Tentara Israel berkumpul di perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, Selasa, 11 Februari 2025. | AP Photo/Ariel Schalit

Internasional

IDF Dilanda Gelombang Pembangkangan

Tentara Israel mengakui adanya pelanggaran hukum internasional di Gaza.

TEL AVIV – Pasukan penjajahan Israel (IDF) didera gelombang pembangkangan besar-besaran para tentara cadangan. Mereka menolak kembali ke satuan untuk melakukan agresi di Gaza yang disebut melanggar hukum internasional.

Otoritas Penyiaran Israel melaporkan bahwa puluhan tentara cadangan di Korps Medis mengumumkan bahwa mereka tidak bersedia kembali untuk berpartisipasi dalam pertempuran di Gaza. Puluhan ribu tentara cadangan lainnya juga dilaporkan mengambil sikap serupa.

Komite tersebut menyatakan bahwa tentara cadangan dengan pangkat letnan kolonel ke bawah, termasuk dokter, paramedis, dan petugas medis tempur, menyatakan dalam petisi mereka bahwa penolakan mereka untuk bertugas dimotivasi oleh seruan untuk merebut tanah Palestina di Gaza dan menetap di sana.

Mereka menilai hal ini merupakan pelanggaran hukum internasional, dan hal ini menjadi faktor utama penolakan mereka, selain belum adanya kemajuan menuju kesepakatan “sandera” tahap kedua. 

photo
Tentara Israel berkumpul di perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, Selasa, 11 Februari 2025. - ( AP Photo/Ariel Schalit)

Para penandatangan petisi menjelaskan bahwa mereka menolak untuk terus menjadi sukarelawan di pasukan cadangan karena lamanya perang, yang menurut mereka telah melampaui logika, dan karena kerusakan yang ditimbulkan terhadap warga sipil di kedua sisi dan tatanan sosial Israel.

Para penandatangan petisi menjelaskan bahwa mereka menolak untuk terus menjadi sukarelawan di pasukan cadangan karena lamanya perang, yang menurut mereka telah melampaui logika, dan karena kerusakan yang ditimbulkan terhadap warga sipil di kedua sisi dan tatanan sosial Israel. 

Para penandatangan menambahkan bahwa paparan terus-menerus terhadap peristiwa yang sangat traumatis dan situasi yang mengancam jiwa menyebabkan kerusakan pasca-trauma, selain menurunkan citra manusia. Mereka menyerukan untuk tidak menyerah pada tekanan dan membiarkan kesepakatan “sandera” berlanjut, gencatan senjata dilaksanakan, dan beralih ke tahap kedua. 

Puluhan ribu tentara cadangan Israel menolak untuk bertugas di militer setelah pemerintah melanjutkan perangnya di Gaza, perang yang dianggap oleh banyak orang di Israel membahayakan nyawa para tawanan yang tersisa. 

photo
Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

Surat kabar Haaretz juga melaporkan bahwa pasukan cadangan memberi tahu komandan mereka bahwa mereka tidak akan melapor jika dipanggil lagi, mengutip salah satu alasan keputusan Perdana Menteri Netanyahu untuk memecat ketua Shin Bet Ronen Bar dan mengubah komposisi Komite Seleksi Yudisial.

Pada tanggal 18 bulan ini, tentara Israel melanjutkan pemboman dahsyat di Jalur Gaza dan kemudian melakukan operasi darat, dua bulan setelah perjanjian gencatan senjata disepakati di Gaza.

Ratusan perwira dan tentara cadangan Israel menyurati Kepala Staf Militer Eyal Zamir pada Kamis (27/3/2025) untuk menyampaikan bahwa pasukan telah "kembali menghadapi kekacauan di Jalur Gaza tanpa tujuan yang jelas." Mereka mendesak Zamir untuk menetapkan tujuan yang jelas dalam melanjutkan perang genosida di Gaza serta menentukan batas waktu yang pasti untuk mencapai misi tersebut, sebut laporan otoritas penyiaran publik Israel (KAN). KAN menyebut surat itu sebagai sesuatu yang "tidak biasa."

Harian Yedioth Ahronoth melaporkan pada 19 Februari bahwa hampir 170 ribu tentara, termasuk ribuan pasukan cadangan yang kembali dari pertempuran, telah mendaftar dalam program perawatan psikologis Kementerian Pertahanan Israel. Militer Israel melancarkan serangan udara mendadak ke Jalur Gaza, Palestina, pada 18 Maret. Akibatnya, 855 orang syahid, hampir 1.900 lainnya terluka.

photo
Asap mengepul dari sebuah bangunan yang menjadi sasaran serangan tentara Israel di Kota Gaza, Sabtu, 22 Maret 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Serangan ini juga menghancurkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan gerakan perlawanan Hamas yang mulai berlaku sejak Januari 2025. Sejak Oktober 2023, lebih dari 50 ribu warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, syahid akibat perang genosida Israel di Gaza. Sementara lebih dari 113.900 lainnya mengalami luka-luka.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait penyerbuannya di wilayah kantong Palestina tersebut.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Jumat Terakhir di Masjid Al Aqsa, Israel Terus Batasi Jamaah

Israel mengadang jamaah yang sudah memenuhi syarat untuk sholat di Al Aqsa.

SELENGKAPNYA

Israel Bunuh Juru Bicara Hamas

Jumlah syuhada di Jalur Gaza terus bertambah.

SELENGKAPNYA

Seperti Sekutunya Israel, AS Juga Bunuh Anak-Anak di Yaman

Terjadi pertempuran berjam-jam AS melawan Houthi di Laut Merah.

SELENGKAPNYA