Bodetabek
Kota Bogor Tingkatkan Tes Covid-19 di Pasar dan Stasiun
Pasar tradisional Kota Bogor tak menjadi titik penyebaran Covid-19.
BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berkomitmen untuk meningkatkan uji tes bagi warga yang berpotensi terkena Covid-19. Pasar dan stasiun menjadi salah satu target utama untuk dilakukan uji tes Covid-19.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, pasar menjadi titik penyebaran Covid-19. Contohnya pada pertengahan Juni lalu, terdapat 33 pasien positif Covid-19 yang berasal dari Pasar Cileungsi. Kemudian berdasarkan hasil rapid test yang dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN) di Pasar Cibinong, terdapat 12 orang yang reaktif. Pemprov DKI Jakarta mencatat, sebanyak 137 pedagang dari 18 pasar tradisional di daerah khusus ibu kota dinyatakan positif covid-19.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, menjelaskan, pihaknya sudah menggelar 2.500 rapid test bagi pedagang dan pengunjung. Hasilnya, hanya ditemukan satu pedagang di pasar tradisional yang positif Covid-19.
Menurut dia, minimnya kasus yang ditemukan menjadi bukti bahwa Pemkot Bogor serius menekan kasus Covid-19. "Bahkan waktu itu hanya satu. Tentu dengan adanya segala upaya yang dilakukan Perusahaan Umum Daerah Pasar Pakuan Jaya (Perumda PPJ) patut diapresiasi," kata Dedie di Kota Bogor, Selasa (7/7).
Dedi menjelaskan, penemuan satu kasus itu terjadi pada 11 Mei 2020. Waktu itu, pemkot bersama Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar rapid test kepada sekitar 502 pedagang dan pengunjung. Dari tes itu, ditemukan tiga orang reaktif yang akhirnya harus menjalani tes swab di Lantai I Pasar Bogor. Hasilnya, hanya satu pedagang yang positif terkena virus corona. Itu pun, menurut Dedi, pedagang positif berstatus warga Kabupaten Bogor.
Kecilnya kasus positif Covid-19 di pasar tradisional, menjadi salah satu indikator tempat itu aman dari penyebaran virus corona. Karena itu, ia mendorong masyarakat untuk berbelanja ke pasar sebagai bentuk apresiasi kepada pedagang. Dedie menjelaskan, udara di pasar tradisional bersifat terbuka, berbeda dengan pusat perbelanjaan dengan ruangan tertutup.
Dengan demikian, sirkulasi udara menjadi lebih baik ketimbang di ruangan yang menggunakan penyejuk ruangan AC. "Terpapar matahari dan sirkulasi udara lebih baik, jadi lebih aman di sini dari pada di ruang tertutup," ujar ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor tersebut.
Pemkot Bogor mengapresiasi penerapan protokol kesehatan di pasar
DEDI A RACHIM, Wakil Wali Kota Bogor
Contoh penerapan protokol kesehatan di Kota Bogor adalah petugas membawa pengukur suhu, fasilitas cuci tangan, dan mengupayakan transaksi nontunai di pasar di bawah pengelolaan Perumda PPJ. Terlebih, lanjut dia, Pasar Sukasari meraih juara pertama sektor pasar tradisional pada ajang tatanan kenormalan baru tahun 2020 yang diadakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Juni 2020.
"Kami meminta kepada Perumda PPJ dan para pedagang, untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan dan menjaga trend positif pasar selama ini," jelas Dedie.
Direktur Utama Perumda PPJ Kota Bogor, Muzakir menyatakan, sejak adanya kasus positif di Pasar Bogor, pihaknya langsung memperketat protokol kesehatan di area pasar. Muzakir menyatakan, jajarannya mengambil langkah pencegahan dengan menutup Lantai I Pasar Bogor usai ditemukan satu pedagang positif Covid-19.
Muzakir menegaskan, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan edukasi agar pedagang dan warga taat menerapkan protokol kesehatan. Terlebih, pedagang pasar juga diingatkan untuk peduli satu sama lain agar penularan Covid-19 tidak terjadi. "Kita tetap himbauan pedagang dan pengunjung untuk tetap mentaati protokol kesehatan," kata Muzakir.
Saat ini, Muzakir menjelaskan, terdapat 8.000 pedagang pasar dari 12 pasar yang dikelola PPJ. Nantinya, Muzakir menegaskan, akan mewajibkan pedagang pasar tradisional untuk menggunakan face shield saat berjualan.
Komitmen menekan angka Covid-19
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, Pemkot Bogor terus berikhtiar memutus rantai penyebaran Covid-19 di Kota Bogor. Bima mengatakan, telah merumuskan lima strategi dalam upaya menanggulangi persebaran infeksi Covid-19.
Pertama, membentuk tim gerak cepat penanganan Covid-19 di tingkat wilayah. Kedua, menambah tim surveilans yang direkrut dari kader posyandu, relawan, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Bogor. "Surveilans itu kemudian akan mendapatkan pelatihan dari Dinas Kesehatan (Kota Bogor)," kata Bima beberapa waktu lalu.
Ketiga, bantuan operasional dalam bentuk insentif RW Siaga akan ditambah melalui anggaran Belanja Tak Terduga (BTT). Keempat, koordinasi ditingkat kelurahan dengan RW Siaga akan dijadwalkan seminggu sekali. Kelima, menyusun standar operasional prosedur (SOP) untuk penanganan warga terkonfirmasi positif Covid-19.
“Kalau lima poin ini bisa jalan dengan baik, mudah-mudahan bisa mengurangi penyebaran Covid-19. Nah, untuk kebutuhan relawan surveilans itu yang betul-betul urgent,” kata Bima.
Sebagai orang yang pernah mengidap Covid-19, Bima meyakini, menegakkan protokol kesehatan menjadi kunci utama untuk membendung persebaran Covid-19. Sederhana, kata Bima, masyarakat harus tetap mengenakan masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan. Karena itu, dia meminta, agar semua jajarannya dapat terus mensosialisasikan dan mengkampanyekan protokol kesehatan.
“Pendekatan itu harus tetap dilakukan. Kita sosialisasikan secara sistematik, kampanye kesehatan harus terus jalan dan saya minta seluruh struktural melakukan pendekatan seperti itu,” tegas dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.