Seorang wanita bereaksi terhadap jenazah seseorang yang syahid akibat serangan udara tentara Israel semalaman di Jalur Gaza, di rumah sakit Al-Ahli di Kota Gaza, Selasa, 18 Maret 2025. | AP Photo/Jehad Alshrafi

Internasional

Menjelang Sahur, Israel Hancurkan Gencatan Senjata

Warga Gaza bersiap melaksanakan sahur ketika dibombardir Israel.

GAZA – Serangan mengerikan yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza dan menewaskan lebih dari 400 orang terjadi pada dini hari. Warga Gaza masih terlelap menanti bangun untuk makan sahur menjelang berpuasa Ramadhan.

“Itu bukan mimpi buruk, itu nyata. Perang telah kembali terjadi begitu saja, tanpa peringatan. Jam menunjukkan pukul 02.10 ketika kami terbangun ketakutan karena suara serangan udara yang memekakkan telinga. Suara keras mengguncang segala sesuatu di sekitar kami,” tulis reporter Aljazirah Maram Humaid, kemarin.

Ia menuturkan, putrinya Banias, terbangun dan berteriak ketakutan: “Baba! Mama!”

“Dia berada tepat di sampingku, menangis ketakutan, tapi aku bahkan tidak bisa meyakinkannya. Pikiranku benar-benar kacau.” Ia sempat tak percaya bahwa Israel melanjutkan pemboman di Jalur Gaza. 

photo
Seorang pria Palestina memegang jenazah keponakannya yang berusia 11 bulan, yang syahid akibat serangan udara tentara Israel di Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza, Selasa, 18 Maret 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Beberapa menit berlalu sebelum berita mulai berdatangan. Sebuah rumah menjadi sasaran di Deir el-Balah, ada serangan terhadap sebuah rumah di Nuseirat.

Beberapa tenda untuk keluarga pengungsi dibom di al-Mawasi, Khan Younis, dan terjadi penembakan artileri di Rafah. Seluruh bangunan tempat tinggal dihantam di Jabalia, Gaza utara, dan terjadi serangan di lingkungan al-Karama. Sebuah “sabuk api” terjadi di Gaza tengah.

Warga Palestina di sebuah sekolah yang menampung keluarga-keluarga pengungsi di Kota Gaza mengatakan mereka sangat terguncang pada Selasa dini hari ketika jet Israel menyerang. Pejabat rumah sakit mengatakan lebih dari dua lusin orang syahid.

“Orang-orang tidur nyenyak, mereka menyetel alarm untuk bangun saat sahur, dan mereka terbangun dalam kematian,” kata Fedaa Heriz, seorang perempuan pengungsi kepada Associated Press, Selasa.

photo
Para pelayat berkumpul di sekitar jenazah warga Palestina yang terbunuh akibat serangan udara tentara Israel saat mereka dibawa ke Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza, Selasa, 18 Maret 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Militer Israel belum memberikan komentar mengenai serangan di sekolah tersebut, yang merupakan bagian dari serangan baru di Gaza. “Saya mendengar teriakan, ibu dan saudara perempuan saya berteriak, meminta bantuan. Saya datang dan memasuki ruangan dan menemukan anak-anak di bawah reruntuhan, di bawah batu,” kata Majd Naser, seorang pengungsi Palestina.

Seorang dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di Gaza mengatakan dia telah menyaksikan “tingkat kengerian” yang sulit diungkapkan setelah Israel melakukan pemboman mendadak terhadap wilayah tersebut.

Dr Tanya Haj Hassan, seorang sukarelawan Bantuan Medis untuk Palestina yang berbasis di Rumah Sakit Nasser, mengatakan unit perawatan intensif anak sudah penuh. Dia mengatakan dia secara pribadi telah merawat setidaknya lima pasien yang meninggal di ruang gawat darurat.

“UGD hanya kekacauan, pasien ada di mana-mana, di lantai,” katanya. “Mungkin ada tiga laki-laki, dan sisanya adalah anak-anak, perempuan, orang tua, semua orang tertidur, masih terbungkus selimut.

Clémence Lagouardat, kepala respon Oxfam di Gaza, juga berbicara kepada Sky News di Inggris mengenai situasi di Gaza. Ia mengatakan bahwa populasi di sana berada dalam kondisi “sangat rentan dan sangat rapuh”.

“Apa yang bisa saya katakan kepada Anda adalah serangan berskala besar. Saya pikir semua orang di Gaza bangun sekitar jam 02.00 pagi. Kami mendapat beberapa panggilan dekat dari kantor kami saat ini di Kota Gaza. Dan menurut saya yang paling menonjol adalah jumlah korban yang dilaporkan.”

Ia menyatakan menyaksikan asap, bom, suara ambulans. “Kami harus menelepon seluruh tim kami untuk memastikan bahwa mereka aman, dan mereka masih baik-baik saja. Jadi ini adalah malam yang sangat panjang. Kami juga mulai menilai bagaimana situasi di lapangan, apa kemungkinan pergerakannya, dan apa yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.”

Sudah 17 hari tidak ada yang masuk ke Jalur Gaza. Jadi persediaan makanan semakin menipis untuk 2,2 juta orang yang tinggal di Gaza.

Jadi, meskipun ada lonjakan bantuan pada awal gencatan senjata, bantuan tersebut habis dengan cepat. “Anda perlu memberi makan, Anda perlu merawat 2,2 juta orang. Jadi menurut saya situasi di rumah sakit sangat kritis, dan perawatan yang diperlukan untuk orang-orang yang terluka pada malam hari tidak ada.”

Volker Turk, kepala hak asasi manusia PBB, menyuarakan kengeriannya atas serangan udara Israel yang paling intens di Gaza sejak gencatan senjata yang rapuh mulai berlaku pada bulan Januari.

“Saya ngeri dengan serangan udara dan penembakan Israel tadi malam di Gaza, yang menewaskan ratusan orang, menurut Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza,” kata Turk dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Reuters, seraya menambahkan bahwa “ini akan menambah tragedi ke dalam tragedi”.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mesir Ajukan Proposal Kehadiran Pasukan Internasional di Gaza dan Tepi Barat

UE dukung rencana rekonstruksi Gaza yang dipimpin negara-negara Arab.

SELENGKAPNYA

Israel Lancarkan Serangan di Seantero Gaza, Belasan Syahid

Israel terus melakukan pembunuhan sementara gencatan senjata dibicarakan.

SELENGKAPNYA

Drone Israel Bunuh Dua Balita Gaza

Pembunuhan tersebut merupakan bentuk pelanggaran lain Israel akan gencatan senjata di Gaza.

SELENGKAPNYA