Kabar Utama
Asa Juara Garuda
Indonesia memiliki waktu istirahat lebih panjang untuk melakoni partai final.
JAKARTA -- Tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia akan menghadapi Thailand pada partai final Piala AFF 2020. Thailand menyusul Indonesia ke final setelah mengalahkan Vietnam di babak empat besar dengan agregat gol 2-0.
Skuad Garuda akan melakoni leg pertama partai puncak Piala AFF 2020 pada Rabu (29/12) malam di Stadion Nasional Singapura. Sedangkan leg kedua digelar dua hari kemudian. Sedangkan pertandingan leg kedua Thailand vs Vietnam semalam berujung 0-0 setelah pada leg pertama Thailand unggul 2-0.
Timnas Indonesia bisa dibilang memiliki kondisi yang lebih diuntungkan dibandingkan Thailand. Sebab, Evan Dimas dan kawan-kawan memiliki waktu tiga hari untuk pemulihan setelah melakoni laga dramatis melawan Singapura pada leg kedua semifinal, Sabtu (25/12). Sementara Thailand hanya memiliki waktu istirahat dua hari.
Keuntungan tersebut akan dimanfaatkan secara maksimal oleh pelatih Shin Tae-yong. Target meraih gelar Piala AFF pertama setelah gagal di lima partai final sebelumnya tentu bakal diusung skuad Garuda di dua laga terakhir di edisi ke-13 turnamen sepak bola paling bergengsi antar negara di kawasan Asia Tenggara tersebut. ''Waktu istirahat lebih banyak ini akan kami manfaatkan untuk mempersiapkan tim agar lebih baik,'' kata Shin selepas laga melawan Singapura pada Sabtu.
Terkait pertandingan saat melawan Singapura, Shin mengakui laga tersebut dipenuhi berbagai drama yang menguras tenaga dan emosi.
"Kedua tim sangat bekerja keras, saya sudah bicara kepada pemain sebelum pertandingan bahwa tim Singapura kuat dalam set piece. Kami bisa mendapatkan hasil yang baik jika hanya hati-hati,” kata Shin Tae-yong, dilansir dari laman resmi PSSI, Ahad (26/12).
Namun, kata Shin, para pemain tidak fokus dalam mengantisipasi set piece Singapura. Dalam laga leg kedua semifinal kemarin, dua gol Singapura berasal dari bola mati. "Karena tidak fokus untuk set piece, jadi sampai bisa dikatakan ke neraka dan ke surga, bolak-balik,” katanya.
Shin menuturkan, para pemain timnas Indonesia perlu dimatangkan lagi untuk bisa terus berkembang. Sebab, ketika dalam tekanan, permainan timnas menjadi berantakan. "Bagian itu harus diperbaiki," katanya.
Ucapan Shin tersebut bukan tanpa alasan. Indonesia yang sempat unggul 1-0 harus mengakhiri babak pertama dengan skor imbang karena kebobolan oleh Singapura lewat tendangan bebas di menit akhir. Sejak menit ke-66, tepatnya saat wasit mengganjar pemain Singapura, Irfan Fandi, dengan kartu merah, Indonesia tampil menghadapi sembilan pemain tuan rumah.
Keunggulan jumlah pemain belum bisa bisa dimanfaatkan untuk segera mengunci kemenangan. Singapura justru berbalik unggul menjadi 2-1 lewat sepakan tendangan bebas Shahdan Sulaiman pada menit ke-74. Saat sukses menyamakan kedudukan menjadi 2-2, Indonesia nyaris kembali tertinggal pada pengujung babak kedua. Beruntung, kiper Nadeo Argawinata secara heroik mampu menepis tendangan penalti pemain Singapura, Faris Ramli. Indonesia akhirnya memastikan kemenangan di babak perpanjangan waktu dengan melesakkan dua gol dan membuat agregat menjadi 5-3.
Pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni menilai, situasi yang dihadapi pada leg kedua melawan Singapura dapat menjadi pelajaran berharga bagi para penggawa muda timnas Indonesia. Tantangan ini pula yang mesti dijawab Shin Tae-yong di partai final Piala AFF 2020. Secara teknis, kata dia, Shin Tae-yong dapat mengingatkan kembali para penggawa tim Merah-Putih untuk tidak tampil gegabah dan membuat pelanggaran-pelanggaran yang dapat merugikan tim.
''Shin Tae-yong mesti mengingatkan terus kepada para pemain soal pentingnya untuk tidak mudah melakukan pelanggaran. Jadi tidak ada lagi kesalahan-kesalahan elementer yang memaksa tim melakukan pelanggaran yang tidak perlu, yang akhirnya merugikan tim,'' kata Kusnaeni kepada Republika, kemarin.
Menurut Kusnaeni, hal yang perlu ditingkatkan adalah soal kolektivitas permainan. Para pemain pun diharapkan bisa sedikit menurunkan ego saat berupaya menyelesaikan serangan. Di laga kontra Singapura, Indonesia sebenarnya memiliki peluang yang cukup banyak. Namun, peluang itu gagal dikonversi menjadi gol lantaran kurang tepatnya pengambilan keputusan oleh para pemain.
Ia mengatakan, hal tersebut perlu diperbaiki agar permainan Indonesia semakin meningkat di partai final. Apalagi, lawan yang akan dihadapi dinilai memiliki kualitas permainan yang bagus. ''Soalnya, di final nanti, kemungkinan besar peluangnya tidak akan terlalu banyak seperti di laga semifinal,'' kata Kusnaeni.
Pengamat sepak bola Akmal Maharli mengatakan, skuat Garuda tak boleh berpuas diri dengan keberhasilan melangkah ke final Piala AFF 2020. "Kita masih membutuhkan pembenahan, baik mulai dari stamina, mental, dan cara bermain,'' kata Akmal.
Masyarakat Indonesia menaruh harapan besar kepada timnas agar bisa merengkuh gelar Piala AFF. Doa dan dukungan pun diberikan berbagai kalangan, tak terkecuali oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.
"Alhamdulilah kita menang 4-2 dari Singapura dan lolos ke final. Ini akan menjadi final keenam kalinya buat Indonesia di Piala AFF. Lima sebelumnya kita selalu menjadi runner-up," ujar Wapres dalam laman resmi instagram miliknya, Sabtu (25/12).
Kiai Ma'ruf juga menyampaikan terima kasih kepada pelatih, para pemain yang telah berjuang di lapangan hingga putaran final. Ia berharap para pemain dan pelatih dapat memberikan terbaik di pertandingan final mendatang. "Semoga final kali ini, semuanya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," ujarnya.
Menteri BUMN Erick Thohir turut mengapresiasi perjuangan Garuda yang telah bekerja keras untuk lolos ke final. "Pencapaian yang luar biasa, lolos ke final Piala AFF mengalahkan tim tuan rumah Singapura, 4-2," kata Erick.
Pekik Kemenangan
Keberhasilan Timnas Indonesia melaju ke final Piala AFF 2020 dirasakan hampir seluruh masyarakat di Tanah Air. Di Sleman, DIY, euforia dan ketegangan pertandingan leg kedua semifinal kontra Singapura yang penuh drama sejak detik pertama turut dirasakan dari balik warung angkringan.
Hal itu salah satunya seperti yang terlihat di Angkringan Pak Unyil yang ada di pinggir Jalan Pandega Marta, Kalurahan Sinduadi, Kapanewon Mlati. Menjelang tutup sekitar 21.10 WIB, hanya ada empat pelanggan tersisa karena makanan yang disajikan sudah tidak banyak. Hanya ada dua bungkus bakmi, enam sate usus, dua martabak sayur, dua tahu bakso, dan beberapa kepala/ceker ayam.
Sedangkan, nasi kering tempe maupun nasi sambal teri, sate telur, sate bakso, tempe/tahu/bakwan goreng dan lauk-lauk lain habis. Republika dan satu orang bernama Mbah No, duduk di kursi depan dekat tiga teko hangat yang dimasak di atas arang panas. Satu bapak berbaju garis-garis memesan teh hangat duduk di kursi timur angkringan.
