Ahmed Al-Hajj membawa jenazah putrinya, Dana Al-Hajj (13 tahun), yang syahid dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza, di Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, Selasa, 19 Agustus 2025. | AP Photo/Abdel Kareem Hana

Internasional

Abaikan Gencatan, Israel Gencarkan Serangan ke Gaza

Israel terus membombardir Kota Gaza.

TEL AVIV – Israel terus mengabaikan sikap Hamas dan faksi-faksi Palestina menyepakati gencatan senjata. Serangan membabi-buta terus dilancarkan ke Jalur Gaza.

Luciano Zaccara, seorang profesor peneliti di Universitas Qatar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa strategi Israel saat ini di Gaza mencerminkan rencana jangka panjang untuk pendudukan penuh dan pengusiran warga Palestina dari wilayah tersebut.

“Hal ini sejalan dengan apa yang telah lama dibicarakan Israel – bahwa tidak akan ada negara Palestina di Gaza, dan mereka ingin melakukan blokade semaksimal mungkin,” ujarnya.

Zaccara mencatat bahwa meskipun perundingan gencatan senjata sedang berlangsung, tujuan Israel yang lebih luas tetap tidak berubah. “Rencana ini sudah didiskusikan sejak lama. Sepertinya tidak ada perubahan, meski kini ada diskusi mengenai gencatan senjata.

“Pemukiman sudah mulai dilaksanakan sebagai bagian dari rencana yang lebih luas, tidak hanya di Gaza tetapi juga di Tepi Barat.” Menurut Zaccara, rencana tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah Israel.

photo
Warga Palestina meletakkan jenazah kerabat mereka, yang syahid dalam serangan udara Israel, saat pemakaman di luar Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, Selasa, 19 Agustus 2025. - ( AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Gencatan senjata, tambahnya, mungkin hanya bersifat sementara dan hanya berfungsi sebagai langkah menuju pendudukan penuh atas wilayah tersebut.

Sementara, serangan Israel menjadi-jadi pada Selasa malam. Warga tak bisa memejamkan mata ketika drone dan pesawat tempur Israel memenuhi langit, menyerang dan menghancurkan rumah-rumah dan kamp-kamp sementara di tempat-tempat yang Israel sendiri telah tetapkan sebagai zona aman.

Di al-Mawasi, Al Jazeera melaporkan cerita seorang ayah Palestina yang kehilangan anak-anaknya akibat serangan udara. Dia memberitahu bahwa anak-anaknya sedang tidur nyenyak ketika rudal Israel merobek tenda dan mencabik-cabik tubuh mereka.

Di tempat lain di Gaza, terjadi gelombang serangan terhadap daerah padat penduduk, khususnya di Kota Gaza, dimana deretan rumah telah diratakan oleh artileri berat Israel di bagian timur kota tersebut.

Israel masih memobilisasi pasukan dan berusaha memperluas operasinya di Kota Gaza hingga mencapai lingkungan Sabra, di mana lebih dari 450 rumah telah hancur. Israel sedang menghancurkan blok-blok menara di sana, memastikan bahwa daerah-daerah tersebut akan berubah menjadi tanah terlantar yang tidak bernyawa dan tidak dapat dihuni.

photo
Asap membubung ke langit menyusul serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat, 15 Agustus 2025. - (AP Photo/Mariam Dagga)

Setidaknya 28 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di daerah kantong tersebut sejak Rabu fajar, kata sumber Al Jazeera di lapangan. Di antara para korban terdapat tujuh orang yang sedang mencari bantuan di utara kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah ketika mereka ditembak mati oleh pasukan Israel, sumber di Rumah Sakit al-Awda di Jabalia, Gaza utara, mengatakan kepada Al Jazeera.

Masyarakat percaya bahwa Israel sedang berusaha memberikan tekanan maksimal untuk menghancurkan infrastruktur sipil yang tersisa di kota tersebut. Mereka juga berusaha menciptakan lingkungan di mana orang tidak diizinkan masuk kembali ke wilayah tersebut.

