Penumpang KRL commuter line mengenakan pelindung wajah saat menunggu atrean kereta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (9/6/2020). | MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO

Jakarta

Antrean di Stasiun KRL Masih Terjadi

Penumpang sudah lebih tertib saat menunggu antrean di stasiun KRL.

 

JAKARTA – Penumpang kereta rel listrik (KRL) masih mengeluhkan panjangnya antrean sebelum memasuki gerbang atau tempat tap in kartu uang elektronik. Pada Selasa (9/6) sore, Ruli (34 tahun), mengaku harus mengantre lebih dari 30 menit untuk bisa tap in dan memasuki Stasiun Cawang.

“Ramai di pintu masuknya, capek ngantri doang,” kata dia kepada Republika, Selasa (9/6). Kendati demikian, Ruli mengaku, pada Selasa kemarin antrean penumpang jauh lebih tertib dibandingkan pada Senin (9/6).

Di dalam gerbong kereta, lanjut Ruli, penumpang juga lebih tertib dibandingkan sehari sebelumnya. Menurut dia, hal itu lantaran seringnya petugas mengingatkan jika penumpang tidak melakukan physical distancing. Petugas juga sering berlalu lalang untuk terus melakukan pengecekan.

Hal yang sama juga diungkapkan Mujiono. Dia mengaku, penumpang jauh lebih tertib pada hari Selasa (9/6) dibandingkan hari sebelumnya. Ketika Muji berangkat kerja dari Stasiun Bojong Gede pada Selasa pagi, jarak antarpenumpang di dalam gerbong bisa terealisasi.

photo
Penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line menunggu antrean kereta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (9/6). - (MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO)

“Sudah longgar (di gerbong kereta), soalnya ada yang mantau, petugas,” ujar Muji. Namun, sama halnya dengan Ruli, Mujiono mengeluhkan antrean yang panjang sebelum memasuki stasiun.

VP Corporate Communications KCI, Anne Purba, mengatakan, berbeda dengan Senin (8/6), situasi di sejumlah stasiun KRL pada Selasa memang terpantau lebih kondusif. Anne menyebut, di Stasiun Bogor dan Rangkasbitung misalnya, sejak pagi situasi terpantau normal.

Menurut dia, antrean pengguna sebagai bentuk penyekatan tetap akan ada, namun tidak mengular seperti pada hari Senin. Dia mengatakan, para pengguna jasa KRL pun terlihat lebih tertib mengikuti marka dan arahan petugas di stasiun.

KCI tetap mengoperasikan 935 perjalanan KRL dengan waktu operasional sejak pukul 04.00-21.00 WIB di seluruh lintas. Dia berharap para pengguna dapat bekerja sama untuk dapat menciptakan situasi kondusif. Di sisi lain, KCI tetap membatasi kapasisitas angkut sekitar 35 hingga 40 persen pada tiap kereta atau sekitar 74 orang.

Pengaturan jam kerja

Pemkot Depok mengusulkan kepada pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta terkait pengaturan jam kerja pegawai, baik pemerintah maupun swasta. Pasalnya, usai diumumkan memasuki masa PSBB Proporsional di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek) serta PSBB transisi di DKI Jakarta, terjadi peningkatan pergerakan orang yang masuk atau keluar Kota Depok melalui KRL.

photo
Penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line menunggu kereta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (9/6). Penumpang sudah mulai tertib saat menunggu antrean di stasiun KRL - (MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO)

“Kami akan mengusulkan agar dilakukan pengaturan jam kerja pegawai dengan pembagian shift dalam bekerja. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penumpukan penumpang pada jam-jam sibuk,” ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris.

Dia juga mengusulkan agar diberikan fasilitas layanan antar jemput pegawai dari kantor atau perusahaan tempat kerja sehingga massa tidak terkonsentrasi seluruhnya dengan menggunakan KRL. Kondisi saat ini, lanjut Idris, dapat terlihat dari panjangnya antrean penumpang di sejumlah stasiun kereta ketika jam sibuk. Bahkan di Stasiun Citayam, antrean terjadi hingga pukul 09.30 WIB.

Usulan yang sama seblumnya datang dari Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Dia meminta Pemprov DKI Jakarta memberlakukan sistem shifting dan mengatur jam kerja masuk bagi pegawai. Pasalnya, sejak dibukanya aktivitas perkantoran DKI Jakarta, penumpang KRL di Stasiun Bogor kembali meningkat signifikan.

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memastikan, walaupun beberapa sektor usaha sudah beroperasi, bukan berarti akan ada pelonggaran protokol kesehatan di angkutan umum hingga evaluasi masa PSBB transisi dilakulan pada akhir Juni mendatang. Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, semua protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di angkutan umum tetap diperketat.

Terkait masih terjadinya penumpukan penumpang di stasiun, Syafrin mengatakan, hal itu akan menjadi evaluasi pelaksanaan PSBB transisi. “Akan kami evaluasi nanti terkait situasi dan kondisi angkutan umum dan lalin angkutan jalan di DKI Jakarta selama masa PSBB transisi,” ujar Syafrin.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jakarta, Tori Damantoro, mengatakan, KCI harus memanfaatkan aplikasi yang mereka punya. Di dalam aplikasi tersebut terdapat pemberitahuan di dalam gerbong dan stasiun itu ramai dengan penumpang atau tidak. Sehingga tidak terjadi antrean panjang di setiap stasiun. 

photo
Penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line menunggu kereta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (9/6). Penumpang sudah mulai tertib menunggu saat menunggu antrean di stasiun KRL - (MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO)

Dia menambahkan, pemerintah harusnya memperhitungkan dan menambah sarana transportasi untuk masyarakat saat PSBB transisi ini. Sebab, physical distancing saat ini penting untuk diterapkan. Maka dari itu, harus dipikirkan berapa subsidinya, berapa yang harus ditambah untuk transportasi umum dan sebagainya.

“Harusnya sejak awal pemerintah sudah memikirkan transportasi umum yang digunakan masyarakat. Ini kan konsekuensi pelonggaran PSBB. Masyarakat ada dua macam captive market dan choice. Yang captive tidak punya pilihan karena keterbatasan ekonomi dan choice bisa memilih. Ini harusnya sudah dipikirkan,” kata dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat