X-Kisah
Tatapan Cinta dari Balik APD
Oleh Rizky Jaramaya
Kedua mata Ben Cayer dan Mindy Brock saling bertemu dan bertatapan mesra, meski harus terhalang oleh helm yang menjadi bagian dari alat pelindung diri (APD). Suami-istri yang bekerja sebagai perawat anastesi tersebut harus menjalani hari yang padat dari satu operasi ke operasi lainnya di tengah pandemi virus korona.
Pandemi virus korona jenis baru atau Covid-19 membuat Cayer dan Brock bekerja dalam penuh tekanan. Setiap hari mereka memikul tugas yang berisiko tinggi. Mereka harus siap dengan segala macam kondisi, termasuk jika salah satu belahan hatinya terinfeksi virus korona.
Foto Cayer dan Brock yang sedang bertatapan dengan penuh cinta dari balik APD, menyebar di media sosial. Siapa sangka, sebelum foto tersebut diambil oleh salah satu rekan mereka dan beredar, kedua pasangan ini sempat terlibat cekcok selama dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.
Mereka berdebat mengenai lagu yang diputar di radio di dalam mobil, hingga persoalan domestik rumah tangga seperti pembagian tugas mencuci piring di rumah. Namun, ketika berada di rumah sakit dan mengenakan APD lengkap, Cayer dan Brock seolah lupa dengan pertengkaran yang mereka alami. Terlebih, ini adalah hari pertama Brock berada dalam tim yang menangani pasien infeksi virus korona.
Pasangan suami-istri ini merasa tegang karena mereka memahami risiko yang akan dialami. Namun, ketegangan antara Cayer dan Brock mencair, ketika keduanya bertemu di antara jadwal operasi yang padat.
"Kami sempat berdebat. Semua hal sepele yang kami perdebatkan pagi itu menjadi tidak begitu penting," ujar Brock.
Cayer dan Brock tinggal di Florida. Mereka tidak berpikir dua kali ketika ditawarkan untuk menjadi sukarelawan di Tampa General Hospital. Keduanya memikul tugas berisiko tinggi, karena menjalani operasi terhadap seluruh pasien yang kemungkinan salah satunya memiliki infeksi virus korona.
Cayer dan Brock bertugas untuk menghubungkan tabung ke mulut pasien menuju ke saluran pernapasan atau biasanya disebut intubasi. Prosedur ini sangat berisiko tinggi, terutama jika pasien yang ditangani terinfeksi virus korona. Biasanya, Cayer dan Brock menangangi pasien yang mengalami kecelakaan mobil atau memerlukan pembedahan otak karena pembuluh darah yang pecah.
Tampa General Hospital merupakan rumah sakit rujukan bagi pasien yang harus menjalani operasi. Karena, sebagian besar rumah sakit lainnya fokus menangani pasien virus korona dan telah mengurangi tenaga medis yang bertugas untuk melakukan intubasi. Cayer mengatakan, semua orang saat ini sedang berada dalam kondisi yang ketakutan akibat virus korona.
Namun, tatapan Cayer dan Brock merupakan simbol cinta dan harapan di tengah pandemi Covid-19 yang menghantui seluruh dunia. Brock mengatakan, mereka akan terus bersama dalam kondisi apa pun.
"Yang penting adalah kita tetap bersatu, kita bekerja bersama dan kita selalu saling mendukung. Bukan hanya Ben dan saya, tetapi seluruh umat manusia saat ini," ujar Brock.
Cayer dan Brock mengenyam pendidikan di sekolah perawat anastesi pada 2007. Mereka berada di kelas yang sama dan duduk bersebelahan. Dari sana, cinta mereka mulai bersemi hingga akhirnya memutuskan untuk menikah lima tahun yang lalu.
Sepasang kekasih ini tidak bisa terpisahkan. Keduanya bekerja untuk TeamHealth, yakni sebuah perusahaan staf medis. Brock mengaku sedih melihat pasien infeksi virus korona karena mereka tidak boleh ditemani dan dijenguk oleh keluarga.
"Kami telah melihat orang-orang menangis karena tidak ada keluarga yang menemani mereka," ujar Brock.
Namun, Brock mengaku tidak terlalu khawatir dengan virus korona, meski dia harus berkontak langsung dengan pasien. Brock mengatakan, ibunya telah pulih dari infeksi tersebut. Hal inilah yang menjadi optimisme bagi Brock.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.