Kabar Utama
BUMN Matangkan Skenario the New Normal
Waktu definitif terkait tahapan pelaksanaan pemulihan pasca-Covid-19 di BUMN masih menunggu keputusan resmi pemerintah.
JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan ada kesalahan persepsi di masyarakat terkait rencana karyawan BUMN untuk kembali berkantor pada 25 Mei. Erick menegaskan, BUMN hanya diminta merampungkan prosedur dan standar operasional perusahaan selama masa pemulihan yang akan disosialisasikan kepada karyawan, bukan jadwal masuk kembali ke kantor.
Erick menegaskan, waktu bagi seluruh BUMN untuk kembali aktif berkantor menunggu pengumuman resmi dari pemerintah pusat mengenai izin dan protokol aktivitas fisik pada masa pemulihan pandemi Covid-19. Hal tersebut seperti yang ia tetapkan dalam surat edaran untuk internal BUMN.
"Namun tentu, begitu keputusan itu keluar, kami semua di BUMN harus siap segera. Sebagai bagian persiapan itu, pada 25 Mei perusahaan menyampaikan panduan masing-masing kepada seluruh karyawannya," ucap Erick, Selasa (19/5).
Menurut Erick, pada masa pemulihan yang banyak disebut sebagai the new normal, ada tren perubahan sosial, lingkungan, dan bisnis. Pada era normal baru, interaksi fisik akan semakin terbatas. Sebaliknya, interaksi digital yang selama masa work from home menjadi opsi utama dalam kegiatan masyarakat, diprediksi tetap bertahan. Oleh karena itu, kata dia, butuh strategi kontigensi yang menyesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, maupun lingkungan.
Ia memambahkan, segala opsi masih dikaji secara mendalam oleh seluruh pihak. Waktu definitif terkait tahapan pelaksanaan pemulihan pasca-Covid-19 di BUMN juga masih menunggu keputusan resmi pemerintah.
"Namun, untuk BUMN yang langsung melayani masyarakat dan tidak bisa dihentikan pelayanannya seperti PLN, telekomunikasi, Pertamina, dan lainnya, etap bekerja sesuai dengan ketetapan yang berlaku," ujar Erick.
Perusahaan-perusahaan BUMN menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan skenario the New Normal pasca-Idul Fitri. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau Inti menilai, skenario yang diberlakukan sesuai arahan Surat Menteri BUMN Nomor: S-336/MBU/05/2020 tentang Antisipasi Skenario The New Normal BUMN itu, diproyeksikan dapat mempercepat penyelesaian proyek yang tengah digarap perusahaan.
Direktur Utama Inti Otong Iip mengatakan new normal yang siap dieksekusi itu merupakan perubahan perilaku untuk menjalankan aktivitas normal di tengah pandemi Covid-19 dengan tetap mempraktikan protokol kesehatan untuk mencegah penularan. Ia mengatakan, Inti memiliki sejumlah proyek skala nasional yang statusnya slow progress, bahkan beberapa di antaranya idle karena situasi pandemi ini.
"Jika skenario the New Normal diberlakukan, bisa dipastikan itu akan mempercepat progres," ujar Otong dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (19/5).
Otong mengatakan, proyek-proyek yang dimaksud, antara lain, proyek pembangunan perangkat sistem navigasi penerbangan Automatic Depedent Surveillance-Broadcast (ADS-B) di enam bandara di Papua serta satu bandara di Jayapura. Ketujuh bandara yang berlokasi di Sentani, Senggeh, Wamena, Oksibil, Wamena, Dekai, dan Elelim itu berada dalam wilayah pengelolaan Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia.
Otong menyebut bisnis lain yang tak kalah strategis yaitu produksi serta distribusi kabel serat optik dan aksesoris, dengan kapasitas produksi mencapai 12,6 juta meter per bulan. Otong menyampaikan, beberapa bisnis strategis yang melibatkan banyak personel lapangan dan mobilisasi lintas area ini akan dijalankan melalui penerapan protokol penanganan Covid-19 agar skenario the new normal tidak membahayakan keselamatan karyawan Inti, konsumen, mitra, vendor, dan pemangku kepentingan lainnya.
