Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Membangun Optimisme

Di tengah bencana beruntun, penting untuk membangun dan menumbuhkan kembali sikap optimisme.

Oleh MUHAMMAD RAJAB

OLEH MUHAMMAD RAJAB

Musibah dan terus melanda negeri ini. Mulai dari gunung meletus, banjir, tanah longsor, gempa bumi dan pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir. Hal ini tentu memberikan dampak kesusahan.

Namun demikian, di tengah kondisi yang demikian penting untuk membangun dan menumbuhkan kembali sikap optimisme.

Sikap optimisme dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah al-fa’l atau al-tafa’ul yang berarti harapan dan pandangan positif terhadap segala sesuatu di masa yang akan datang. Dengan demikian, sikap optimistis dapat dimaknai kemampuan seseorang dalam membawa kesulitan-kesulitan hari ini kepada harapan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Dalam Islam, sikap optimistis ditunjukkan dengan berprasangka baik kepada Allah bahwa dalam setiap kesulitan dan permasalahan terdapat kemudahan dan jalan keluar.

Optimisme merupakan salah satu ciri sifat orang-orang beriman. Sebaliknya, sikap pesimis atau putus asa adalah sifat orang-orang kafir dan orang yang tidak memahami tentang hakikat dari agama Islam. Sebab, Allah SWT telah melarang orang yang beriman untuk berputus asa dari rahmat-Nya (QS Yusuf: 87).

Orang yang memiliki optimisme akan selalu memancarkan cahaya kebaikan, baik dari lisan dan perbuatannya. Ia akan terhindar dari sifat keluh kesah yang dapat meruntuhkan semangat untuk bangkit dari kesulitan yang telah terjadi.

Karena itu, Rasulullah SAW sangat senang dan kagum dengan sikap optimis ini, seperti yang diriwayatkan dari Anas RA dari Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada penyakit menular, tidak ada thiyarah, dan al-fa’l (optimistis) membuatku kagum yaitu kata-kata yang baik.” (HR Muslim no 2224)

Optimisme banyak memberikan dampak positif untuk diri sendiri maupun orang lain. Misalnya, optimisme membuat orang menjadi tangguh dalam menghadapi berbagai macam persoalan hidup, seperti menghadapi musibah, bencana, dan kesulitan-kesulitan lainnya. Optimisme dalam hidup dapat dibangun dengan menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang sungguh-sungguh.

Pertama, keyakinan bahwa di setiap kesulitan yang Allah berikan kepada hamba-Nya pasti ada kemudahan (QS al-Insyirah: 5-6). Kedua, keyakinan bahwa rahmat Allah SWT sangat luas.

Ketiga, keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini merupakan takdir dan ketentuan Allah SWT. Tidak ada satu musibah pun yang terjadi di bumi kecuali atas izin dan kehendak Allah SWT. Allah pula tidak akan membebani seseorang di luar batas kemampuannya (QS al-Baqarah: 256).

Keyakinan dan kesadaran tersebut akan memunculkan sikap husnuzan atau berprasangka baik dan raja’ (harapan) kepada Allah. Namun demikian, optimisme tetap harus diiringi dengan ikhtiar dan upaya terbaik serta tawakkal kepada Allah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat