Panorama salah satu bangunan dalam kompleks Istana Golestan di Teheran, Iran. Pada mulanya, istana ini dimaksudkan sebagai benteng kota oleh raja Wangsa Savafid. | DOK WIKIPEDIA

Arsitektur

Istana Golestan, Rumah Raja-Raja Persia

Untuk sampai ke Istana Golestan, para pelancong tidak perlu kerepotan karena mudah dijangkau.

OLEH HASANUL RIZQA

 

 

 

Tanah Persia menyimpan banyak bangunan peninggalan masa lalu yang masih berdiri tegak hingga kini. Di antaranya adalah Istana Golestan di Teheran, Iran. Kompleks nan megah tersebut berada di atas lahan seluas 5,3 hektare. Pada 2013, UNESCO menggolongkannya sebagai salah satu warisan peradaban dunia.

Istana Golestan terdiri atas sejumlah bangunan besar yang kini berfungsi utama sebagai museum atau destinasi wisata. Kawasan tersebut dibangun sebagai sebuah benteng (arg) sejak zaman Dinasti Safavid pada abad ke-16.

Wangsa tersebut digantikan oleh Dinasti Qajar pada akhir abad ke-18. Mulai saat itu, banyak harta pusaka yang diambil alih oleh raja-raja Qajar, termasuk benteng tersebut.

Sultan Agha Muhammad Khan (1742-1797) menetapkan Teheran sebagai ibu kota kerajaannya. Arg Golestan lantas diubahnya menjadi tempat tinggal diri dan keluarganya. Pada 1865, kerajaan menyewa jasa arsitek kenamaan, Haji Ab ol Hasan Mimar Navai.

Istana tersebut kemudian dipercantik dengan hamparan taman-taman yang indah, beserta kolam air mancur dan pepohonan yang rindang. Hal itu sesuai dengan julukan Teheran sendiri sebagai “Kota Seribu Taman". Sampai tahun 1925, raja-raja Wangsa Qajar selalu menghuni istana tersebut secara turun-temurun.

photo
Teheran, ibu kota Iran, dikenal sebagai kota dengan seribu taman. Tak mengherankan bila Istana Golestan pun memiliki hamparan taman yang asri. - (DOK WIKIPEDIA)

Ketika Iran dipimpin Dinasti Pahlavi, Istana Golestan sedikit berubah fungsinya menjadi tempat perjamuan resmi tamu-tamu negara. Bagaimanapun, beberapa bangunan di dalamnya, seperti Istana Niavaran, tetapi dijadikan sebagai tempat tinggal raja.

Revolusi 1979 mengakhiri kekuasaan monarki di Iran. Alhasil, fungsi Istana Golestan secara keseluruhan ikut berubah, tidak lagi sebagai hunian bangsawan.

Karena berdiri sejak ratusan tahun lamanya, kompleks istana ini menampilkan perpaduan berbagai unsur budaya. Tidak hanya Persia, melainkan juga Arab, Turki, India, dan belakangan Eropa modern. Istana Golestan menjadi saksi bisu pencapaian seni arsitektur Islam sejak era Dinasti Qajar.

Menurut Seyedeh Yasamin Hosseini dalam artikel “Service Quality Approach in Development of Children's Visit Model: Case Study Golestan Palace Museum, Tehran, Iran” (2019), sosok yang berjasa menghadirkan keindahan di Golestan ialah Nashruddin Shah.

Ia merupakan raja Persia dari Dinasti Qajar yang memerintah antara tahun 1848-1896. Sultan Nashruddin “menyulap” istananya sebagai titik pertemuan antara elemen-elemen budaya Persia dan Eropa. Hasilnya bahkan menjadi inspirasi bagi ciri khas seni dan arsitektur Iran pada akhir abad ke-19 dan 20. Dengan demikian, Yasamin menyimpulkan, kompleks tersebut dapat dianggap sebagai perintis gerakan artistik modern Iran.

photo
Istana Golestan di Teheran, Iran, dibangun sejak zaman Dinasti Safavid pada abad ke-16. - (DOK WIKIPEDIA)

Kawasan Istana Golestan terdiri atas beberapa bangunan. Seluruhnya mencerminkan pencapaian seni konstruksi dan renovasi yang terjadi 400 tahun lamanya. Di dalam bangunan yang terbesar, terdapat singgasana raja Persia.

