Kisah Dalam Negeri
Trauma Warga Terdampak Kebakaran Kilang
Warga mengaku trauma dengan kebakaran hebat yang terjadi pada tangki di dalam kilang.
OLEH LILIS SRI HANDAYANI, AMRI AMRULLAH
Warga terdampak kebakaran Pertamina RU VI Balongan mengharapkan ada relokasi ke tempat yang aman. Mereka mengaku trauma dengan kebakaran hebat yang terjadi pada tangki di dalam kilang tersebut.
Hal itu seperti yang disampaikan Satini (30 tahun), warga Blok Wismajati, Desa/Kecamatan Balongan. Rumahnya hanya berjarak puluhan meter dari dinding pembatas kompleks Pertamina RU VI Balongan. ‘’Saya sering mencium bau menyengat seperti gas. Nggak nyaman, pengennya sih pindah (relokasi),’’ tutur Satini, Selasa (30/3).
Saat ledakan terjadi pada Senin (29/3) dini hari, Satini sudah tertidur bersama dua anak dan suaminya. Mereka semua terbangun karena kaget mendengar suara ledakan yang membuat rumah mereka bergetar. Rumah Satini pun mengalami kerusakan. Kaca-kaca jendelanya pecah, plafon runtuh, dan tembok rumahnya retak-retak.
Satini yang baru melahirkan 1,5 bulan lalu pun berlari menyelamatkan diri sambil menggendong bayinya. Begitu pula suami dan anak pertamanya. "Pokoknya trauma," kata Satini.
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Sarkim. Dia juga menginginkan relokasi tempat tinggal. Sarkim mengaku sering mencium bau tak sedap di sekitar tempat tinggalnya, terutama ketika Pertamina melakukan perawatan. "Apalagi setelah peristiwa kebakaran kemarin, saya trauma," kata Sarkim.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum seusai meninjau lokasi pengungsian di GOR Bumi Patra Indramayu mengaku sudah menerima aspirasi masyarakat yang ingin direlokasi dari rumah mereka saat ini. "Mereka takut, juga suka mencium bau (menyengat) dan muntah-muntah kalau ada kebocoran," ungkap Uu.
Keinginan warga, lanjut Uu, akan segera disampaikan kepada gubernur Jabar. Selanjutnya, mereka akan berkoordinasi dengan kepala daerah setempat dan Pertamina.
"Kalaupun jadi direlokasi, biasanya tanah disiapkan oleh pemerintah daerah setempat. Pemerintah provinsi biasanya membantu membangun rumah warga atau bisa juga dibantu Pertamina," kata Uu.
Untuk saat ini, lanjut Uu, Pertamina menjanjikan akan mengganti kerugian rumah warga yang rusak akibat terdampak ledakan. Semua biaya perawatan di rumah sakit para korban luka ringan dan berat, kata Uu, ditanggung Pertamina.
Kebakaran yang terjadi pada Senin (29/3) pukul 00.45 WIB berdampak pada lima desa, meliputi Desa Balongan, Desa Sukareja, Desa Rawadalem, Desa Sukaurip, dan Desa Tegalurung. Terdapat sekitar 932 warga terdampak.
Mereka yang berada dalam radius 300 meter dari titik kebakaran diungsikan. Sebanyak 220 orang mengungsi di GOR Komplek Perum Pertamina Bumi Patra, sebanyak 320 orang di Pendopo Kantor Bupati Indramayu, dan 392 orang di Gedung Islamic Center Indramayu.
Menteri Sosial Tri Rismaharini pada Senin (29/3) telah meninjau pengungsi di tiga tempat pengungsian untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak kebakaran terpenuhi. Dalam kesempatan itu, Mensos menyalurkan bantuan logistik senilai Rp 305 juta. Bantuan tersebut, antara lain, terdiri atas makanan siap saji sebanyak 600 paket, makanan anak 300 paket, selimut, kasur, dan tenda gulung.
Hingga Selasa, berbagai pihak masih fokus melakukan pemadaman api di tangki yang terbakar. Berdasarkan pantauan Republika pada pukul 08.00 WIB, api masih berkobar dan mengeluarkan asap hitam yang membubung tinggi. Kepulan asap bahkan terlihat dari jarak sekitar sepuluh kilometer.
Unit Manager Commrel & CSR Pertamina RU VI Balongan Indramayu, Cecep Supriyatna, mengakui, upaya pemadaman sulit dilakukan selama bahan bakar yang terbakar dalam tangki belum habis. Dia menyebutkan, ada 23 ribu kiloliter bahan bakar yang terbakar.
Upaya yang dilakukan saat ini adalah melokalisasi kobaran api agar tidak menyebar ke tempat lain. Selain itu, pihaknya terus melakukan pendinginan terhadap aset-aset lain agar tidak ikut terbakar.
Penyebab ledakan dan kebakaran hingga kini belum dapat dipastikan. "Kita masih fokus ke upaya pemadaman," kata Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto saat mengunjungi Pertamina RU VI Balongan Indramayu, Selasa (30/3).
Arief menyatakan, pemadaman mulai dilakukan secara ofensif. Dia berharap api bisa segera dipadamkan dengan peralatan lebih lengkap. "Saya sebagai Kabaharkam bertugas melakukan asistensi terhadap proses pemadaman dan pengamanan objek vital ini," katanya.
SPBU lancar
Insiden terbakarnya tangki di kilang minyak Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, sejauh ini tak berdampak terhadap pasokan bahan bakar minyak (BBM). Pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina di sejumlah daerah mengaku masih menerima pasokan sesuai permintaan.
