Olahraga
Sejarah Bali dan Sulut di Basket PON
Pada PON 2016, Bali hanya sampai babak perempat final setelah dikalahkan Jawa Tengah (Jateng) .
MIMIKA -- Sejarah tercipta dalam cabang olahraga bola basket PON XX Papua. Untuk kali pertama sepanjang gelaran PON, tim putri Bali dan tim putra Sulawesi Utara (Sulut) berhasil menembus final setelah mengalahkan lawan-lawannya pada semifinal di Mimika Sport Complex, Mimika, Kamis (7/10).
Uniknya, Bali dan Sulut sama-sama meraih kemenangan dalam posisi tertinggal lebih dulu. Sejarah pertama diciptakan tim putri Bali yang menundukkan Sulawesi Selatan (Sulsel) 52-41. Bali tertinggal 6-15 pada kuarter pertama dan menipiskan skor ketertinggalan 21-16 pada half time.
Tim asuhan Muflih Farhan kemudian makin agresif pada kuarter ketiga dan membalikkan keadaan menjadi 37-32 hingga akhirnya memenangkan pertandingan dengan keunggulan 11 poin.
Di final, Bali akan kembali bertemu pesaing dari Pool X, yakni Jawa Timur (Jatim). Jatim yang diunggulkan melaju ke partai puncak setelah membekuk DKI Jakarta dengan skor telak 71-47.
Farhan menyebut torehan sejarah yang diukir skuad-nya di PON XX Papua tak diraih secara instan. Ia mengatakan, para pemain Bali rata-rata sudah bermain bersama sejak umur 12 tahun.
Mayoritas pemain tersebut diarahkan untuk memperkuat klub Merpati Bali yang berlaga di kompetisi bola basket putri nasional, Srikandi Cup. Dari sana, mereka terus diasah dalam beberapa kejuaraan lain.
Pada PON 2016, Bali hanya sampai babak perempat final setelah dikalahkan Jawa Tengah (Jateng) yang pada akhirnya merebut medali emas PON 2016. Setelah itu, mereka lolos ke PON Papua via kualifikasi dan masuk ke Pool X, di mana mereka kembali bersua Jateng. Namun, Bali yang sudah berbeda dibandingkan tahun 2016 mampu lolos ke semifinal, salah satunya dengan menyingkirkan Jateng.
"Sekarang kami bisa mengalahkan Jateng dan masuk final. Alhamdulillah. Ini kebangkitan bola basket Bali. Dengan ini bola basket putri Bali mulai diperhitungkan," kata Farhan.
Center Ni Putu Eka Liana Febiananda juga tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya bisa membawa Bali ke final PON Papua. Saking senangnya, Liana sampai menangis saat merayakan kemenangan atas Sulsel. "Kami sangat ingin masuk final. Kami mau membuktikan kepada orang-orang yang meremehkan kami bahwa kami bisa," ujar dia.
Bali kalah 30-51 dalam laga penentuan juara Pool X kontra Jatim. Farhan yakin para srikandinya bakal lebih baik. Ia menilai hasil itu tak bisa menjadi patokan karena timnya dirugikan jadwal dan tak punya waktu cukup beristirahat. “Kalau bicarakan final, berarti kita cuma menyinggung dua hal, yaitu strategi dan mental. Siapa yang unggul, dia yang menang," ujar Farhan.
Sementara, Sulut mencetak sejarah setelah mengandaskan perlawanan Jateng dengan skor 65-57. Seperti Bali, Sulut tertekan sejak awal. Para pemain yang biasanya menjadi penyumbang poin mati kutu. Sulut tertinggal 8-21 pada kuarter pertama dan sedikit mendekat 22-30 pada half time.
Tanda-tanda kebangkitan tak berlanjut pada kuarter ketiga. Sulut mencetak 17 poin dan kemasukan 18 angka sehingga masih tertinggal 39-48. Namun, pelatih Roland Lengkong mampu memotivasi para pemainnya untuk meningkatkan tempo permainan dengan menerapkan full court press. Sulut perlahan mengejar dan membalikkan skor dengan memanfaatkan transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
Di final, Sulut akan bertemu DKI Jakarta yang sudah 13 tahun belum merasakan tampil di final. DKI lolos ke partai puncak setelah mengatasi Jatim 78-70.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.