Nusantara
Petani Kebun Tewas Ditembak KKSB
Informasi itu didapatkan dari seorang Pastur Gereja Mbegula
JAKARTA -- Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) disebut menembak seorang petani kebun di Kampung Megataga, Distrik Wandai, Intan Jaya, Papua pada Jumat (29/5) lalu. Akibatnya, petani yang bernama Yunus Sani (40 tahun) itu meninggal dunia di tempat kejadian.
"KKSB menebar teror kembali dengan menembak dan memutilasi petani kebun yang merupakan warga asli Papua, korban bernama Yunus Sani," kata Kepala Pendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto melalui keterangan tertulisnya, Senin (1/6).
Eko menyampaikan, informasi itu didapatkan dari seorang Pastur Gereja Mbegula, Niko Wakey. Berdasarkan keterangan Niko, kejadian bermula ketika dirinya tengah mengantar anak dari Enarotali menuju Kampung Mbegulo. Di tengah perjalanan, di Kampung Megataga, terdengar bunyi tembakan sekitar delapan kali.
"Setelah bunyi tembakan reda, Niko Wakey melihat KKSB atau OPM turun dari Kampung Magataga dan akan menghampiri dirinya," terang Eko.
Saat itulah, kata Eko, KKSB menyampaikan kepada Niko mereka telah membunuh korban Yunus Sani. Setelah KKSB pergi, Niko menghampiri korban. Didapatinya korban telah dibungkus dengan karung.
"KKSB seakan menebar virus menyabut nyawa para warga asli Papua yang berada di bumi Papua, ini sangat biadab, tidak benar. Apapun alasan mereka, tidak dibenarkan tindakan penembakan dan mutilasi warga sipil di Papua," ujar Eko.
Jumat pekan sebelumnya, KKSB juga disebut menyerang dua orang anggota tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di Intan Jaya. Mereka melakukan penganiayaan terhadap Kepala Puskesmas Kampung Wandai, Ale Melik Bogau, dan pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya, Heniko Somau.
"Ale Melik Bogau mengalami luka sabetan parang, kondisi masih hidup, serta Heniko Somau mengalami luka sabetan parang, kondisinya meninggal dunia," kata dia. Menurut Eko, kedua korban ditugaskan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar Wilayah Distrik Homeyo tentang bahaya Covid-19.
Bantahan TPNPB
Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) malah menuding semua pembunuhan warga sipil asli Papua dilakukan aparat TNI-Polri. Juru Bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom mengklaim, jika orang asli Papua yang melakukan pembunuhan itu, maka di belakang mereka pasti ada peran TNI-Polri.
"Semua pembunuhan warga sipil orang asli Papua di Intan Jaya dan di seluruh tanah Papua pelakunya adalah anggota TNI-Polri sendiri," ujar Sebby saat dikonfirmasi Republika, Senin (1/6).
Ia dia, jika TPNPB OPM yang melakukan pembunuhan, maka telah diumumkan kepada publik. "TPNPB pasti akan umumkan, apabila mereka bunuh. Tapi sampai hari ini kami belum terima laporan, berarti kesimpulannya semua itu permainan TNI-Polri yang bertugas di Papua," kata dia.
Sementara itu, salah satu anggota KKSB Yambi, Kabupaten Puncak Jaya bernama Cari Jalan Telenggen menyatakan kembali ke NKRI pada Jumat (29/5). Pernyataan ini disebabkan selama menjadi anggota TPNPB OPM, dia tidak mengaku sebagai warga Indonesia.
Kepala Polres Puncak Jaya AKBP Mikael Seradal berterimakasih kepada Cari Jalan Telenggen yang akhirnya sadar dan tanpa paksaan. Ia berharap sikap Cari Jalan Telenggen menjadi contoh bagi teman-teman yang masih bergabung dengan KKSB. "Kami akan melakukan koordinasi dengan Pemda Puja agar memberikan hak-haknya sebagai warga negara Indonesia," kata Mikael.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.