Masih ada keluarga yang terjebak di lingkungan Zeitoun. Layanan darurat mengatakan mereka telah menangani panggilan darurat yang tak terhitung jumlahnya, namun intensitas pemboman benar-benar menghambat operasi penyelamatan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan banyak korban serangan terbaru Israel masih berada di bawah reruntuhan, dan ambulans serta kru Pertahanan Sipil tidak dapat menjangkau mereka. Kementerian mengatakan sedikitnya 60 orang syahid dan 343 lainnya terluka dalam periode pelaporan 24 jam terakhir.

photo
Asap membubung ke langit menyusul serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat, 15 Agustus 2025. - (AP Photo/Mariam Dagga)

Menurut kementerian, jumlah korban tewas keseluruhan akibat serangan Israel telah meningkat menjadi 62.064 sejak 7 Oktober 2023, dengan 156.573 orang terluka. Sejak 18 Maret ketika Israel secara sepihak mengakhiri gencatan senjata, 10.518 orang tewas dan 44.532 luka-luka.

Di antara mereka yang tewas dalam periode 24 jam terakhir adalah 31 orang yang mencari bantuan. Sementara 197 orang terluka akibat serangan Israel dua hari belakangan.

Kementerian tersebut mengatakan bahwa sejak Israel membatalkan gencatan senjata secara sepihak Maret lalu, 1.996 orang telah syahid dan lebih dari 14.898 orang terluka ketika mencoba mengakses bantuan kemanusiaan.

Kementerian juga melaporkan tiga kematian dalam 24 jam akibat kelaparan dan kekurangan gizi. Ini menjadikan total yang meninggal kelaparan menjadi 266 orang, termasuk 112 anak-anak.

Sementara, Israel kian matang menyiapkan pencaplokan Gaza. Media Israel melaporkan militer Israel telah memajukan pemanggilan 60.000 tentara cadangan dan memperpanjang tugas 20.000 tentara cadangan selama 40 hari tambahan.

Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz dan Kepala Staf Eyal Zamir dilaporkan menyetujui rencana menduduki Kota Gaza berdasarkan keputusan terbaru Kabinet Urusan Keamanan dan Politik. Keputusan Katz dan Zamir diambil setelah diskusi di markas Kementerian Pertahanan di Tel Aviv untuk menyetujui rencana menduduki Kota Gaza.

Channel 12 Israel melaporkan bahwa pertemuan antara Katz dan Zamir melibatkan pejabat senior di Komando Selatan dan Staf Umum, termasuk kepala Divisi Intelijen Militer, kepala Divisi Operasi, dan perwakilan dinas keamanan Shin Bet.

Sebelumnya pada hari Selasa, Zamir menguraikan tahapan rencana untuk menduduki Kota Gaza, termasuk beberapa jalur, termasuk “memperkuat pasukan tentara Israel di Jalur Gaza utara.”

Pada 8 Agustus, pemerintah Israel menyetujui rencana yang diusulkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang dicari oleh Pengadilan Pidana Internasional, untuk secara bertahap menduduki kembali seluruh Jalur Gaza, dimulai dari Kota Gaza.

Rencananya dimulai dengan menduduki Kota Gaza dengan mengusir sekitar satu juta warga Palestina ke selatan. Kemudian, mengepung kota tersebut dan melakukan penyerangan ke kawasan pemukiman.

Pada 11 Agustus, sebagai bagian dari implementasi rencana tersebut, tentara Israel melancarkan serangan besar-besaran di lingkungan Zeitoun di tenggara Kota Gaza. Langkah ini  mencakup pembongkaran rumah menggunakan robot jebakan, penembakan artileri, tembakan sembarangan, dan pemindahan paksa.

Persiapan Israel untuk menduduki Gaza terjadi meskipun negosiasi gencatan senjata tidak langsung sedang berlangsung antara Tel Aviv dan Hamas. Hamas pada hari Senin menyetujui proposal yang diajukan oleh mediator Mesir dan Qatar, yang mencakup penghentian sementara operasi militer selama 60 hari.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Korban Genosida Israel di Gaza Lampaui 62 Ribu Jiwa

Israel melanjutkan upaya penyerangan ke Kota Gaza.

SELENGKAPNYA

Otoritas Palestina: Komite Pemerintahan Baru Gaza Segera Dibentuk

Hamas menyetujui proposal gencatan senjata dari Mesir dan Qatar.

SELENGKAPNYA

Amnesty: Israel Sengaja Picu Kelaparan di Gaza

Lima warga Gaza kembali syahid akibat kekurangan gizi dan kelaparan.

SELENGKAPNYA