
Internasional
Kapal-Kapal AS Memutar Jauh Akibat Blokade Houthi
AS terus melakukan serangan ke Yaman untuk melemahkan Houthi.
GAZA – Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz mengatakan bahwa kelompok Houthi berhasil membuat tiga perempat lalu lintas pelayaran AS yang seharusnya melewati Laut Merah beralih rute. Kapal-kapal itu saat ini terpaksa melewati wilayah tersebut dan melewati pantai selatan Afrika karena serangan Houthi di Yaman.
“Tujuh puluh lima persen kargo kami yang berbendera AS harus melalui pantai selatan Afrika, bukan melalui Terusan Suez,” kata Waltz kepada CBS pada Ahad (23/3/2025).
Serangan Houthi berhenti dengan berlakunya perjanjian gencatan senjata antara Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Israel di Gaza pada 19 Januari, namun Houthi mengulanginya seminggu yang lalu dan berjanji akan mengintensifkannya selama Israel terus melanjutkan serangannya di daerah kantong Palestina yang hancur.
Selama panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad malam, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan, menurut pernyataan dari departemennya, bahwa pemerintahnya “bertekad untuk memulihkan kebebasan navigasi di Laut Merah melalui operasi militer melawan Houthi.”

Menurut juru bicara Departemen Pertahanan AS Sean Parnell, Houthi telah menyerang kapal perang AS sebanyak 174 kali dan kapal komersial 145 kali sejak tahun 2023.
Dalam serangan Houthi terbaru, juru bicara militer kelompok itu, Yahya Saree, mengatakan kapal induk AS Harry S. Truman dan kapal perang lainnya di Laut Merah terlibat dengan rudal dan drone selama beberapa jam. Dia juga mengumumkan bahwa Bandara Ben Gurion di Israel menjadi sasaran rudal balistik. Ia menambahkan, operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya.
Selama lebih dari seminggu, Amerika Serikat telah melakukan serangan terhadap kubu Houthi. Serangan-serangan ini adalah yang pertama sejak Presiden Donald Trump menjabat pada 20 Januari. Serangan-serangan ini telah menewaskan lebih dari 70 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya, termasuk perempuan dan anak-anak, menurut pernyataan Houthi. Penggerebekan terbaru, yang dilakukan kemarin malam, menewaskan empat orang dan melukai beberapa lainnya dalam penembakan yang menargetkan ibu kota, Sanaa, dan Saada.
Kelompok Houthi juga beberapa kali mengaku bertanggung jawab meluncurkan rudal ke sasaran Israel sejak Israel melanggar gencatan senjata dengan Hamas Selasa lalu dengan melanjutkan pemboman di Jalur Gaza.

Waltz mengatakan kepada CBS tadi malam bahwa Presiden Donald Trump telah memutuskan untuk mengambil tindakan yang lebih keras dan tegas terhadap Houthi, tidak seperti pemerintahan sebelumnya di bawah Presiden Joe Biden.
“Selama dua hari terakhir, Presiden telah memutuskan untuk memukul keras kelompok Houthi, tidak seperti pemerintahan sebelumnya, di mana serangan mendadak ini akan memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Akibatnya, salah satu jalur laut terpenting di dunia telah ditutup. Maksud saya, Houthi seperti al-Qaeda atau ISIS, dan mereka memiliki rudal jelajah, rudal balistik, dan beberapa pertahanan udara paling canggih, semuanya disediakan oleh Iran,” tambahnya.
Penasihat Keamanan Nasional AS menekankan bahwa “menjaga jalur laut tetap terbuka dan menjaga perdagangan tetap terbuka adalah aspek mendasar dari keamanan nasional kita” dalam menghadapi Houthi.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada AFP kemarin, sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang laporan serangan baru di Yaman, bahwa pasukan AS “melakukan serangan di beberapa lokasi kelompok Houthi yang didukung Iran setiap siang dan malam di Yaman.”

Pakar militer Kolonel Hatem Karim Al-Falahi mengatakan bahwa serangan AS di Yaman di bawah mantan Presiden Joe Biden dan Presiden saat ini Donald Trump tidak akan mencegah Houthi menargetkan jalur pelayaran Laut Merah, pasukan AS di wilayah tersebut, dan Israel.
Dalam analisisnya mengenai situasi militer di Gaza, Al-Falahi mencatat bahwa serangan AS tidak menargetkan aset militer Houthi, dan oleh karena itu “tidak menghentikan serangan Houthi.”
Dia menjelaskan bahwa Houthi menggunakan berbagai platform rudal dan memanfaatkan medan pegunungan yang kompleks, yang berbeda dari daerah lain, yang berarti peluncuran rudal mereka ke sasaran sangat terlindungi.
Pada Kamis malam, tentara pendudukan Israel mengumumkan bahwa sirine serangan udara telah diaktifkan di beberapa daerah setelah mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman, yang kedua dalam 24 jam.

Sementara itu, Channel 12 Israel melaporkan bahwa Israel telah memutuskan, atas permintaan Washington, untuk tidak menanggapi rudal Yaman dan mengandalkan tanggapan Amerika.
Al-Falahi menekankan bahwa tentara Israel adalah kekuatan kecil, dan “tidak akan mampu membuka banyak medan perang di Suriah, Lebanon, Gaza, dan Tepi Barat tanpa dukungan signifikan dari Amerika.”
Pakar militer tersebut mengatakan, "Amerika Serikat terlibat dengan Israel dalam menghadapi Houthi dan siapa pun yang mengancam keamanan Tel Aviv," seraya menekankan bahwa pasukan AS hadir di wilayah tersebut dan tidak perlu melakukan perjalanan jarak jauh.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.