Sejumlah relawan Desa Siaga Aktif melakukan aksi bersih dengan menyemprotkan cairan disinfektan di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/3). | ANTARA FOTO

Kisah Dalam Negeri

Gelang Khusus di Desa Siaga Komorbid

Gelang diberikan pada warga desa yang memiliki penyakit penyerta atua komorbid.

OLEH EKO WIDIYATNO, RR LAENY SULISTYAWATI

Covid-19 memang paling tak ramah terhadap mereka yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid. Terlebih, mereka ini berusia lanjut. Untuk melindungi warga yang rentan terhadap Covid-19, Pemkab Banyumas mencanangkan Desa Siaga Komorbid.

“Upaya ini kita lakukan untuk menekan angka kematian akibat Covid-19,” kata Bupati Achmad Husein, Senin (19/10). Pencanangan ini dipusatkan di Desa Danaraja Kabupaten Banyumas.

Husein menyebutkan, berdasarkan data mengenai angka kematian akibat Covid-19 di Banyumas, pasien yang meninggal akibat Covid-19, kebanyakan karena memiliki penyakit penyerta. Selain itu, ada beberapa kasus pasien meninggal karena usianya sudah tergolong lanjut.

Terkait hal ini, Husein menyatakan, pihaknya perlu memberikan perhatian khusus pada para Komorbid dan orang dengan lanjut usia. Upaya ini, antara lain dengan menerapkan program Desa Siaga Komorbid.

Melalui program ini, tenaga kesehatan, pemerintah dan masyarakat desa memberikan perhatian khusus pada warga yang termasuk kelompok komorbid dan lanjut usia. Caranya, dengan memberi tanda khusus berupa gelang.

photo
Sejumlah relawan Desa Siaga Aktif melakukan aksi bersih dengan menyemprotkan cairan disinfektan di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/3). Aksi swadaya masyarakat tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah untuk megantisipasi penyebaran virus Covid-19 atau virus Corona.- (ANTARA FOTO)

Dengan tanda khusus ini, kata Husein, warga dan pemerintah desa yang berinteraksi dengan mereka harus ikut menjaga agar mereka tidak sampai tertular Covid-19 dari kalangan pasien tanpa gejala (OTG) yang tidak terdeteksi. Caranya, dengan memastikan jaga jarak dan selalu mengenakan masker dengan mereka.

Petugas kesehatan dan Satgas Covid-19 tingkat desa juga akan memberikan edukasi lebih intensif pada kelompok ini, mengenai pentingnya protokol kesehatan. “Intinya, pencanangan Desa Siaga Komorbid ini dilaksanakan agar jangan sampai mereka tertular Covid-19, yang bisa berdampak pada bertambahnya jumlah kasus meninggal dunia,” ujar Husein.

Berdasarkan data terakhir, Husein menyatakan, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Kabupaten Banyumas, mencapai 19 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar merupakan pasien yang memiliki penyakit penyerta.

Pasien terakhir yang meninggal, adalah seorang ibu hamil berusia 29 tahun. Pasien ini, diketahui memiliki penyakit bawaan berupa hipertensi. “Meski ibunya meninggal, namun bayinya bisa diselamatkan melalui operasi cesar,” kata Husein.

Satgas Penanganan Covid-19 juga mencatat, sebanyak 80 hingga 85 persen dari total penderita Covid-19 yang tidak dapat diselamatkan, merupakan kelompok lanjut usia dan yang memiliki komorbid. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo mengatakan, masyarakat Tanah Air yang terinfeksi Covid-19 tercatat lebih dari 350 ribu orang dan pasien yang wafat sudah lebih dari 12 ribu orang.

“Ini angka yang sangat besar sekali. 80-85 persen angka kematian Covid-19 adalah pasien kelompok rentan yaitu lansia dan mereka yang punya penyakit penyerta,” ujar Doni.

Ia meminta semua pihak harus menyadari bahwa Covid-19 bukan ditularkan oleh hewan sebagaimana virus di flu babi atau flu burung. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat Tanah Air untuk betul-betul menjaga lingkungan di sekitarnya. Sebab, kelompok yang rentan terpapar Covid-19 ini yang menghadapi kondisi berbahaya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat