Ekonomi
Cermat Berinvestasi Sesuai Tuntunan
Investasi harus disertai dengan sikap benar, amanah, dan cerdas.
Ekonomi syariah memberikan panduan terhadap umat Islam untuk mengelola keuangan dengan mengikuti jejak-jejak Rasulullah SAW. Bukan hanya mencari keuntungan, berinvestasi dengan skema syariah akan tetap mengutamakan nilai-nilai yang sesuai dengan tuntunan agar dapat memberikan manfaat untuk sesama.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI) Irwan Abdalloh menjelaskan, dalam mengelola keuangan disarankan mengikuti jejak Rasulullah, yaitu siddiq atau benar, amanah atau jujur, dan fathonah atau cerdas.
"Yang membedakan pengelolaan keuangan syariah adalah perhatian kepada tujuan akhir, yaitu akhirat salah satunya melalui instrumen zakat, infak, sedekah, dan wakaf," kata Irwan dalam webinar LIKES Talk dengan tema “Millenial Jago Atur Duit”, akhir pekan lalu.
Irwan menyampaikan, saat ini secara umum sudah tersedia instrumen investasi syariah yang bisa dipilih milenial sesuai karakter masing-masing. Dia mencontohkan, jika mempunyai profil risiko rendah bisa mengambil produk sukuk atau surat utang syariah. Sedangkan, untuk investor yang mempunyai profil risiko tinggi bisa mengambil investasi saham.
Laznas Bangun Sejahtera Mitra Umat (Laznas BSMU) bersama PT Bank Syariah Indonesia Tbk berkomitmen meningkatkan literasi dan edukasi mengenai ekonomi syariah ke berbagai lini masyarakat. Kedua lembaga bersepakat golongan masyarakat yang paling potensial untuk menggerakkan ekonomi syariah adalah masyarakat milenial.
Untuk mencapai hal tersebut Laznas BSMU bersama BSI pun menyelenggarakan webinar LIKES Talk tersebut. Likes and Educational Group Manager Laznas BSMU, Aprilia Eviyanti berharap, dengan webinar LIKES Talk ini milenial bisa belajar tidak hanya bagaimana mengelola keuangan, tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
CFO Fineaja, Zahra Nabila Kurnia, memberikan tips dalam mengelola keuangan untuk milenial. Pertama, ujarnya, harus mempunyai tujuan spesifik dalam berinvestasi. Kedua, perencanaan keuangan pun harus terukur sesuai tujuan tersebut. Menurutnya, investor perlu merancang perencanaan keuangan yang realistis sehingga bisa dicapai.
Zahra turut memberikan tips pengelolaan keuangan dengan skema 50-30-20. Dalam mekanisme pengelolaan keuangan ini, disarankan mengalokasikan 50 persen uang yang dimiliki untuk keperluan pokok, seperti rumah, tagihan, transportasi, dan asuransi. Untuk 30 persen sisanya bisa digunakan untuk kebutuhan hiburan, yaitu belanja dan hobi. Sedangkan, 20 persen sisanya dapat digunakan untuk tujuan keuangan dan tabungan masa tua.
Dalam tipsnya, Zahra juga memberikan penekanan untuk selalu menyisihkan uang yang dimiliki sebagai dana darurat. Untuk jumlah dana darurat disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Misalnya, untuk lajang sebanyak tiga sampai enam kali pengeluaran per bulan dan untuk yang sudah menikah antara 6-12 kali pengeluaran per bulan. Dia mengingatkan, dana darurat harus disimpan dalam instrumen yang aman, likuid, dan mudah diakses.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.