Hikmah
Efek Positif dari Kejujuran
Kejujuran menjadi pengantar untuk akhlak mulia yang lain.
Oleh SIGIT INDRIJONO
OLEH SIGIT INDRIJONO
Suatu hari, seorang laki-laki datang menemui Rasulullah SAW untuk menyatakan keislamannya. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, sebenarnya aku adalah orang yang banyak melakukan perbuatan dosa dan merasa sangat sulit untuk meninggalkannya.”
Rasulullah SAW menjawab, “Maukah kamu berjanji kepadaku untuk jujur dan tidak berbohong?”
“Ya, aku berjanji,” jawab orang itu, kemudian berpamitan untuk pulang ke rumah.
Di tengah perjalanan dia berpikir, “Kalau hanya jujur dan tidak berbohong, itu mudah sekali dan bisa kulakukan.”
Setiap kali hendak berbuat dosa, orang itu ingat pesan Rasulullah SAW dan hati kecilnya berbisik, “Kalau aku berbohong kepada Rasulullah bahwa aku tidak melakukan perbuatan dosa, berarti aku telah mengkhianati janjiku. Sebaliknya, jika aku jujur telah melakukan perbuatan dosa, berarti aku akan menerima hukuman karena dosaku.”
Demikian penggalan kisah tentang Rasulullah SAW yang memberikan nasihat dengan bijak, yaitu untuk jujur dan tidak berbohong sehingga menghalangi perbuatan dosa. Sikap jujur diwujudkan dengan berkata dan berbuat benar sesuai yang ada dalam pikiran. Jadi, ada tiga hal yang berkaitan dengan jujur, yaitu pikiran, perkataan, dan perbuatan.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.” (QS at-Taubah [9]: 119).
Berikut adalah tafsir Ibnu Katsir untuk ayat tersebut, “Jujurlah kalian dan tetaplah kalian pada kejujuran, niscaya kalian akan termasuk orang-orang yang jujur dan selamat dari kebinasaan serta menjadikan bagi jalan keluar dari urusan kalian.”
Dengan bersikap jujur, kita akan memperoleh jalan keluar dari urusan kita sehingga diberikan kemudahan dan dihindarkan dari kesulitan.
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan kepada neraka. Jika seseorang suka berdusta dan berupaya untuk berdusta maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR Bukhari dan Muslim).
"Berkata jujur membawa ketenteraman hati, sedangkan berbohong menimbulkan kebimbangan." (HR Tirmidzi). Dari ayat, hadis, dan kisah di atas maka dapat dikatakan bahwa kejujuran menimbulkan efek positif. Pertama, memperoleh jalan keluar dari urusan. Kedua, mengantarkan kepada kebaikan yang akan mengantarkan ke surga. Ketiga, memperoleh ketenteraman hati. Keempat, menghalangi perbuatan dosa.
Rasulullah SAW sebagai panutan kita mempunyai beberapa sifat utama dan yang pertama adalah shidiq yang artinya jujur. Kita hendaknya menyadari kejujuran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran adalah akhlak mulia yang utama bagi orang-orang yang beriman dan menjadi pengantar untuk akhlak mulia yang lain. Wallahu a’lam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.