Analisis
Li Khamsatun
Oleh Adiwarman A Karim
Tough year is the beginning of next good years. Tahun yang sulit adalah awal dari tahun-tahun yang penuh kecemerlangan. Kegentingan ekonomi akibat dampak Covid-19 jelas tergambar dalam Perppu 1 Tahun 2020. Berbagai kewenangan istimewa diberikan kepada Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, dan Otoritas Jasa Keuangan.
Ada dua cara melihat perppu tersebut. Pertama, alarm waspada kepada seluruh negeri bersiap perekonomian memasuki tahun sulit. Kedua, peluit awal proses perubahan besar menuju tahun-tahun penuh kecemerlangan.
Dalam keadaan normal pun, kebutuhan likuiditas masyarakat meningkat di setiap Ramadhan dan libur panjang Idul Fitri. Adanya tunjangan hari raya (THR) menambah daya beli masyarakat, transaksi perdagangan naik, perekonomian hidup, dan harga-harga naik. Sebagian THR dan keuntungan pedagang dibawa mudik sehingga inflasi tidak bertumpuk di kota-kota besar. Para pemudik berjasa besar melakukan pendistribusian uang sampai pelosok negeri secara gratis.
Dalam mazhab monetaris itu berarti perputaran uang naik, ekonomi sehat. Dalam mazhab Keynesian, khususnya teori Keynesian at the Countryside, ini berarti meningkatkan ekonomi desa tanpa mendorong inflasi berlebihan di kota.
Dalam keadaan kegentingan Covid-19 ceritanya sedikit berbeda. Pertama, sebagian perusahaan mungkin kesulitan membayar THR. Kedua, volume perdagangan menurun karena hilangnya Tarawih, mudik, dan pembatasan pergerakan. Ketiga, cicilan ke bank dan leasing menurun, apalagi kalau benar cuti cicilan setahun.
Keempat, kredit bermasalah bank akan naik, pencadangan naik, dan keuntungan bank tertekan. Kelima, masyarakat menarik tabungan karena pendapatan mulai berkurang. Keenam, likuiditas perbankan tertekan.
Bank akan mengalami dua tekanan sekaligus. Pertama, tekanan likuiditas. Kedua, tekanan keuntungan. Untuk yang pertama, perppu memberi kewenangan BI untuk memberikan pinjaman likuiditas jangka pendek. Untuk yang kedua, perppu memberi kewenangan OJK untuk memerikan perintah penggabungan, peleburan, pengambilalihan, integrasi dan atau konversi.
Diperkirakan bank-bank kecil menengah, yaitu bank BUKU 1 dan BUKU 2, yang akan pertama kali mengalami dua tekanan tersebut. Sebagian besar bank syariah adalah bank BUKU 1 dan BUKU 2. Di sini letak tantangan sekaligus peluangnya.
Bank-bank devisa mendapat tekanan yang ketiga, yaitu risiko naiknya kurs dolar AS. Perppu memberikan wewenang kepada BI untuk membeli surat utang negara, dalam kata lain BI memberi pinjaman kepada pemerintah. Dalam istilah lain sering disebut uang dari langit atau //helicopter money//, sebagai kata ganti mencetak uang baru. Ini yang akan menambah daya dorong naiknya kurs dolar AS.
Bila kita lengah, bank-bank lokal akan diambil alih oleh investor asing yang telah lebih dulu pulih dari dampak Covid-19. Berbagai narasi dapat disusun untuk menyenangkan masyarakat, misalnya, keberhasilan menarik investor asing atau kepercayaan asing telah pulih kembali, mengalahkan narasi ketahanan nasional sistem keuangan. Ketika keadaan kembali normal, kita menyadari telah kehilangan.
