Seorang warga menuntut sepedanya di trotoar Jalan Raya Baijiazhuang, Beijing, Cina, Ahad (7/11/2021). Akibat badai salju, Otoritas Cina mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat setempat untuk mewaspadai rendahnya suhu udara pada musim dingin tahun i | ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie

Internasional

Cina Waspada Cuaca Ekstrem

Badan Cuaca Cina mengeluarkan peringatan badai salju level tertinggi kedua.

BEIJING -- Badan Cuaca Cina mengeluarkan peringatan badai salju level tertinggi kedua pada Ahad (7/11). Negeri Tirai Bambu saat ini memang sedang dilanda gelombang dingin yang dikhawatirkan mengganggu lalu lintas dan memicu wabah flu di tengah naiknya kasus infeksi Covid-19.

Pusat Meteorologi Nasional Cina memprediksi, cuaca buruk akan terus berlangsung di bagian timur laut negara itu. Ketebalan salju di beberapa wilayah diprediksi mencapai 45 milimeter atau 1,8 inchi dalam 24 jam.

Kondisi ini diperkirakan diperparah dengan hujan salju lebat di seluruh wilayah bagian utara. Tahun ini, salju turun 23 hari lebih awal dari tahun-tahun biasanya di Ibu Kota Beijing.

Sementara suhu udara pada Ahad malam diprediksi turun sampai ke titik terendahnya dalam satu dekade terakhir. Pusat Meteorologi Nasional menambahkan, cuaca dingin juga menyapu Beijing ke Shanghai hingga Guangzhou. Menekan suhu hingga 14 derajat Celcius.

photo
Sejumlah sepeda bergelimpangan di depan pintu masuk stasiun subway Nongzhanguan, Beijing, Cina, Ahad (7/11/2021). Akibat badai salju, Otoritas Cina mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat setempat untuk mewaspadai rendahnya suhu udara pada musim dingin tahun ini yang lebih ekstrem dibandingkan musim dingin pada tahun-tahun sebelumnya. - (ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie)

Gelombang dingin ini diperkirakan dapat memicu wabah flu terjadi saat 20 kota lebih di utara Cina melaporkan peningkatan kasus infeksi Covid-19. Selain itu sejak pertengahan Oktober juga terjadi wabah sporadis di di barat daya, di Kota Chongqing dan Provinsi Sichuan dan Yunnan.

Sementara itu, ratusan ribu orang warga Beijing justru keluar rumah untuk berwisata dan menikmati tempat-tempat wisata bersalju seperti Kota Terlarang dan Universal Studios Resort. Hal ini dilakukan, meski telah ada imbauan dari pemerintah menerapkan pembatasan sosial.

Sejak Sabtu (10/11) pagi, Beijing telah dilanda kabut tebal yang diikuti hujan dengan intensitas sedang hingga malam hari. Beberapa sekolah dasar dan menengah di ibu kota Cina, telah diinstruksikan untuk tidak menggelar aktivitas luar ruang sejak Kamis (4/11) karena cuaca buruk.

Namun, di sisi lain, sekitar 300 orang anggota Komite Pusat Partai Komunis Cina juga tengah bersiap menggelar rapat pada Senin dan Selasa (8-9/11).

Sementara, utusan Iklim Amerika Serikat (AS) John Kerry mengatakan, para negosiator iklim negara itu melakukan pembicaraan yang berarti dengan rekan-rekan mereka dari Rusia dan Cina di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim di Glasgow, Skotlandia. Pembicaraan dengan dua negara itu, menurutnya, membuat terlambat dalam konferensi pers pada Jumat (5/11).

Kerry mengatakan AS berbicara dengan pejabat Rusia di KTT tentang upaya untuk mengurangi polusi dari metana, gas yang merusak iklim. "Kami berbicara tentang bagaimana kami dapat menangani metana, mungkin bekerja sama," kata Kerry tentang perwakilan Rusia.

Selain Rusia, Kerry pun menyatakan telah melakukan pembicaraan dengan perwakilan Cina. "Dan kami bertemu dengan Cina di sini, dan kami telah berbicara selama beberapa hari untuk mencari tahu, apakah ada kesamaan sebagai cara untuk mencoba bergerak maju. Ada rasa urgensi," ujarnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping melewatkan putaran pembicaraan iklim para pemimpin dunia dalam acara tersebut. Keputusan itu pun memicu keluhan dari Presiden AS Joe Biden ketika dia hadir beberapa hari yang lalu.

Biden akhir pekan lalu menyalahkan Xi dan Putin tidak muncul dalam KTT COP26 karena kurangnya kemajuan lebih lanjut dalam diskusi iklim Kelompok 20. Cina adalah penghasil emisi bahan bakar fosil perusak iklim terbesar di dunia saat ini, AS yang kedua, dan Rusia di lima besar.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat