atau work from home (WFH) menjadi kewajiban jika kondisinya memungkinkan, setidaknya tiga hari dalam sepekan.
"Saya tahu, mungkin rasanya seperti film tanpa akhir, namun setahun lalu kita mulai kampanye vaksin dan kini kita termasuk di negara dengan tingkat vaksinasi terbaik dan terlindungi di dunia," kata Perdana Menteri Prancis Jean Castex, usai rapat kabinet, Senin.
Namun, Prancis tidak akan memberlakukan jam malam pada malam tahun baru. Selain itu, sekolah juga akan memulai sesi tatap muka sesuai rencana yaitu pada awal Januari.
Mulai Senin hingga tiga pekan ke depan, semua pertemuan umum akan dibatasi sebanyak dua ribu orang untuk acara dalam ruang. Sedangkan pertemuan di ruang terbuka dibatasi hingga lima ribu orang. Dalam konser, seluruh penonton harus duduk.
Konsumsi makanan dan minuman akan dilarang di moda transportasi umum, termasuk yang berdurasi lama. Larangan ini juga berlaku di bioskop. Sedangkan pengunjung bar dan restoran harus duduk untuk makan dan minum, tidak boleh berdiri. Pemerintah juga mewajibkan pemakaian masker di tempat umum.
Untuk mendongkrak vaksinasi, Pemerintah Prancis berencana memberlakukan bukti vaksin untuk orang yang mendatangi tempat umum. Tanda bukti negatif Covid-19 tidak lagi cukup. Jika disetujui parlemen, kebijakan ini akan berlaku mulai 15 Januari.
Pada Sabtu (25/12), Prancis menghadapi rekor dengan 100 ribu kasus baru Covid-19 per hari. Ini angka terbanyak harian sejak pandemi mulai dua tahun lalu.
Pada Senin, kasus baru harian tercatat sebanyak 72 ribu. Pada hari yang sama, ada lebih dari 1.600 orang masuk rumah sakit karena Covid-19. Data badan kesehatan masyarakat Prancis yang dikutip BBC menyebutkan jumlah total pasien Covid-19 yang dirawat mencapai 17 ribu orang.
Prancis adalah salah satu negara Eropa yang melakukan pengetatan langkah untuk menahan menyebaran Covid-19. Sementara di Malaysia mencabut larangan penerbangan atau travel ban dari delapan negara Afrika. Menurut Malaysia, karena omikron menyebar global maka tidak ada gunanya memberlakukan travel ban untuk negara Afrika tersebut.
Namun, delapan negara itu itu tetap masuk dalam daftar berisiko tinggi. Mereka antara lain Afrika Selatan, Mozambik, Zimbabwe, dan Malawi. Para pelaku perjalanan dari negara tersebut akan tetap mendapat pembatasan tambahan saat mendarat di Malaysia.
Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan, ada sekurangnya 306 kasus yang diduga omikron dari 366 sampel dari pelaku perjalanan yang dinyatakan positif Covid-19 saat tiba di Malaysia. Mereka tiba di Malaysia pada 21-25 Desember. Sedangkan kasus penularan lokal terjadi pada satu orang.
"Kami masih menunggu hasil dari sekuensing genom untuk memastikannya," kata Khairy, Selasa. Malaysia telah memperketat pembatasan dengan melarang acara kumpul-kumpul pada Natal dan tahun baru. Mereka juga akan mempersingkat masa tunggu penerima vaksin booster untuk kelompok orang yang rentan.
Gantikan delta
Para ilmuwan Afrika Selatan menyatakan, omikron mungkin akan "menggantikan" delta. Alasannya, infeksi oleh varian baru akan mendongkrak kekebalan terhadap varian sebelumnya. Peneliti menemukan, orang yang terinfeksi omikron, khususnya yang sudah divaksin, akan memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi terhadap varian delta.
Namun, penelitian ini hanya meliputi sejumlah kecil orang yaitu 33 orang yang sudah divaksin dan belum divaksin. Hasil penelitian ini juga belum diuji dan ditinjau oleh rekan peneliti lain.
Sementara itu otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada Senin mempersingkat masa isolasi untuk orang yang simptomatik Covid-19. Kali ini, CDC merekomendasikan isolasi menjadi lima hari dari sebelumnya 10 hari.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.