Nielsen dalam risetnya “Race Against the Virus” menemukan anomali pola belanja masyarakat Jakarta yang menjadi episentrum Covid-19, terutama kalangan kelas menengah. Sedangkan, kelas atas relatif stabil. Terjadi kenaikan signifikan belanja kelas menengah terutama belanja minuman, kebersihan diri, makanan instan, dan peralatan memasak, yang semuanya naik di atas 30 persen. Belanja makanan naik 22 persen.
Hal ini menunjukkan logika prioritas masyarakat dalam membaca kebijakan pemerintah menangani Covid-19. Pertama, belanja minuman naik 69 persen untuk imunitas diri. Kedua, belanja alat kebersihan diri naik 38 persen untuk mencegah penularan. Ketiga, belanja makanan instan dan peralatan masak masing-masing naik 34 persen untuk antisipasi pembatasan pergerakan. Keempat, belanja makanan naik 22 persen untuk menjaga kecukupan asupan gizi.
Riset yang dilakukan hingga awal Maret ini menunjukkan sikap mandiri masyarakat dalam menghadapi Covid-19. Perdebatan di kalangan elite pemerintahan telah mengirim pesan yang kuat agar masyarakat menyiapkan diri masing-masing secara mandiri, daripada harus menunggu kebijakan pemerintah.
Tiga Jumat telah berlalu, sebentar lagi Ramadhan dengan Tarawih, dan budaya buka puasa bersama dapat menjadi ujian batas kesabaran kebijakan pembatasan pergerakan. Peningkatan kedisiplinan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang tidak diikuti oleh penurunan tingkat penyebaran Covid-19 akan berhadapan langsung dengan semangat beribadah di bulan suci.
Masyarakat dapat saja menilai kebijakan PSBB tidak efektif mencegah Covid-19 dan mulai mencari kearifan lokal dalam menyikapi wabah ini di bulan suci. Keberhasilan mendapatkan kearifan lokal akan meningkatkan percaya diri masyarakat dalam menyikapi tradisi mudik di tengah wabah dan menurunkan kredibilitas kebijakan PSBB.
Pada saat itu tunggakan cicilan kredit akan memasuki bulan kedua atau ketiga. Pembayaran pajak penghasilan badan dan individu pun jatuh tempo. THR sebagian tidak terbayarkan, sebagian lagi bahkan dirumahkan. Tekanan di masyarakat terasa berat, tekanan di bank dan //leasing// pun makin besar. Kredibilitas kebijakan keringanan kredit akan berhadapan dengan bayangan rontoknya lembaga keuangan.
Untungnya pemerintah telah mengantisipasi itu semua dengan Perppu 1 Tahun 2020. Akan banyak terjadi aksi korporasi, penggabungan, pengambilalihan, dan konversi menjadi lembaga keuangan syariah. Wabah 100 tahunan ini akan menjadi awal suatu perubahan besar yang meletakkan tatanan baru yang lebih adil dan lebih berkah. Keadilan dan keberkahan inilah yang akan membawa Indonesia menjadi pemimpin dunia.
Imam Syihabuddin Ahmad bin Salamah al-Qalyubiy dalam kitab Tuhfatur Raghib mengajarkan doa menolak bala dan wabah penyakit. Doa ini dikenal luas sebagai doa Li Khamsatun, doa dengan mengingat lima hamba Allah yang menjadi jalan sampainya Islam kepada kita.
Ya Allah, dengan kemuliaan Nabi-Mu yang terpilih al-Mustofa Muhammad SAW, hamba-Mu yang diridhai al-Murtadha Ali bin Abi Thalib, kedua anaknya Hasan dan Husein, dan Fatimah binti Rasulullah, selamatkanlah kami dari panas wabah penyakit ini.
Ya Allah, segala kehormatan dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan ini milik-Mu. Curahkanlah keselamatan, rahmat, dan berkah atas Nabi Muhammad SAW. Berikan pula keselamatan, rahmat, berkah atas kami bangsa Indonesia yang telah Engkau pilih menjadi umat Islam terbesar di dunia. Jadikan kami pembawa panji kebesaran-Mu pada akhir zaman. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.