
Jawa Timur
Jumlah Pasien Sembuh Capai 1.380 Orang
Sebanyak 36 pasien yang meninggal dunia sebagian besar memiliki riwayat penyakit penyerta.
SURABAYA -- Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut jumlah pasien yang sembuh dari Covid-19 di Kota Pahlawan itu pada Rabu (22/4) mencapai 1.380 orang.
"Angka kesembuhan lebih tinggi 6 persen dari pada kematian," kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, dr Ponco Nugroho di Balai Kota Surabaya, Kamis (23/4).
Menurut dia, dari data 1.380 pasien yang sudah dinyatakan sembuh itu, terdiri dari 1.086 orang dalam pemantauan (ODP), 243 pasien dalam pengawasan (PDP )dan 51 orang pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Ia mengatakan semua pasien yang telah sembuh tersebut merupakan pasien rawat jalan dan rawat inap. Bagi pasien rawat jalan, lanjut dia, Pemkot Surabaya telah memberikan perhatian melalui berbagai macam intervensi, mulai dari penyediaan makan sehari tiga kali, minuman tradisional pokak, telur rebus, vitamin, masker bahkan kebutuhan pribadi seperti sikat gigi, sisir, sabun mandi, shampo, piring, dan sendok.
"Bu Wali Kota selalu memberikan perhatian itu, seperti bersurat mengirimkan berbagai kebutuhan. Kami berusaha semaksimal mungkin agar imun mereka meningkat. Apalagi psikis orang yang diperhatikan itu berfikir positif dapat menambah imun," ujarnya.
Saat ditanya kenapa angka positif di Surabaya mengalami kenaikan, Ponco menjelaskan bahwa selama ini pemkot melakukan rapid test dan tes swab tidak hanya sekali saja.
Ia mencontohkan ada salah satu pasien saat dilakukan rapid test hasilnya negatif, maka tidak berhenti sampai di situ. "Seminggu setelah itu, dilakukan kembali rapid test kedua. Hal ini juga berlaku ketika pasien itu dilakukan tes swab. Jadi meskipun hasil swab pertama negatif, tapi kami ulang kembali tesnya 7-14 hari setelah tes pertama. Itu dilakukan semasif mungkin termasuk orang dalam risiko (ODR)dan orang tanpa gejala (OTG)," katanya.
Semua pasien yang telah sembuh tersebut merupakan pasien rawat jalan dan rawat inap.
Ia juga menjelaskan bahwa warga yang berstatus sebagai ODR berjumlah 4.297 jiwa. Dari angka tersebut, warga yang telah selesai dipantau mencapai 4.054 jiwa. Artinya, yang sedang terpantau saat ini jumlahnya 243 jiwa.
Sementara itu, jumlah warga yang statusnya sebagai OTG sebanyak 647 orang terdiri dari 318 sudah selesai dipantau dengan 14 hari masa inkubasi. "Tinggal 329 yang sedang dalam pantauan," katanya.
Menurut dia, pasien Covid-19 yang meninggal dunia sebenarnya sebagian besar memiliki riwayat penyakit penyerta. Dari data menyebutkan, pasien Covid-19 yang meninggal dunia sebanyak 36 dengan rincian adalah dua pasien meninggal tanpa penyakit penyerta, 32 pasien dengan penyakit penyerta, dan dua kasus PDP dengan penyakit penyerta. "Sekali lagi, dari 36 hanya ada dua pasien yang meninggal tanpa penyakit penyerta," ujarnya.
PSBB
Sementara itu, Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya meminta pemerintah kota setempat menyosialisasikan rencana penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga ke tingkat RT dan RW di Kota Pahlawan.
"Kami meminta pemkot segera menyosialisasikan kebijakan PSBB itu di tingkat RT dan RW," kata Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya Arif Fathoni di Surabaya, Kamis.
Diketahui Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengajukan penerapan PSBB tiga daerah di Jatim meliputi Surabaya, Gresik dan Sidoarj o kepada Kementerian Ke sehatan (Kemenkes) beberapa waktu lalu. Kemenkes kemudian menyetujui PSBB di tiga daerah dengan mengeluarkan Surat Ke putusan Menteri Kesehatan Nomor HK.0107/Men kes/264/2020.
Menurut dia, ketika permohonan penerapan PSBB diajukan Gubernur Jatim ke Kemenkes, maka sejak saat itu Pemkot Surabaya melakukan sosialisasi sampai ke tingkat RT/RW.
Sosialisasi PSBB, lanjut dia, bisa dipermudah dengan teknologi informasi. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta Bagian Humas dan Diskominfo Pemkot Surabaya menyosialisasikan baik melalui aplikasi sapa warga maupun secara verbal.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.