Ekonomi
Asuransi Syariah Perkuat Digitalisasi
Penetrasi asuransi di Indonesia masih kalah dibandingkan rata-rata negara ASEAN.
JAKARTA – Industri asuransi syariah berupaya memperkuat digitalisasi agar bisa menjangkau lebih banyak masyarakat. Kemudahan dalam mengakses produk proteksi diyakini menjadi kunci bagi peningkatan penetrasi asuransi syariah di Indonesia.
President Director Prudential Indonesia Jens Reisch menyampaikan, asuransi syariah perlu melakukan banyak terobosan dan inovasi.b"Prudential Indonesia berkomitmen untuk terus memajukan ekosistem syariah dari sisi proteksi agar manfaatnya bisa dirasakan oleh lebih banyak orang," kata Reisch pada Rabu (28/4).
Kolaborasi ini melengkapi ekosistem kami untuk menyediakan layanan keuangan pada masyarakat.JASON THOMPSON, CEO OVO
Reisch mengatakan, saat ini hanya 17 juta orang yang memiliki polis asuransi di Indonesia. Persentasenya jauh di bawah negara-negara tetangga yang sudah sadar terhadap manfaat proteksi.
Prudential Indonesia pun bekerja sama dengan OVO meluncurkan asuransi syariah berbasis digital PRUTect Care-Hospital Cash. Reisch menyampaikan, produk ini dirancang khusus untuk menjadi solusi masyarakat yang mencari produk proteksi dengan harga terjangkau.
"PRUTect Care-Hospital Cash ini adalah produk pertama kita dengan kontribusi yang terendah, juga mudah diaksesnya melalui aplikasi OVO," kata Reisch.
Otoritas Jasa keuangan (OJK) mencatat, hingga 2020, penetrasi industri asuransi Indonesia masih di bawah empat persen atau kalah dari negara di ASEAN seperti Singapura yang mencapai sembilan persen maupun rata-rata ASEAN yang sebesar 6-7 persen. Penetrasi asuransi yang masih rendah yakni hanya 3,03 persen membuat Prudential Indonesia melakukan kolaborasi termasuk dengan OVO.
Menurut survei OVO pada 2020, tiga alasan utama masyarakat belum membeli asuransi adalah harga premi yang tidak terjangkau sebesar 63 persen, proses klaim rumit sebesar 46 persen, dan tidak mengerti produk asuransi sebesar 80 persen. Dengan meluncurkan produk asuransi digital syariah di aplikasi OVO, diharapkan lebih banyak masyarakat dapat mengakses secara mudah.
View this post on Instagram
Chief Executive Officer OVO Jason Thompson mengatakan, kolaborasi tersebut sesuai dengan misi perusahaan dalam menyediakan produk layanan keuangan yang menyeluruh. OVO telah mengembangkan fitur proteksi yang menawarkan sejumlah produk asuransi.
"Kolaborasi ini melengkapi ekosistem kami untuk menyediakan layanan keuangan pada masyarakat," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menekankan pentingnya transformasi digital dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Menurutnya, digitalisasi telah memberikan dampak positif terhadap perkembangan industri halal maupun keuangan syariah.
"Digitalisasi berperan signifikan, di antaranya dalam menahan laju penurunan kinerja penjualan produk industri halal, mempercepat mekanisme audit online dalam pengajuan sertifikasi halal, mendorong peningkatan keuangan sosial syariah terutama dalam hal pembayaran Ziswaf secara online oleh masyarakat,” kata Kiai Ma’ruf dalam Webinar Ekonomi Syariah Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Dipenogoro, Rabu (28/4).
Ma’ruf mengatakan, salah satu contoh peningkatkan nilai transaksi produk halal adalah melalui perdagangan elektronik. Meski di tengah pandemi Covid-19, transaksi produk halal justru mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
View this post on Instagram
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), nominal transaksi produk halal melalui perdagangan elektronik selama Mei sampai Desember 2020 secara kumulatif tumbuh 49,52 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.
"Pada Mei 2020 bertepatan dengan pembatasan arus mudik dan pengurangan hari libur sepanjang Hari Raya Idul Fitri 1441 H justru terjadi lonjakan transaksi produk halal melalui niaga daring,” katanya.
Selain itu, Wapres menyampaikan, digitalisasi juga sudah dilakukan dalam segmen pembayaran yang digunakan oleh masyarakat selama pandemi. Selama 2020, metode pembayaran transaksi produk halal di niaga daring didominasi oleh uang elektronik dan transfer bank, masing-masing sebesar 42,10 persen dan 23,08 persen dari pangsa pasar.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.