Dalam perspektif tasawuf, hubungan primer Allah dan makhluk-Nya terjalin bagaikan langit dan bumi.
Sejauh hayat masih dikandung badan, Allah selalu membuka pintu tobat.
Orang yang bertobat disebut beruntung karena meninggalkan keburukan kembali kepada kebaikan.
Sejak awal Allah telah menghendaki agar kita sebagai makhluk-Nya untuk senantiasa beribadah di muka bumi ini.
Prasangka manusia terhadap Tuhan menunjukkan sejauh mana kualitas iman dan keyakinannya.
Sejatinya memicu semangat mukmin meningkatkan kualitas diri sebagai hamba yang beruntung.