Insan Kamil | Daan Yahya/Republika

Sastra

Insan Kamil

Puisi-puisi Dedi Sahara

Oleh DEDI SAHARA

Insan Kamil

 

Mimpi di dalam mimpi

hakikat alam semesta ada 

dalam setiap diri manusia 

 

Matahari, bintang-bintang

dan bulan seputih kafan

bersujud di telapak kakimu 

 

Tasybih dan tanzih

akan bersemayam dalam napasmu

hingga tak ada lagi beda

antara kedukaan dan kebahagiaan

antara engkau dan jiwa dunia 

 

Lalu berjalanlah sebagai pecinta

biarkan cinta menjadi lentera

bagi seluruh kata-katamu 

 

biarkan cinta menjelma tongkat Musa

senantiasa menuntunmu ke taman keabadian

dan membelah lautan rahasia 

 

makrifatullah.

 

2025

***

 

Tongkat Musa 

 

Di puncak Tursina

langit terbuka beralih warna 

 

burung-burung 

dan daun-daun zaitun 

menjadi buta hilang suara 

 

sebuah pohon berduri 

meriapkan api 

dari sela-sela rambut 

dan dadanya 

 

Tuhan pun bersabda 

pada sepenggal tongkat Musa;

jadilah engkau muslihat

jadilah engkau keramat

 

bagi bangsa sahaya 

yang cemas terpenjara 

dalam kegilaan 

dan ganasnya seorang tiran.

 

2025

***

 

Meditasi

 

*

Di keheningan pagi

ladang-ladang memeluk

benang-benang cahaya 

dan aku benamkan diri 

ke dalam sajadah sunyi

 

Alhamdulillah

Subhanallah

Allahuakbar.

 

*

Aku dirikan 114 mesjid di padang jiwaku

dan aku tanami pohon-pohon jati,

kembang-kembang mawar dan melati,

menjadi sarang bagi segala yang ada

dan burung-burung dara

yang fasih melagukan keindahan 

mutiara 99 nama-Mu

 

Ya Hayyu

mengalir dalam darahku.

 

*

Aku ingin menjaring purnama

di pangkal malam

ke dalam sepasang mata

dan kureguk pancaran cahaya

agar tuntas segala kerinduan

kepada al-Musthafa.

 

*

Telah aku tinggalkan segala bayang

perempuan menggoda, singgasana para raja

dan segala batu-batu mulia

dan di hatiku 

 

Hanya Hu.

 

2024-2025

***

 

Kidung Isa Al-Masih 

 

Duhai Nabi yang tercipta dari cahaya

ke dalam rahim suci perempuan Maria

terimalah salam dariku yang nestapa

dan tersesat di tengah rimba gelap rahasia

 

Duhai Nabi pemimpin atas orang-orang papa 

dan buta kata-kata

berilah lentera kebijaksanaan

dan jubah permata kesederhanaan

agar aku mampu menghadapi keangkuhan dunia

 

Duhai Nabi yang dimuliakan Tuhan 

di ketinggian langit kedua

sebelum para rahib pendusta itu 

menyeretmu ke hamparan bukit Golgota

ajari aku bagaimana bersahabat dengan maut

dan menanamkan bunga-bunga cinta

pada setiap jiwa kering yang terluka. 

 

2025

***

 

Muhammad, Kekasihku

 

Bagaimana harus kuungkapkan cinta ini;

setiap kali terkenang keindahan parasmu

seketika mulutku menjadi batu

kata-kata seakan kehilangan daya keajaibannya

kedua mataku tak henti mengalirkan hujan;

kesedihan dan kebahagiaan 

meluap deras di dalam kalbu

aku tenggelam dalam kerinduan

yang terlampau menyakitkan

 

Engkau pelita agung yang sesungguhnya

bagi nyala alam semesta; matahari dan purnama 

hanyalah secercah cahaya yang tercipta

dari kemilau mulia paras dan hatimu

aku selalu cemburu pada Abu Bakar atau Umar

pada Ustman, Ali, atau Abu Dzar

mereka senantiasa di sampingmu

menyaksikan mawar lembut suaramu

menangis dalam taman teduh kedua matamu

 

Sementara aku hanya mencintaimu dalam diam

dalam kesunyian malam yang panjang

mimpi tak mampu lagi menghiburku

dan bumi yang semakin tua rapuh

telah menjadi jeruji besi bagiku

betapa dingin dan angkuh

 

Maka bebaskanlah aku, Kekasihku

dari belenggu menyakitkan kerinduan ini

bawalah ruhku bersamamu 

melampaui ruang dan waktu

hingga cinta ini semakin hijau membara

pada setiap mata yang memandangnya.

 

2023-2025

***

 

Potret Gadis Kecil di Gaza

 

Di lantai lima, dari reruntuhan kamarnya

ia genggam yang masih tersisa;

boneka panda lusuh dan sepotong rindu pada ummi

sebelum tiga bongkah bom pecah kembali

dan darah menetesi kawat-kawat berduri

 

Ia selalu mendambakan taman bermain

seumpama syuhada mendamba surga yang dijanjikan

penuh dengan kembang-kembang tanpa nama,

sungai-sungai dan pasir emas,

serta makhluk-makhluk bercahaya

untuk menghapus gelap yang bersenandung di hatinya

 

Lalu ia pandangi lagi langit biru

di antara puing-puing bebatuan

dan bau karet yang terbakar

Ia pun tak pernah mengerti

mengapa orang-orang dewasa gemar sekali

membangun dan menghancurkan impiannya sendiri

menebar mala saat kotanya sedang berselimut

seperti kutukan penyihir tua dalam dongeng abi.

 

2023

***

 

Dedi Sahara, tinggal di Bandung. Menulis puisi, esai, dan aktif menerjemahkan buku psikoanalisis/karya sastra. Buku terjemahan terbarunya adalah Jacques Lacan: Antara Psikoanalisis dan Politik. Sewaktu kuliah aktif bergiat di ASAS UPI, Asosiasi Psikoanalisis Indonesia, dan Lingkar Studi Filsafat Nahdliyyin. Dan pernah menjadi redaktur Apresiasi di Buruan.co. Tulisannya dimuat di berbagai media koran dan digital.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mata Rabi'ah

Puisi Armen Setiaji Untung

SELENGKAPNYA

Ombak Senja

Cerpen Darju Prasetya

SELENGKAPNYA

Puisi Tanya

Puisi-puisi Malik Ibnu Zaman

SELENGKAPNYA