Selain itu, ada satu pelanggan lain berkaca mata dan berjaket Jeans biru yang memesan kopi hitam duduk sebelah Mas Unyil. Uniknya, cuma mereka berdua yang dapat menonton pertandingan melalui live streaming dari ponsel Mas Unyil. Sisanya, hanya bisa mengikuti jalannya pertandingan dari suara komentator sambil sesekali mendapat penjelasan dari mereka. Walau tanpa melihat, reaksi mereka berdua tiap ada kesalahan cukup menambah seru suasana angkringan.
"Duh, malah kegolan (kebobolan)," kata pelanggan berjaket jeans tampak kesal, usai Indonesia yang unggul jumlah pemain setelah dua pemain Singapura mendapat kartu merah, malah tertinggal karena kebobolan gol kedua dari Singapura, Sabtu (25/12) malam.
Ponsel itu tidak cuma menjadi satu-satunya yang menyiarkan jalannya pertandingan, tapi juga menjadi satu-satunya gawai yang ada di meja. Pelanggan lain tidak mengeluarkan ponsel selama di angkringan.
Selain asap dari lubang-lubang teko, suara tegang komentator tentang peluang-peluang yang selalu gagal menjadi gol menambah suasana panas. Memasuki menit ke-80, wajah semua orang bertambah muram karena tampaknya Indonesia harus menerima kekalahan.
Satu pelanggan lain yang datang dan memesan jahe panas untuk dibawa pulang harus menunggu lebih lama karena semua fokus mengamati pertandingan. Selain itu, satu pelanggan lain yang datang membeli dua bakmi dibawa pulang ikut mendengarkan.
Namun, senyap berubah menjadi harap, ketika pada menit ke-87 Indonesia berhasil menyamakan kedudukan. Gol penyama itu seperti menjadi penenang bagi semua orang. "Sing golke kita to (yang membuat gol kita kan)," ujar Mbah No, meyakinkan yang didengar tidak salah.
Hadiah penalti yang didapatkan Singapura sempat membuat suasana yang tadinya sudah tenang kembali tegang. Sorak sorai pun tak tertahankan ketika kiper Indonesia, Nadeo Argawinata, sukses melakukan penyelamatan gemilang untuk menjaga skor tetap sama 2-2.
Di babak perpanjangan waktu, suasana semakin tegang. Namun, ketegangan akhirnya hilang ketika Indonesia melesakkan gol ketiga. Para pelanggan warung angkringan pun akhirnya bergantian mengambil lauk-lauk yang masih tersisa sebagai kudapan.
"Nek (kalau) masih kalah kebangetan to, wong pemaine Singapura wes (sudah) kartu merah dua," kata pelanggan berbaju garis-garis, sambil memilih dan mengambil martabak.
Pertandingan tetap terpantau seru walau beberapa kali live streaming terganggu sinyal. Obrolan yang ada di meja angkringan pun turut diisi analisis-analisis sederhana tentang perbedaan pemain Indonesia dan Singapura. Sesekali, perbincangan merambah dari olahraga menjadi sejarah Indonesia dan Singapura. Ada pula perbincangan tentang kerabat-kerabat yang bekerja di Singapura, dan cukup bedanya penghasilan pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja di sana.
Selama pertandingan berlangsung, walau malam Ahad, tidak banyak pula kendaraan yang melintas. Karenanya, sekalipun cuma mendengarkan suara komentator, kondisi itu membuat semua orang tampak memberi fokus secara penuh kepada pertandingan.
Gol keempat menit 105+2 pada babak perpanjangan melegakan seisi angkringan. Usai pertandingan, semua menghabiskan minuman, kembali ke masing-masing kendaraan, membawa satu senyuman dan satu harapan agar Indonesia meraih satu lagi kemenangan di laga penentuan.
"Wes final wes, ketoke (kelihatannya) menang iki final," ujar Mas Unyil usai menerima pembayaran dari pelanggan-pelanggan yang berpamitan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.