Laporan Utama
Anomali Kedermawanan Kala Pandemi Covid-19
Donasi yang tadinya terbatas pada zakat mal beralih pada donasi berbentuk infak dan sedekah.
OLEH IMAS DAMAYANTI
Wabah virus korona ternyata memberikan beberapa anomali, salah satunya pada bidang filantropi. Apabila rerata bidang usaha bankrut, tidak demikian dengan lembaga amil zakat nasional. Kepedulian orang-orang dermawan masih terlihat dari dana yang terkumpul di lembaga-lembaga filantropi.
Padahal, kalangan menengah ke atas juga merupakan sektor yang diuji akibat pandemi. Meski dampak ekonomi akibat virus korona jenis baru (Covid-19) pun dirasakan, hal itu tak menyurutkan antusiasme dalam berdonasi. Terlebih, pada bulan suci.
Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Mohamad Arifin Purwakananta menjelaskan, pergerakan pertumbuhan lembaga amil zakat di Indonesia beragam. Meski demikian, terdapat pertumbuhan nilai yang meningkat sebesar 10 persen-15 persen. "Kami juga mendapatkan laporan di sejumlah lembaga-lembaga yang mengalami kenaikan 15 persen nilai dari target pada Ramadhan," kata Arifin saat dihubungi Republika, baru-baru ini.
Meski terdapat sejumlah kenaikan nilai donasi, jumlah orang yang menunaikan zakat berkurang. Dia menjelaskan, perhitungan zakat diukur berdasarkan nisab yang jika dibandingkan nilai emas sekira Rp 6 juta per bulan. Pada masa pandemi, tak sedikit kalangan muzaki yang pendapatannya berkurang dan tidak mencapai nisab.
Meski begitu, Arifin memaparkan, kedermawanan muzaki tidak berhenti. Donasi yang tadinya terbatas pada zakat mal beralih pada donasi berbentuk infak dan sedekah. Tidak sedikit masyarakat memberi bantuan untuk kampanye melawan Covid-19. Hal ini juga memunculkan fenomena baru yang membuat munculnya donatur-donatur baru ketika masa pandemi.
Muncul donatur-donatur baru ketika masa pandemi Covid-19.MOHAMMAD ARIFIN PURWAKANANTA, Direktur Utama Baznas
Arifin menjelaskan, jumlah orang yang berdonasi semakin meningkat, baik berbentuk infak maupun sedekah. "Jumlah orang yang berzakatnya turun karena penghasilannya turun, tapi jumlah orang yang berzakat (berdonasi) itu jadi naik. Bentuknya infak dan sedekah kepedulian Covid-19," katanya.
Jika dihitung secara jumlah, lembaga-lembaga zakat bisa menerima donasi yang lebih. Dia mencontohkan, terjadi kenaikan nilai target dalam program pengumpulan donasi Ramadhan di Baznas. Jika diukur pencapaian secara target, dia mengatakan, target pengumpulan Baznas sudah mencapai 40 persen tahun ini.
Sementara, target pengumpulan Baznas pada Ramadhan di dua bulan ini sebesar Rp 102 miliar. Jika hingga akhir Ramadhan kenaikan pengumpulan tersebut mencapai 10-15 persen, dia menyebut nilai zakat yang dihimpun Baznas bisa mencapai Rp 112 miliar.
Dia mengalkulasi bahwa secara nasional, pengumpulan zakat akan naik sebesar 5 persen-10 persen dari keseluruhan lembaga-lembaga zakat yang dihimpun. Namun, dia tak memungkiri ada lembaga-lembaga zakat yang mengalami penurunan penghimpunan zakat sebesar 5-10 persen. "Yang turun itu biasanya lembaga zakat yang basisnya belum kuat dan mereka tidak biasa menggunakan kampanye-kampanye infak. Biasanya basis donaturnya masih mengandalkan yang tradisional," ungkap dia.
Direktur Eksekutif Forum Zakat (FOZ) Agus Budiyanto mengatakan, terjadi beragam dampak akibat pandemi Covid-19 pada lembaga amil zakat. Meski demikian, dia mengaku adanya kenaikan nilai donasi bagi lembaga zakat yang berada di level provinsi dan nasional. "Sedangkan, yang mengalami penurunan itu ada pada lembaga zakat yang di level kabupaten dan kota, kata Agus.
Dia menjelaskan, kenaikan nilai zakat biasanya terjadi pada lembaga filantropi dengan instrumen infrastruktur digital yang baik dan profesional. Mereka memiliki jaringan yang kuat serta berpengalaman dalam menghadapi krisis. Dia mencontohkan, lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat merupakan contoh lembaga zakat yang berpengalaman dalam menghadapi krisis pada 1998.
Pada masa pandemi ini, secara keseluruhan terjadi pertumbuhan bagi lembaga filantropi. Dia menyebut terdapat lembaga-lembaga amil zakat yang pertumbuhannya mencapai 120 persen pada periode Januari-Maret 2020 dari periode sebelumnya pada 2019.
Sekretaris Jenderal FOZ Nana Sudiana mengatakan, ada tiga situasi pergerakan dari lembaga-lembaga amil zakat saat pandemi di antaranya lembaga zakat dengan kategori meningkat, lembaga yang mengalami peningkatan, tapi namun biasa-biasa saja, dan lembaga zakat yang mengalami penurunan. "Yang turun ini tidak terlalu banyak jumlahnya. Jadi, rata-rata yang terbesar itu yang kategori kedua, flat tapi naik sedikit," ungkap dia.
Berdasarkan catatannya, dari 143 lembaga zakat yang menjadi anggota FOZ, ada 10 persen yang mengalami peningkatan dalam kategori pertama. Jumlahnya diperkirakan mencapai 14-15 lembaga zakat. Sementara, sebanyak 80 persen lembaga zakat berada di posisi kedua, sedangkan lembaga yang berada di posisi ketiga terbilang sedikit.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.