Nasional
50 Ribu Pekerja Migran akan Diisolasi
Ribuan pekerja migran itu akan menjalani isolasi mandiri di tiga titik.
JAKARTA – Sebanyak 50.114 warga negara Indonesia (WNI) pekerja migran Indonesia (PMI) akan kembali ke Tanah Air dalam waktu dekat. Mereka akan menjalani isolasi mandiri di tiga titik, yaitu Batam di Kepulauan Riau, Jakarta, dan Tanjung Benoa di Bali.
Penegak Hukum dan Keamanan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Laksma R Eko mengatakan, para pekerja migran yang tiba melalui titik Batam akan diisolasi di Rumah Sakit (RS) Pulau Galang. Kemudian yang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara akan dievakuasi ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran dan Pademangan.
Khusus bagi yang reaktif virus korona SARS-CoV2 (Covid-19), lanjut Eko, berdasarkan hasil pemeriksaan kemudian dibawa menuju Wisma Atlet Kemayoran. Namun yang nonreaktif virus korona akan dibawa ke salah satu hotel ataupun Wisma Atlet Pademangan sembari menunggu hasil tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR) yang biasanya keluar dalam tiga sampai empat hari.
“Jadi perlakuannya ada dua, kalau bagi yang berada di rumah sakit darurat Kemayoran untuk yang sudah dinyatakan positif (Covid-19). Kemudian karantina di Pademangan bagi PMI yang menunggu hasil PCR,” kata dia, Ahad (28/6).
Setelah para PMI ini dinyatakan negatif, ia menyebutkan pihaknya baru bekerja sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk inventaris data hingga memulangkan para PMI tersebut.
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyatakan, PMI akan kembali ke Indonesia dengan menjalankan protokol kepulangan yang ketat untuk mencegah penularan Covid-19. Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan, 50.114 PMI yang akan kembali ke Tanah Air karena masalah seperti kontrak kerja yang berakhir pada Juli dan Agustus 2020.
“BP2MI memiliki protokol kepulangan. Begitu PMI tiba di Tanah Air dan titik penurunan (debarkasi) bisa lewat pelabuhan atau bandara, kemudian mereka melalui pemeriksaan imigrasi,” ujar dia.
Benny menambahkan, jika PMI sebelumnya telah mengantongi hasil tes PCR Covid-19 dari negara penempatan maka otomtis mereka tidak harus lagi mengikuti tes PCR di dalam negeri. Artinya, pemerintah imigrasi hanya melihat berkas adminisratif tersebut.
Kemudian, lanjut dia, para PMI menjalani pemeriksaan oleh BP2MI, termasuk menjalani karantina selama 14 hari. Jika masih negatif Covid-19, para PMI ini baru boleh pulang. BP2MI akan memberikan pendampingan, mulai dari urusan ketika berhadapan dengan pihak kepolisian hingga hal-hal administratif untuk mendukung PMI ini kembali ke kampung halaman.
“Termasuk PMI yang bermasalah terkait keimigrasian, ketenagakerjaan atau hubungan industrial dan hukum kemudian diantar langsung oleh kami,” ujar dia.
BP2MI juga bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk angkutan transportasi kepulangan PMI ke rumah masing-masing. “Saya mengatakan ke Kemenhub, kan anggaran (mudik gratis) tidak digunakan, ya sudah bantu BP2MI. Sediakan bus Damri secara gratis untuk memulangkan PMI dari Wisma Atlet, Asrama Haji langsung ke kampung halaman dan itu yang kami lakukan,” ujar dia.
Persiapan penanganan lebih dari 50 ribu PMI yang akan tiba di Indonesia bukanlah yang pertama kali. Benny mengatakan, selama ini BP2MI sudah menangani sekitar 162 ribu PMI yang telah tiba di Tanah Air.
Di sisi lain, kata Benny, BP2MI juga mencatat sebanyak 43 ribu orang siap diberangkatkan keluar negeri sebagai PMI untuk mengurangi angka pengangguran di Tanah Air akibat Covid-19) Kendati demikian, ada berbagai persyaratan dan kondisi yang harus dipenuhi di antaranya negara penempatan tidak menerapkan karantina wilayah (lockdown).
Benny mencatat, sebenarnya sebanyak 79 ribu orang telah memiliki paspor dan sudah mengikuti pelatihan, lulus kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi PMI. “Yang tinggal berangkat (keluar negeri sebagai PMI) sekitar 43 ribu orang karena telah melengkapi dokumen,” ujar dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.