Internasional
WHO: Waspadai Pelonggaran Lockdown
Jerman sudah memulai aktivitas perekonomian sejak Senin (20/4).
JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kembali memperingatkan negara-negara yang hendak atau mulai melonggarkan penerapan karantina wilayah atau lockdown. Menurutnya, tindakan tersebut bukan berarti epidemi Covid-19 telah berakhir. "Kami ingin menekankan kembali bahwa pelonggaran pembatasan bukanlah akhir dari epidemi di negara mana pun," ujar Ghebreyesus saat pengarahan pers di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss, pada (20/4), dikutip laman UN News.
Dia mengatakan lockdown dapat membantu meredakan epidemi suatu negara. "Tapi mereka tidak dapat mengakhirinya sendiri. Negara-negara sekarang harus memastikan mereka dapat mendeteksi, menguji, mengisolasi, dan merawat setiap kasus serta melacak setiap kontak," ucapnya.
Sebelumnya WHO telah menyarankan agar negara-negara tidak terlalu dini melonggarkan atau mencabut pembatasan sosial yang telah diterapkan untuk menekan penyebaran virus korona baru Covid-19. Namun WHO menetapkan seperangkat kriteria jika sebuah negara hendak melakukan pelonggaran.
Jerman kembali membuka aktivitas perekonomian pada Senin (20/4), setelah menjalani lockdown selama satu bulan. Sejumlah pertokoan, dealer mobil dan sepeda diizinkan untuk buka dan sekolah akan dibuka kembali dalam dua pekan mendatang.
"Kami membutuhkan kehidupan lagi. Selama ini kota seperti kota hantu. Kita sudah menabung uang cukup banyak, sekarang saatnya keluar dan menghabiskannya," ujar seorang warga, Michaela Frieser di distrik perbelanjaan utama Frankfurt.
Kanselir Jerman, Angela Merkel meminta kepada seluruh warga agar tetap disiplin untuk menjaga jarak dan mengenakan masker saat berbelanja maupun ketika berada di transportasi umum. "Kita harus tetap waspada dan disiplin," ujar Merkel.
Di Italia, Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan, Italia akan melakukan pembukaan bertahap lockdown yang diberlakukan untuk memerangi virus korona mulai 4 Mei. "Saya berharap bisa mengatakan: mari kita buka kembali semuanya. Segera. Kita mulai besok pagi. Tapi keputusan seperti itu tidak bertanggung jawab," ujar Conte melalui unggahan di Facebook.
Karantina wilayah nasional telah menutup sebagian besar bisnis Italia dan mencegah orang meninggalkan rumah, kecuali kebutuhan penting. Keputusan ini diterapkan sejak 9 Maret dan membuat ekonomi negara tertekan sangat besar.
Conte mengatakan, pelonggaran pembatasan akan terjadi berdasarkan studi menyeluruh dan data ilmiah. Keputusan diambil bukan dari pemenuhan opini publik atau memenuhi permintaan beberapa kategori produksi, perusahaan individu, atau wilayah tertentu.
Di Australia, Perdana Menteri Scott Morrison juga berencana melonggarkan pembatasan sosial nasional yang diberlakukan sejak Maret lalu. Pelonggaran dimulai pekan depan dan didasarkan pada jumlah kasus infeksi virus korona yang menurun lebih dari 25 persen. "Menurut saya, kita telah mencapai titik balik," ujar Morrison.
Sementara itu, negara bagian New South Wales (NSW) akan membuka sekolah mulai bulan depan. Perdana Menteri Negara Bagian NSW, Gladys Berejiklian mengatakan, para siswa akan mulai kembali ke sekolah pada 11 Mei.
"Sudah waktunya bagi anak-anak untuk kembali ke kelas. Kami akan melakukan pembersihan secara ekstra, menyediakan sanitiser ekstra, menambah daftar ketentuan kesehatan, termasuk termometer dan peralatan kesehatan lainnya," ujar Berejiklian.
Trump tutup pintu
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan melalui perintah eksekutif ia akan menutup pintu AS bagi semua imigran untuk sementara. Ia beralasan, hal itu dilakukan untuk menanggapi masalah wabah virus korona dan melindungi lapangan kerja AS.
"Mengingat serangan dari Musuh Tak Terlihat, serta kebutuhan untuk melindungi pekerjaan warga Amerika kita yang Hebat, saya akan menandatangani Perintah Eksekutif untuk menangguhkan imigrasi ke Amerika Serikat sementara waktu," cicit Trump, Selasa (21/4).
Gedung Putih menolak menjelaskan alasan keputusan tersebut diambil saat ini dan apa dasar hukumnya. Sejak tahun 2016 Trump sudah berjanji untuk menutup imigrasi dengan membangun tembok di perbatasan Meksiko.
AS negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbesar di dunia. Lebih dari 780 ribu kasus infeksi dan 27 ribu kematian. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.