Kata Otong, protokol tersebut akan mendukung penerapan pedoman work from home dan penanganan Covid-19 yang telah diimplementasikan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang dibentuk perusahaan pada 16 Maret 2020. "Inti akan memastikan skenario the new normal dapat menjaga keselamatan karyawan dan semua pihak terkait, sekaligus memberikan efek positif dalam percepatan semua proyek yang digarap perusahaan. Situasi ini memang menantang, tapi semua pekerjaan akan terus berjalan," kata Otong menambahkan.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) menyatakan sedang menyusun timeline pelaksanaan skenario new normal. Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono mengatakan, hal tersebut untuk mendukung berbagai kebijakan pemerintah terkait penanggulangan pandemi Covid-19. “Skenario new normal ini merupakan kelanjutan dari penerapan protokol kesehatan yang sudah diterapkan di lingkungan kerja dan operasional Pelindo II,” kata Arif, Selasa (19/5).
Dia memastikan, prosedur antisipasi penyebaran virus korona di pelabuhan tersebut akan dijadikan acuan standar operasional baru. Sebab, Arif mengatakan situasi di lapangan pascapandemi Covid-19 tak lagi sama. Pelaksanaan skenario new normal berkaitan dengan keamanan dan kesehatan baik untuk pekerja, mitra komersial, dan seluruh pemangku kepentingan pelabuhan. Hal tersebut dilakukan dengan mengacu pada arahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku di wilayah kerja.
Menurut Arif, layanan pelabuhan terus berjalan dengan baik di seluruh lini pelabuhan. “Untuk memastikan operasional tetap berjalan, Pelindo II menyiapkan pengaturan deployment yang efektif di seluruh terminal,” ujar Arif. Dengan pengaturan itu, kata dia, setiap kapal dapat terlayani sesuai dengan jadwal kedatangannya dan tidak akan terganggu dengan adanya pembatasan aktivitas masyarakat dengan tetap menjalankan protokol Covid-19.
Arif menambahkan, sejak awal penyebaran wabah virus korona, Pelindo II langsung merespons dengan memberlakukan prosedur tambahan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja seluruh karyawan serta semua stakeholder terkait. Beberapa di antaranya dengan kewajiban menggunakan alat pelindung diri (APD) yang biasa diterapkan. “Langkah ini harus diambil, karena layanan kepelabuhanan terus berjalan di tengah pandemi,” tutur Arif.
Holding Perkebunan Nusantara (PT Perkebunan Nusantara III) membentuk satuan tugas untuk menyiapkan skenario normalitas baru sebagai upaya mendukung arahan dari Kementerian BUMN. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Abdul Ghani dalam keterangan tertulisnya, Selasa, menerangkan, skenario the new normal akan diterapkan di 18 anak perusahaan dengan tetap mengikuti kebijakan embatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di masing-masing daerah.
“Penyusunan protokol the new normal di lingkungan PTPN Group akan memerhatikan berbagai unsur menyeluruh baik pada aspek sumber daya manusia, cara kerja operasional perusahaan baik proses maupun teknologi, serta dampaknya bagi pelanggan, mitra, dan stakeholder lainnya," terangnya.
Menurutnya, penerapan skenario itu akan dilakukan secara bijaksana dengan memperhatikan berbagai aspek, sehingga memastikan keberlangsungan bisnis sejalan dengan protokol kesehatan. Ia menyebutkan, manajemen Holding Perkebunan Nusantara telah mendukung pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah disosialisasikan kepada karyawan termasuk pekerja di kebun atau unit.
“Kami berharap pandemi Covid-19 dapat segera diatasi dan karyawan tetap konsisten dalam menjalankan protokol kesehatan sehingga dapat kembali beraktivitas dan memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional,” kata Ghani. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.