Yasamin mengatakan, takhta itu dibuat dari batu marmer berwarna kuning yang didatangkan dari Provinsi Yazd, Iran. Perancangnya bernama Mirza Baba Naghash Bashi, yang juga bekerja sebagai pelukis istana pada masa Dinasti Qajar.

Di sekitar kursi raja itu, berbagai koleksi barang berharga dipamerkan. Mulai dari naskah-naskah kuno, perabotan kerajaan, hingga lukisan-lukisan yang tergantung di dinding. Bila dahulu semua benda-benda eksotis tersebut hanya bisa dipandangi kalangan ningrat, kini siap dipamerkan untuk umum.

Pengunjung tentu saja tidak diperkenankan untuk menyentuhnya. Mereka hanya bisa melihat dari dekat berbagai koleksi tak ternilai itu karena dibatasi dengan tali dan tentunya dijaga ketat petugas keamanan.

Istana ini dibangun sarat dengan suasana alam, khususnya corak bunga. Malahan, nama golestan sendiri bermakna 'negeri bunga'. Taman bunga serta kolam-kolam air menimbulkan kesan asri. Para pengunjung pastinya akan merasakan keteduhan dan kenyamanan di sana. Di depan istana atau dekat kolam, terdapat sebuah kafe yang menyediakan berbagai makanan ringan serta ragam minuman.

Wisatawan yang hendak menyambangi museum ini harus mematuhi ketentuan yang berlaku. Sebagai contoh, pihak pengelola mewajibkan para pengunjung untuk memasang kantong kresek sebagai pelapis sepatu mereka. Dengan demikian, jejak kaki mereka tidak akan meninggalkan bekas pada lantai bangunan. Peraturan itu tidak mengherankan, mengingat lokasi objek wisata tersebut sudah ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia.

photo
Salah satu pesona Istana Golestan di Teheran, Iran, ialah penampilan ornamennya yang khas. Tampak bagian langit-langit dan dinding sisi interior istana tersebut menunjukkan corak khas arsitektur Persia. - (DOK WIKIPEDIA)

Untuk sampai ke Istana Golestan, para pelancong tidak perlu kerepotan. Sebab, lokasi destinasi tersebut sangat strategis sehingga mudah dijangkau berbagai moda transportasi umum. Kalau menumpangi kereta, maka turunlah di Stasiun Panzdah E-Khordad. Selanjutnya, Anda tinggal berjalan kaki sejauh 50 meter ke tujuan.

Tak jauh dari sana, terdapat pula pelbagai tempat wisata yang sayang bila terlewatkan. Misalnya, Istana Abyaz, yakni museum tempat pameran berbagai artefak etnografis Iran. Sekitar 500 meter ke arah barat laut juga ada Museum Perdamaian Tehran, yang masih satu kawasan dengan taman kota setempat.

Bila memang hobi berbelanja, Anda juga dapat menyambangi pasar murah (bazaar) yang hanya sejarak puluhan meter dari Istana Golestan. Namanya, Bazar Bozorg. Di antara yang kerap menjadi incaran para pembeli ialah karpet atau permadani Persia. Di sana, benda tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau atau bahkan bisa murah jika berhasil ditawar.

photo
Kursi raja atau singgasana milik Dinasti Qajar. Hingga kini, benda yang terbuat dari pualam tersebut dapat disaksikan di Istana Golestan, Tehran, Iran. - (DOK WIKIPEDIA)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat