Nusantara
Puluhan Warga Hilang Akibat Banjir Bandang
BPBD masih berkeliling mendata warga yang hilang akibat banjir bandang di Luwu.
LUWU -- Banjir bandang melanda sejumlah kabupaten seperti Luwu Utara dan Luwu Timur, Sulawesi Selatan sejak Senin (13/7) malam. Hingga Selasa (14/7) siang, proses evakuasi dan pendataan korban masih terus berlanjut.
"Sudah ada puluhan warga yang melaporkan anggota keluarganya hilang dalam insiden tersebut," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati saat dihubungi Republika, Selasa (14/7).
Petugas gabungan dilaporkan terus melakukan pencarian terhadap korban hilang dan mengevakuasi warga yang terdampak banjir. Sementara ini tercatat sedikitnya empat warga ditemukan tewas tertimbun lumpur dan jenazahnya masih dalam proses identifikasi. "Dua kecamatan di daerah tersebut terdampak banjir parah yakni Kecamatan Masamba dan Kecamatan Baebunta. Ribuan rumah warga di sana terendam banjir lumpur, termasuk sejumlah fasilitas publik," ujar Raditya.
Tim dari pemerintah setempat beserta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih berkeliling mendata warga yang belum ditemukan. "Kami masih berkoordinasi dengan Provinsi Sulsel, karena semua kontak BPBD Luwu Utara masih sulit untuk di hubungi," kata Raditya.
Berdasarkan Informasi dari BPBD Kabupaten Luwu Timur, kondisi listrik saat ini mati. Adapun jaringan yang berfungsi hanya provider XL. "Lumpur menutup akses jalan masuk dengan ketebalan 1-2 meter," kata Asep dari BPBD Kabupaten Luwu Timur.
BMKG menjelaskan banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara disebabkan intensitas hujan sedang dan lebat selama beberapa hari terakhir. "Hujan lebat di wilayah Luwu Utara dipengaruhi oleh Suhu Muka Laut yang hangat di teluk Bone," kata Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Esti Kristantri saat dikonfirmasi wartawan, Selasa.
Selain itu, juga terdapat daerah belokan angin (konvergensi) di wilayah Sulawesi Bagian Tengah yang memicu pertumbuhan awan konvektif (Cumulonimbus) yang mengakibatkan terjadinya hujan lebat. Esti mengatakan, potensi hujan masih ada dengan intensitas sedang hingga lebat sampai 15 Juli 2020. Namun, untuk tiga hari ke depan, intensitasnya sudah menurun. "Sedangkan untuk intensitas curah hujan di Masamba pada 12-13 Juli, sedang hingga lebat," katanya.
Hingga Selasa (14/7) malam, jumlah korban terdata meninggal sebanyak 10 orang dan puluhan lainnya luka-luka. Selain itu, 10 warga berhasil diselamatkan dan 46 orang lainnya masih dalam pencarian. Raditya menuturkan, sebanyak 4.930 keluarga terdampak banjir bandang di enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara.
Bantuan
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdulah mengaku sudah mengirimkan bantuan ke lokasi banjir bandang. Ia pun telah meminta BDBD Sulsel untuk memberikan bantuan. "BPBD Provinsi juga saya minta untuk segera bergerak terutama untuk penyediaan air bersih dan dapur umum," kata Nurdin Abdullah, Selasa.
Gubernur juga telah mendapat laporan dari Pemerintah Luwu Utara di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati yang telah menyiapkan lokasi pengungsian. Baik di Kantor DPRD, Kantor Bupati dan jika ada yang mengalami masalah kesehatan di rumah sakit.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Nimal Lahamang menuturkan bahwa bantuan telah dikirimkan dan Tim Reaksi Cepat BPBD Sulsel sudah menuju Masamba. "BPBD Sulsel sudah membawa bantuan ke Masamba, serta menyertakan satu unit mobil tangki terkait penanganan penanganan pembersihansetelah kejadian banjir bandang," katanya.
Adapun bantuan logistik awal yang disalurkan, sembako 150 paket, makan siap saji 120 paket, shelter 20 paket, higieniskit 20 paket.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.