Kepala SPBU Pertamina di Cikini, Jakarta Pusat, Pamin, mengatakan, pasokan BBM masih seperti biasa layaknya sebelum ada kebakaran. Kendati kebakaran di Kilang Balongan terjadi pada Senin (29/3) dini hari, pasokan BBM tetap datang pada Senin dan Selasa.
Pasokan untuk Rabu, kata dia, juga sudah dipesan dan bisa dipastikan datang sesuai jumlah permintaan. Namun, Pamin enggan memerinci jumlah BBM yang dipesan per hari untuk SPBU berkode 31.103.03 itu. Ia hanya memastikan bahwa stok BBM aman dan tak terdampak insiden kebakaran tangki kilang minyak.
"Stok BBM cukup untuk kebutuhan tiga hari ke depan. Karena masih PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat), sebetulnya penjualan juga menurun. Namun untuk menjaga kestabilan stok, setiap hari kami selalu order," kata Pamin kepada Republika, Selasa (30/3).
Pamin menambahkan, pasokan BBM juga tak terganggu di SPBU Pertamina di Pramuka, Jakarta Timur. BBM masih tersedia untuk beberapa hari ke depan dan pasokan selalu ditambah setiap harinya.
Pamin mengetahui pasokan SPBU Pramuka karena ia juga menjabat sebagai kepala di SPBU berkode 31.131.01 itu. SPBU Cikini dan Pramuka dikelola langsung oleh PT Pertamina.
Pasokan BBM juga tak terganggu di SPBU Pertamina di Kramat Raya, Jakarta Pusat. Kepala SPBU berkode 34.104.01 itu, Aip Sutarlan, mengatakan, pasokan BBM selalu datang sesuai permintaan dan jadwal pada Senin dan Selasa. Pasokan untuk Rabu, kata dia, juga sudah dipesan. Namun, ia enggan menyebutkan jumlah BBM yang dipesan per hari untuk SPBU yang dikelola pihak swasta itu.
Aip menyebut, hingga saat ini tidak ada pengurangan kuota pasokan BBM maupun untuk beberapa hari ke depan. Stok BBM yang ada sekarang cukup untuk masyarakat dalam empat hari ke depan. "Stok sampai empat hari ke depan masih cukup," kata Aip menegaskan.
Kilang Balongan memiliki peran strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat, dan sekitarnya. Direktur Logistik, Supplay Chain, dan Infrastruktur Pertamina Mulyono pada Senin (29/3) memperkirakan, butuh waktu empat sampai lima hari untuk memulihkan dan mengoperasikan kembali Kilang Balongan.
Namun, ia memastikan, stok BBM nasional aman. Stok bensin cukup untuk 27-28 hari ke depan. Solar aman hingga 20 hari lagi. Begitu juga avtur yang cukup untuk 74 hari ke depan.
Di Bogor, Jawa Barat, pasokan BBM ke SPBU juga terpantau lancar. Salah satunya di SPBU 34.161.02 di Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. SPBU tersebut masih menerima total 40 ribu liter BBM pada Selasa kemarin. "Pengiriman BBM masih normal," kata pengawas SPBU 34.161.02, Irawan.
Pihaknya juga belum menerima pesan dari pusat apakah ada pengurangan pasokan untuk beberapa hari atau beberapa pekan ke depan. "Masih lancar, mulai dari Pertalite, Pertamax, Dex Lite, Pertamina Dex, Solar, dan PLK,” ujar Irawan.
SPBU 34-16109 di Jalan KS Tubun, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, juga masih menerima 25 ribu liter BBM. “Hari ini masih terima 16 ribu liter Pertalite, 8.000 liter PLK, dan 1.000 liter solar,” kata Pengawas SPBU 34-16109, Sudaryono.
Sudaryono menyebutkan, sejauh ini juga belum ada kepanikan masyarakat atas pembelian BBM. “Pekan ini belum ada perubahan kuota BBM yang diterima. Gejolak permintaan juga belum ada, masih normal,” katanya.
Unit Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Region Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan memastikan, pasokan BBM secara nasional aman setelah insiden tangki T-301 di area Kilang Balongan, termasuk pasokan BBM di kawasan Bogor Raya dan sekitarnya. “Pasokan BBM aman, untuk Bogor Raya dan sekitarnya,” kata Eko kepada Republika, kemarin.
Eko mengatakan, pasokan BBM masih aman untuk seluruh SPBU Pertamina yang tersebar di kawasan Bogor Raya. Dengan rincian, 23 SPBU di Kota Bogor dan 118 SPBU di Kabupaten Bogor.
Wakil Gubernur Jabar Uu Rhuzanul Ulum pada Rabu (30/3) meninjau kebakaran di Pertamina RU VI Balongan. Dia pun sudah memperoleh penjelasan dari pihak manajemen Pertamina terkait pasokan BBM. "Pasokan BBM ke Jabar tidak akan terganggu," katanya.
Uu mengatakan, yang terbakar bukanlah kilang, melainkan tangkinya. Ada 72 tangki di kilang Balongan, dan yang terbakar hanya empat tangki. "Artinya ini tidak terlalu besar, tapi bukan berarti kami menganggap ini kecil," kata Uu.
Dirut Pertamina, Nicke Widyawati memastikan, yang mengalami kebakaran hanya di area tangki penyimpanan BBM. Dia menyebutkan, di Pertamina RU VI Balongan terdapat 72 tangki dengan kapasitas 1,35 juta kiloliter. Sedangkan yang terbakar ada empat tangki. Untuk kilang, Nicke menyatakan dalam kondisi aman. Tangki-tangki lainnya tidak ikut terbakar.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.