Warga Palestina menerima sumbangan makanan di pusat distribusi di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Selasa, 29 April 2025. | AP Photo/Jehad Alshrafi

Internasional

Tiga Bulan Gaza Berjuang Hadapi Blokade Israel

Bombardir Israel seperti gempa bumi di Gaza,

GAZA – Perjuangan warga Palestina bertahan hidup di bawah blokade Israel mendekati bulan ketiga. Dengan blokade Israel terhadap makanan, obat-obatan dan pasokan lainnya yang kini memasuki hari ke-60, masyarakat di Gaza berjuang untuk bertahan hidup dan mengadopsi strategi penanggulangan yang kini sudah mencapai batasnya.

Menurut laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), pengungsian yang meluas telah memaksa banyak orang meninggalkan persediaan makanan dan persediaan darurat yang diperoleh selama gencatan senjata yang ditandatangani pada bulan Januari.

Roti dari toko roti yang didukung PBB tidak lagi tersedia, dan sebagian besar orang tidak dapat membuat roti sendiri karena kekurangan bahan bakar untuk memasak dan melonjaknya harga tepung terigu, kata laporan itu.

Banyak keluarga yang mencampurkan pasta yang dihancurkan dengan tepung untuk membuat roti, yang berarti makan lebih sedikit dan lebih jarang. Mereka juga memberikan roti kepada anak-anak atau hanya mengalokasikan satu potong roti untuk setiap anggota keluarga per hari, katanya dilansir Aljazirah.

photo
Warga Palestina menerima sumbangan makanan di pusat distribusi di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Selasa, 29 April 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Masyarakat harus bergantung pada pasokan bantuan karena para petani dan peternak dapat mengakses tanah mereka, karena 70 persen wilayah kantong tersebut telah ditetapkan sebagai daerah yang “tidak boleh dikunjungi” atau berada di bawah perintah pengungsian oleh militer Israel, tambah laporan itu.

Ajit Sungai, direktur kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia di wilayah Palestina, menggambarkan apa yang terjadi di Jalur Gaza sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel gagal memenuhi kewajiban hukumnya.

Dia mengkonfirmasi kepada Aljazirah bahwa situasi di Gaza adalah yang terburuk dalam 18 bulan, tanpa adanya air bersih atau makanan yang didistribusikan. “Selama 60 hari, tidak ada satu butir gandum pun atau bantuan kemanusiaan, medis, atau perumahan apa pun yang masuk,” katanya, mengingat pengumuman Program Pangan Dunia (WFP) yang menyatakan bahwa mereka tidak lagi memiliki apa pun untuk didistribusikan di daerah kantong Palestina.

Di antara kisah-kisah yang menggemparkan dunia adalah kisah tentang bayi “Suwar Ashour” yang belum genap berusia lima bulan dan terlahir dengan ciri-ciri polos bagaikan bidadari yang turun dari kayangan. Namun, pengepungan, kelaparan, dan kekurangan gizi merenggut masa kecilnya dalam beberapa hari.

Pernyataan Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Dr Munir al-Barash soal bayi kelaparan di Gaza. - (tiwtter/x)  ​

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Dr Munir al-Barash, berkata, “Kisah gadis kecil, Suwar Ashour, merupakan perwujudan dari bencana kekurangan gizi di Jalur Gaza. Lebih dari 60.000 anak berisiko meninggal akibat blokade yang sedang berlangsung dan penolakan makanan dan obat-obatan oleh pendudukan Israel.”

Serangan udara Israel kembali menerangi langit di seluruh Gaza di mana penduduk berebut mencari perlindungan semalam. Sementata ledakan besar mengguncang seluruh bangunan tempat tinggal di bagian tengah dan utara Jalur Gaza.

Di bagian tengah Gaza, kamp pengungsi Nuseirat khususnya berada di bawah pemboman besar-besaran Israel semalam dengan tiga serangan terpisah menghantam bangunan tempat tinggal sementara orang-orang masih berada di dalam.

Aljazirah melaporkan, mereka yang selamat dari serangan tersebut menggambarkannya sebagai gempa bumi yang menghancurkan seluruh bangunan. Di satu gedung, delapan orang syahid dalam satu serangan. Pekerja darurat masih mencari lebih banyak lagi. 

photo
Heba Shakura berduka atas putranya Islam Abu Mahdi yang syahid akibat serangan udara Israel, saat pemakamannya di RS Indonesia di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Senin, 28 April 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Jumlah orang yang terbunuh diperkirakan akan meningkat karena masih banyak anggota keluarga yang mencari orang yang mereka cintai. Dalam dua serangan lainnya, enam orang syahid, semuanya berasal dari keluarga yang sama.

Di utara, lebih banyak apartemen yang hancur akibat serangan artileri berat dan udara. Tiga anggota keluarga tewas di kota Jabalia yang terus menerus dibom sejak pasukan Israel melanggar gencatan senjata. Seorang nelayan di Kota Gaza tewas saat ia menarik perahunya ke dalam air dini hari tadi. 

Sementara itu, rumah sakit kewalahan dengan banyaknya pasien dan korban cedera. Staf medis memperingatkan masih banyak lagi orang yang meninggal secara diam-diam dalam pernyataan darurat di fasilitas kesehatan yang tersisa karena kekurangan pasokan medis. Obat-obatan sederhana seperti obat penghilang rasa sakit tidak tersedia.

Terdengar suara pembongkaran sistematis rumah-rumah di lingkungan Shujaiya bagian timur Kota Gaza yang dulunya merupakan daerah yang ramai dan padat penduduk. Sekarang, itu telah berubah menjadi puing-puing yang luas.

Setidaknya 39 warga Palestina telah syahid dalam serangan Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan di daerah kantong tersebut. Setidaknya 109 orang juga terluka dalam periode itu, tambah kementerian itu.

Jumlah korban tewas di Gaza meningkat menjadi 52.400 orang syahid, dengan 118.014 orang terluka, sejak 7 Oktober 2023, tambahnya. Israel telah membunuh sedikitnya 2.308 warga Palestina dan melukai 5.973 orang sejak melanggar gencatan senjata pada 18 Maret, menurut kementerian.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Gencatan Senjata di Gaza Makin Dekat?

Hamas terus menolak menyerahkan senjata mereka.

SELENGKAPNYA

Tentara Penjajah Disergap di Seantero Gaza

Israel dilaporkan mengalami kekurangan pasukan parah.

SELENGKAPNYA

Israel Bunuh Sekeluarga Beserta Tiga Anak-Anak di Gaza

PBB menegaskan bahwa kondisi di Gaza makin memprihatinkan.

SELENGKAPNYA