
Internasional
Setelah Hancurkan Semua Gedung di Gaza, Israel Sasar Tenda Pengungsi
Israel terus menghalangi masuknya makanan dan bantuan ke Gaza.
GAZA -- Serangan terbaru Israel telah memperlihatkan kerentanan komunitas Palestina di bagian selatan Jalur Gaza. Kemarin, angkatan udara Israel menyerang sekelompok tenda di Khan Younis, menewaskan sedikitnya 10 warga Palestina dan melukai tujuh lainnya, menurut pejabat kesehatan setempat.
Aljazirah melaporkan, mereka juga menyatakan bahwa di antara mereka yang syahid adalah seorang anak berkebutuhan khusus yang terbakar hidup-hidup dalam api yang melalap tenda, sementara tetangganya dan orang-orang yang tinggal di tenda terdekat bergegas memadamkan api dan mengendalikan situasi.
Mereka yang terluka dalam serangan itu kini menerima perawatan di Rumah Sakit Nasser dan menderita luka parah serta luka bakar yang memerlukan perawatan medis segera, yang hampir tidak tersedia.
Serangan terhadap kamp tenda darurat tersebut telah memicu kecaman dari kelompok hak asasi manusia, yang telah berulang kali memperingatkan bahwa serangan tersebut mungkin melanggar hukum internasional.

Setidaknya 40 warga Palestina syahid dan 73 lainnya terluka di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir akibat genosida Israel yang sedang berlangsung di wilayah tersebut, menurut sumber medis. WAFA melaporkan bahwa jumlah korban jiwa warga Palestina akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 telah meningkat menjadi 51.065 korban jiwa, dengan tambahan 116.505 orang menderita luka-luka. Mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak.
Pihak berwenang Israel terus menolak misi terkoordinasi yang direncanakan PBB untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan ke Gaza ketika blokade Israel di Jalur Gaza kini memasuki minggu ketujuh, kata Juru Bicara Sekretaris Jenderal Stephanie Tremblay.
Berbicara kepada wartawan, Tremblay mengatakan hanya dua dari enam rencana gerakan kemanusiaan yang dikoordinasikan dengan otoritas Israel yang difasilitasi pada hari Rabu. “Empat misi lainnya ditolak, termasuk satu misi pengambilan bahan bakar dari Rafah yang sangat dibutuhkan,” katanya.
Sejak Maret, Israel telah sepenuhnya menghentikan bantuan masuk ke Jalur Gaza, memutus pasokan listrik, memperluas operasi militernya di lapangan, dan melanjutkan pengeboman di wilayah kantong tersebut, sehingga menjerumuskan warga Palestina ke dalam krisis kemanusiaan terburuk sejak perang dimulai pada Oktober 2023, kata PBB.

Prospek perbaikan situasi terlihat kecil. Pada hari Rabu, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan tidak ada bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza dan bahwa pasukan Israel akan ditempatkan tanpa batas waktu di apa yang disebut “zona keamanan” di Gaza.
Menteri Pertahanan Israel Katz pada Rabu mengatakan militer Israel akan terus memblokir bantuan kemanusiaan memasuki Gaza untuk menekan Hamas agar menyerah. Stasiun penyiaran publik Israel, Kan, mengutip angka-angka dari lembaga pertahanan yang tidak disebutkan namanya, kini melaporkan bahwa Gaza hanya memiliki cukup makanan untuk bertahan sebulan.
Outlet tersebut juga mengatakan bahwa “diskusi sedang berlangsung” di dalam militer Israel tentang “bagaimana cara mendatangkan bantuan kemanusiaan tanpa sampai ke Hamas”. Salah satu usulan yang dilaporkan sedang diperiksa adalah “pusat bantuan stasioner” yang didirikan “di bawah pengelolaan organisasi internasional dan dalam lingkup keamanan” militer Israel, menurut Kan.
Laporan terkini dari badan urusan kemanusiaan PBB (OCHA) mengenai situasi di Gaza memberikan gambaran yang mengerikan di tengah meningkatnya serangan oleh pasukan Israel dan kekurangan pangan yang parah akibat blokade militer Israel terhadap semua bantuan yang memasuki wilayah yang dilanda perang tersebut.
“Konsumsi pangan di Gaza telah merosot tajam akibat blokade terhadap masuknya bantuan kemanusiaan dan pasokan penting lainnya yang kini memasuki minggu ketujuh,” kata OCHA. “Konsumsi kelompok makanan utama – seperti daging, unggas, susu, sayuran, dan buah-buahan – masih sangat rendah,” tambahnya.
Menurut OCHA, pada bulan Maret, 3.696 anak-anak Palestina baru dirawat karena kekurangan gizi akut, yang merupakan peningkatan tajam dibandingkan dengan jumlah pada bulan Februari, yaitu 2.027 anak.
Kurangnya akses terhadap air di Gaza juga memicu "krisis kelangsungan hidup yang parah dengan konsekuensi kesehatan dan perlindungan masyarakat yang luas. Air sangat penting untuk kelangsungan hidup, namun akses terhadap air bersih menjadi sangat terbatas," demikian isi laporan OCHA.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.