Seorang pria memasang payung untuk disewakan kepada wisatawan, di pantai kawasan Bali, saat pandemi Covid masih berlangsung, Senin (27/7/2020). | Firdia Lisnawati/AP

Ekonomi

Pariwisata Bali Gerakkan Lagi Perhotelan

Industri wisata di Bali kembali dibuka pada Jumat (31/7).

JAKARTA -- PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau Inna Group menyambut positif langkah Pemerintah Provinsi Bali yang membuka aktivitas pariwisata untuk wisatawan nusantara (wisnus) mulai Jumat (31/7). Manajemen HIN menilai, rencana ini sebagai kabar baik bagi industri pariwisata di Bali, termasuk bagi perhotelan yang selama ini mengalami penurunan jumlah kunjungan akibat Covid-19.

"Ini harus disambut baik, yang perlu diperhatikan protokol kesehatan yang baru harus diterapkan, mulai berangkat dari tempat asal sampai tiba di Bali harus satu-kesatuan sehingga tamu betul-betul merasa aman sampai di Bali," kata Direktur Utama HIN Iswandi Said saat dihubungi Republika, di Jakarta, Rabu (29/7).

Iswandi menilai, tekanan yang dialami industri perhotelan cukup berat selama pandemi Covid-19. Rata-rata okupansi hotel yang berada di bawah HIN selama periode Januari hingga Juli hanya berkisar di angka 32 persen atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebelum pandemi yang mencapai 75 persen.

Kondisi yang sama juga terjadi terhadap tujuh hotel HIN dengan total kapasitas 1.700 kamar yang ada di Pulau Dewata. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu menyentuh angka 80 persen, okupansi hotel HIN di Bali hanya berada pada kisaran 30 persen selama pandemi.

Iswandi menilai, hal itu disebabkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (wisman). Iswandi menyebut, 65 persen tamu di HIN selama ini berasal dari wisman, sementara 35 persen sisanya dari wisatawan domestik.

 
Yang perlu diperhatikan protokol kesehatan yang baru harus diterapkan, mulai be rangkat dari tempat asal sampai tiba di Bali.
ISWANDI SAID, Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero)
 

Iswandi mengaku bersyukur sejumlah hotel yang ada di Pulau Jawa dan Sumatra masih kerap mendapatkan tamu. Faktor aksesibilitas menjadi alasan mengingat masyarakat di Pulau Jawa masih dapat menggunakan jalur darat dengan kendaraan pribadi menuju tempat wisata di Yogyakarta atau Medan dan Padang bagi masyarakat di Pulau Sumatra.

Kondisi ini berbeda dengan industri pariwisata di Bali yang masih sangat bergantung pada moda transportasi udara. Iswandi menyebut, tingkat okupansi hotel-hotel HIN di luar Bali perlahan terus mengalami peningkatan. Iswandi berharap keputusan Pemprov Bali membuka kembali aktivitas pariwisata mendongkrak tingkat okupansi hotel HIN di Bali.

Manajemen HIN, kata Iswandi, memanfatkan momentum sepinya kunjungan beberapa waktu lalu untuk peningkatan kualitas dan fasilitas layanan dengan melakukan pelatihan sumber daya manusia (SDM) hingga perbaikan fasilitas properti. Tak hanya sosialisasi dan edukasi kepada karyawan, lanjut Iswandi, manajemen HIN juga dengan ketat menerapkan protokol kesehatan terhadap seluruh vendor yang bekerja sama, seperti vendor bahan baku makanan, termasuk tamu hotel.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengingatkan agar pekerja serta pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali mempersiapkan diri dan terus menjalankan protokol kesehatan menyusul rencana pembukaan kembali sektor pariwisata Bali mulai Jumat (31/7).

Wishnutama mengatakan, saat ini Indonesia telah mulai memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, termasuk untuk kegiatan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali yang akan mulai beroperasi kembali secara bertahap.

Ia menesgaskan, pariwisata adalah bisnis kepercayaan. Karena itu, para pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali harus dapat menjalankan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu membangun rasa percaya wisatawan akan rasa aman saat berkunjung ke Bali.

Pegiat pariwisata, Taufan Rahmadi, mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Bali yang akan kembali membuka aktivitas wisata untuk wisatawan domestik. "Sudah benar langkah pembukaan wisata yang dilakukan secara bertahap," ujar Taufan.

Taufan menilai keputusan Pemprov Bali yang membuka wisata untuk wisatawan domestik dan membuka secara penuh, termasuk untuk wisatawan mancanegara (wisman) pada 11 September sudah tepat.

Menurut Taufan, hal yang perlu dipersiapkan saat ini ialah ialah memastikan seluruh komponen masyarakat dan pelaku wisata di Bali untuk konsisten menerapkan protokol Covid-19 di seluruh destinasi wisata.

Selain penerapan protokol Covid, lanjut Taufan, pembenahan juga harus dilakukan terhadap destinasi-destinasi wisata yang ada di Bali agar wisatawan merasa nyaman dan aman.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat