Hikmah
Orang Tua adalah Kramat
Yakinlah, orang tua kita adalah kramat kita.
Oleh MAKMUN NAWAWI
OLEH MAKMUN NAWAWI
Dalam kitab Dalilussa'ilin karya Anas Ismail Abu Dawud dituturkan sebuah riwayat, dari Abdullah bin Abi Aufa ia berkata: "Kami pernah bersama Nabi SAW, lalu datanglah seseorang, seraya berucap, 'Ada seorang pemuda yang napasnya hampir putus,' lantas dikatakan padanya, 'ucapkanlah laa ilaha illallah, namun ia tak sanggup mengucapkannya.'"
Beliau bertanya kepada orang itu, "Apakah anak muda itu menjalankan shalat?"Jawab orang itu, "Ya."
Kemudian Rasulullah berdiri dan kami pun ikut berdiri, lalu masuk menemui pemuda itu, dan beliau berujar padanya, "Ucapkan laa ilaaha illallah." Anak muda itu menjawab, "Saya tak bisa." Beliau bertanya, "Mengapa?"
Orang-orang menjawab, "Dia telah durhaka pada ibunya."
"Apakah ibunya masih hidup?" tanya Nabi. "Ya," jawab mereka.
Kemudian Rasulullah bersabda, "Panggillah ibunya kemari."
Ibunya pun datang, maka beliau bertanya, "Ini anakmu?"
"Ya," jawab ibunya.
Rasulullah pun bersabda lagi padanya, "Bagaimana pendapatmu jika dibuat api unggun yang besar, lalu dikatakan kepadamu: jika engkau memberikan syafa'atmu (memaafkan) kepadanya, niscaya akan kami lepaskan dia. Jika tidak, kami akan membakarnya dengan api itu. Apakah engkau mau memberikan syafa'at kepadanya?"
"Baik, aku akan memberinya syafa'at," jawab sang ibu. "Kalau begitu, bersaksilah engkau kepada Allah dan kepada aku, bahwa engkau telah meridhai anakmu," sabda Rasulullah pula.
Perempuan itu pun berkata, "Ya Allah, aku bersaksi kepada Engkau dan kepada Rasul-Mu bahwa aku telah meridhai anakku." Setelah itu, Rasulullah berucap kepada anak muda itu, "Wahai anak muda, ucapkanlah laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluhu."
Anak muda itu pun dapat mengucapkannya. Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan dirinya dari api neraka, lantaran diriku."
Dengan dalih sejumlah supremasi terkumpul pada dirinya, baik menyangkut harta, ilmu, jabatan, penampilan fisik, dan lain sebagainya, ada orang yang gengsi mengakui eksistensi orang tuanya, bahkan kadang malu untuk sekadar mengakui dia sebagai orang tuanya di hadapan teman dan koleganya.
Padahal, unsur genetik dari orang tuanya itu mau tak mau sudah merambat pada dirinya, dan dia sama sekali tak bisa mengelaknya. Usaha dan cara apa pun pasti gagal dan tidak mungkin, sama seperti tidak mungkinnya dia mencoba mengelak keberadaan dirinya yang sudah telanjur lahir sebagai orang dengan suku tertentu, jenis kelamin, dan warna kulit tertentu.
Yakinlah, orang tua kita adalah kramat kita, meski dengan sejumlah kelemahan melekat pada dirinya; maka sebagai kramat, orang tua akan menghadirkan sesuatu yang luar biasa.
Siapkan semua jurus dan cara agar dia senang dan ridha dengan kita. Sisihkan semua ego keunggulan kita. Upayakan dan teruslah berupaya agar kita mempunyai mindset untuk selalu mengalah dan taat pada keduanya (selain menyangkut akidah dan dosa) sehingga tidak mengalami nasib seperti anak muda di atas.
Jika keduanya masih hidup, jangan jemu untuk terus berbakti pada keduanya; jika keduanya sudah tiada, lirihkan mereka dengan doa. Sebagian sahabat berujar: "Meninggalkan doa untuk kedua orang tua bisa menyusahkan penghidupan sang anak."
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.