Nasional
JK Usulkan Masjid Jadi Tempat Vaksinasi
Jumlah vaksinasi harian masih belum memenuhi target satu juta dosis per hari.
JAKARTA – Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) mengusulkan masjid bisa menjadi tempat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara massal. JK menilai, masjid memiliki sarana penunjang kegiatan vaksinasi yang memadai, mulai dari halaman dan bangunan luas, hingga pengeras suara untuk mengumumkan pelaksanaan vaksinasi.
“Saya harapkan agar masjid bisa menjadi tempat vaksinasi Covid-19 untuk tingkat RT/RW,” ujar JK saat melantik Pengurus DMI Propinsi DKI Jakarta di Balai Kota Jakarta seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (17/3)
Namun, JK mengatakan, tidak semua masjid bisa digunakan untuk tempat pelaksanaan Covid-19. Sebab, hanya masjid yang memiliki halaman dan bangunan luas saja yang bisa menjadi tempat vaksinasi untuk tingkat RT/RW tersebut. “Jadi ini Masjid yang besar-besar saja yang menjadi tempat pelaksanaan vaksin Covid-19, jadi lebih mudah untuk mengaturnya,” kata dia.
JK juga mengingatkan, seluruh masjid agar menerapkan protokol kesehatan yang ketat menjelang bulan suci Ramadhan. Masjid, kata JK, harus patuh dalam menerapkan jaga jarak shaf shalat, memakai masker, membawa sajadah sendiri, dan masjid harus setiap hari dibersihkan dengan disinfektan.
“Satu bulan lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan, itu artinya kita melaksanakan ibadah puasa dalam suasana pandemi Covid-19. Untuk itu, masjid masjid harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata JK.
Hingga dua bulan sejak vaksinasi Covid-19 pertama pada pertengahan Januari lalu, total kurang lebih 6,5 juta dosis telah disuntikkan. Secara rinci, per Rabu (17/3), sebanyak 4.705.248 dosis pertama dan 1.876.140 dosis kedua telah diberikan ke masyarakat.
Jika dirata-rata, maka dosis yang diberikan kurang lebih sebanyak 100 ribu dosis per hari. Jumlah ini masih jauh dari target Presiden Jokowi yang menginginkan bisa mencapai satu juta dosis vaksin per hari disuntikkan ke masyarakat.
Pemerintah sejauh ini belum mempertimbangkan masjid besar untuk dijadikan lokasi vaksinasi. Namun, sejumlah langkah dilakukan pemerintah guna mempercepat cakupan vaksinasi Covid-19 tahap II bagi lanjut usia (lansia) dan petugas pelayanan publik. Di antaranya pelaksanaan vaksinasi suntikan pertama dan kedua dapat dilakukan di lokasi yang berbeda.
“Selain itu, vaksinasi juga diadakannya Sentra Vaksinasi Bersama BUMN di Istora Senayan,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmidzi.
Dalam petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19, dosis pertama dan kedua dapat dilakukan di tempat pelayanan berbeda. Misalnya, kata Nadia, penyuntikan vaksin yang pertama mengikuti pos atau sentra-sentra vaksinasi, sementara penyuntikan vaksin yang kedua dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang terdekat dengan tempat tinggal atau domisili yang bersangkutan.
“Hasil layanan vaksinasi harus tetap diinput ke dalam PCare Vaksinasi meskipun tempat vaksinasi dosis pertama dan kedua berbeda,” ujar Nadia.
Vaksinasi malam
Nadia mengatakan, Kemenkes kini juga sedang mempertimbangkan permintaan agar kegiatan vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan pada malam hari bertepatan dengan jadwal bulan puasa Ramadhan 1442 Hijriah. Saat ini, hal itu tengah dimatangkan, terutama terkait kesiapan.
“Apakah kita siap? (vaksinasi malam hari). Kita akan diskusikan dan matangkan lebih lanjut. Karena kematangannya gimana? Jangan sampai siang hari kita vaksin dan malam juga vaksin, nanti siapa yang datang? Tapi itu memungkinkan,” kata dia.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 Saat Berpuasa menjelaskan, vaksin dengan mekanisme injeksi intramuscular tidak membatalkan puasa seseorang, sepanjang tidak menyebabkan bahaya. Merujuk pada ketentuan tersebut, Kemenkes telah mempersiapkan seluruh mekanisme vaksinasi pada siang hari selama Ramadhan.
Permintaan MUI agar pelaksanaan vaksin dilakukan pada malam hari, kata Siti Nadia, merupakan rekomendasi alternatif saat proses di siang hari tidak dapat dilaksanakan. Pertimbangannya, kegiatan ibadah Ramadhan dilakukan umat Islam tidak hanya pada pagi, siang, dan sore hari tetapi juga berlangsung sepanjang hari bahkan hingga malam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.