Hikmah | Republika

Hikmah

Syawal Menyempurnakan Ramadhan

Puasa Syawal termasuk salah satu puasa sunah yang sangat dianjurkan.

Oleh FAJAR KURNIANTO

OLEH FAJAR KURNIANTO

Setelah menyelesaikan puasa wajib sebulan penuh Ramadhan, kita dianjurkan untuk berpuasa sunah enam hari pada bulan Syawal. Nabi menyebut, nilai pahala puasa ini seperti puasa setahun penuh, “Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian ia ikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun.” (HR Muslim)

Dalam penjelasan Imam Ibrahim al-Baijuri, disebut seperti puasa setahun penuh karena puasa satu bulan Ramadhan sama dengan berpuasa selama sepuluh bulan. Sementara, puasa enam hari pada bulan Syawal sama dengan puasa selama dua bulan sehingga totalnya adalah berpuasa selama setahun seperti puasa wajib. Jika tidak, tidak ada keistimewaan untuk hal itu. Kita tahu, satu kebaikan diberi ganjaran dengan sepuluh kebaikan yang semisal.

Puasa Syawal termasuk salah satu puasa sunah yang sangat dianjurkan. Selain nilainya yang amat besar, puasa ini menjadi bentuk kecintaan kita terhadap Ramadhan yang telah berlalu, juga perasaan kita yang telah ditinggalkan Ramadhan yang penuh berkah.

Puasa ini menjadi semacam perpisahan yang membuat kita sedih karena ditinggalkan bulan Ramadhan. Kita seolah-olah tak ingin Ramadhan cepat berlalu sehingga kita tetap berpuasa enam hari setelahnya, untuk melepas kepergiannya.

Selain itu, sebagai salah satu amal sunah, puasa ini menjadi penyempurna untuk puasa Ramadhan kita yang bisa jadi masih kurang. Berpuasa Ramadhan, tetapi bisa jadi kita tidak bisa menahan ucapan dan penglihatan dari hal-hal yang tak patut. Berpuasa Ramadhan, tetapi kita masih belum bisa berempati dengan orang-orang di sekitar kita.

Puasa Ramadhan kita mungkin secara syariat sah, dalam arti menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, puasa secara batiniah bisa jadi masih kurang.

Puasa Syawal bisa menjadi penyempurna puasa wajib yang tidak maksimal tadi. Nabi mengatakan, “Jika seorang hamba memiliki amal ibadah sunah, Allah berfirman kepada malaikat, ‘Sempurnakanlah ibadah wajibnya dengan ibadah sunahnya.’ Setiap amal wajib akan disempurnakan seperti itu.” (HR Ahmad)

Syekh Husain bin Mahmud az-Zaidani al-Madzhari dalam kitabnya, al-Mafatih fi Syarh al-Mashabih, menjelaskan bahwa jika ibadah puasa wajib seseorang tidak sempurna, akan disempurnakan oleh ibadah puasa yang hukumnya sunah. Hal yang sama juga berlaku pada ibadah shalat, zakat, dan seterusnya. Shalat yang tidak maksimal disempurnakan dengan shalat sunah rawatib yang mengiringinya, baik sebelum (shalat qabliyah) maupun sesudahnya (bakdiyah)

Allah mencintai kita yang selalu bergairah melakukan ibadah sunah karena mengharap pahala dan keridhaan-Nya. Nabi mengatakan, “Tidaklah hamba-Ku terus-menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunnah, sampai Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang dia gunakan untuk mendengar; menjadi penglihatan yang dia gunakan untuk melihat; menjadi tangan yang dia gunakan untuk memegang; dan menjadi kaki yang dia gunakan untuk berjalan.” (HR al-Bukhari).

Dengan berpuasa Syawal, kita sejatinya berusaha maksimal untuk menyempurnakan puasa Ramadhan kita sekaligus untuk mendapatkan pahala dan kecintaan Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan amal hamba-Nya yang ikhlas karena-Nya. Wallahu a’lam. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat