Warga melintasi banjir yang menggenangi kawasan pertokoan di Grand Galaxy Park, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). | Republika/Edwin Putranto

Nasional

Banjir Besar Jabodetabek, Sejumlah Wilayah Lumpuh

Bekasi jadi yang paling terdampak banjir.

BEKASI – Banjir dahsyat melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek. Banjir yang disebut merupakan kiriman dari Bogor tersebut menyebabkan sejumlah aktivitas publik lumpuh total.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan banjir yang kemarin merendam sejumlah kawasan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan ketinggian 1-4 meter adalah banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat yang diguyur hujan intensitas sangat deras.

"Jakarta dan sekitarnya rata-rata banjir air kiriman dari Puncak, Bogor yang semuanya ini dialirkan dalam DAS Ciliwung," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, hujan deras yang mengguyur Kota Bogor pada Minggu (2/3) malam tergolong ekstrem karena berdasarkan data hasil monitoring tim meteorologi BMKG ketebalan intensitas hujannya lebih dari 110 mm per hari.

photo
Banjir menggenangi kawasan Grand Galaxy Park, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). - (Republika/Edwin Putranto)

BMKG menilai curah hujan ekstrem tersebut memungkinkan air DAS Ciliwung meluap menjadi banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, hingga terbawa ke hilir sungai di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

Adapun untuk banjir di Kota Bekasi yang dilaporkan muka air tertingginya 4 meter, katanya,  terjadi karena pada saat bersamaan daerah itu menerima air kiriman hulu DAS Ciliwung dan ditambah adanya hujan deras dengan intensitas 165-208 mm per hari di beberapa lokasi.

"Hari ini di Sumur Batu Bekasi hampir 208 mm per hari. Ini terjadi dipengaruhi pertumbuhan awan konvektif yang cukup signifikan pada skala meso - sirkulasi siklonik yang mengakibatkan perlambatan angin dan seterusnya," katanya.

Dia menambahkan, banjir Jakarta dan daerah sekitarnya ini masih relatif rendah jika dibandingkan dengan banjir yang terjadi pada tahun 2020, di mana saat itu BMKG mencatat curah hujan lokal di Jakarta sangat ekstrem dengan ketebalan 377 mm per hari.

Meski demikian BMKG sedang berkoordinasi dengan lembaga terkait guna membahas kebutuhan operasi modifikasi cuaca, sebagai upaya mengendalikan potensi hujan dan mendukung percepatan pemulihan dampak bencana.

"Periode 4-11 Maret 2025, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi. Di Pulau Jawa bagian barat," kata dia, seraya meminta masyarakat untuk selalu memantau informasi kondisi cuaca secara berkala untuk mengantisipasi dampak dari dinamika atmosfer yang terus berkembang.

Merujuk data sementara yang dilaporkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa, mencatat korban terdampak banjir di Jakarta ada sebanyak 485 keluarga atau 1.446 orang dan sebanyak 224 unit rumah di Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan itu yang terendam banjir dengan ketinggian muka air 50 centimeter-1,5 meter.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jakarta mencatat jumlah lingkungan yang terdampak banjir hingga Selasa (4/3/2025) pukul 12.00 WIB mencapai 105 rukun tetangga (RT). Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Provinsi Jakarta Mohamad Yohan mengatakan, banjir yang terjadi itu mayoritas disebabkan luapan Kali Ciliwung.

Pasalnya, selama dua hari ke belakang juga terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang masif di wilayah Jawa Barat yang menyebabkan sungai-sungai di Jakarta meluap. "Jadi karena ini juga yang (hujan) masif itu terjadi di wilayah Jawa Barat ya, artinya dari hulu Sungai Ciliwung," kata dia di Balai Kota Jakarta, Selasa siang.

photo
Kendaraan terendam banjir di kawasan pertokoan di Grand Galaxy Park, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). - (Republika/Edwin Putranto)

Yohan menambahkan, berdasarkan prakiraan BMKG, curah hujan ralan dua hari ke depan juga masuh akan tetap tinggi. Artinya, warga tetap diminta untuk waspada menghadapi bencana banjir.

"Kami terus berusaha, kami terus bersiap dan koordinasi masih terus jalan dan arahan-arahan dari Pak Gubernur dan Pak Wagub itu cukup jelas ya, untuk penanganan banjir yang terjadi, apalagi terjadinya di bulan Ramadan saat ini ya," kata dia.

Berdasarkan data BPBD Provinsi Jakarta hingga pukul 12.00 WIB, total RT yang masih terdampak banjir berjumlah 105 RT, yang tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. Adapun ketinggan air bervariasi hingga mencapai 490 meter.

Jumlah korban banjir di Bogor, Jawa Barat ada sebanyak 381 keluarga atau 1.399 orang warga. Di mana 346 orang korban di antaranya mengungsi, dan satu orang warga hilang terseret banjir dan dalam proses pencarian setidaknya sampai dengan Senin (3/3) petang.

photo
Petugas mengevakuasi warga saat banjir di kawasan Cililitan, Jakarta, Selasa (4/3/2025). - (Republika/Thoudy Badai)

Kemudian di Kota Depok, Jawa Barat banjir melanda 19 lokasi antara lain bantaran Kali Cabang Timur, luapan Kali Cabang Barat Mampang, luapan Situ Pengarengan, belakang Depok Town Square (Detos), Perumahan Mutiara Depok, Perumahan PGRI Pasir Putih, Perumahan Taman Duta, Bukit Cengkeh, Rini Jaya Pondok Jaya, Jalan Raya Juanda.

Kemudian banjir di Kabupaten Tangerang melanda enam wilayah kecamatan antara lain di Pagedangan, Teluk Naga, Legok, Tigaraksa, Panongan, dan Jambe, dengan ketinggian muka air mulai dari 50 centimeter sampai dengan satu meter. Jumlah korban terdampak sementara diperkirakan 3.000 orang warga.

BNPB mengatakan tujuh kecamatan di Kota Bekasi terdampak banjir. Antara lain Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.

Sebanyak 140 unit rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 300 sentimeter. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mendistribusikan bantuan logistik dan mengerahkan sejumlah perahu karet untuk evakuasi warga terdampak. Selain itu, PLN Kota Bekasi memadamkan listrik di beberapa wilayah terdampak untuk mencegah adanya korban yang terkena aliran listrik ketika banjir.

photo
Warga menyelamatkan mesin cuci saat banjir yang merendam pemukiman di kawasan Rawajati, Jakarta, Selasa (4/3/2025). - (Republika/Thoudy Badai)

Sedangkan di Kabupaten Bekasi, hujan disertai kiriman air dari sungai di bagian hulu menyebabkan banjir di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung dan Tambun Utara.

BPBD Kabupaten Bekasi melaporkan ketinggian air mencapai 150 sentimeter merendam 15 unit rumah. Berdasarkan pemantauan visual di lapangan, hingga Selasa (4/3/2025) pagi banjir masih menggenangi sejumlah wilayah. BPBD dan tim gabungan melakukan evakuasi warga terdampak menggunakan perahu karet.

Nurhayati (69) seorang warga Margajaya RW 1 RT 05 Pekayon, Pangkalan Bambu, Bekasi, mengungkapkan tak bisa menunaikan ibadah puasa, kemarin. Pasalnya, banjir terjadi di detik-detik menjelang menyantap sahur. “(Mau) sahur, kan masak udah selesai, tapi belum sempat sahur keburu banjir, niatnya mau puasa, tapi enggak (jadi) kan lemes kita kan begini,” kata Nurhayati, Selasa (4/3/2025). 

Nurhayati menceritakan sekitar pukul 03.00 WIB dirinya tengah memasak santapan sahur. Ia mengatakan sekitar waktu itu sudah ada yang air masuk namun debitnya belum banyak. “Jam 03.00 bangunin anak-anak air sudah masuk tapi belum gede, setelah itu air itu sampai segini,” katanya sembari menunjuk lehernya. 

photo
Seorang canak bersama relawan melintasi banjir yang merendam kawasan Perumahan Sawangan Asri, Depok, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). - (Republika/Prayogi)

Ia mengungkapkan banjir di kawasan rumahnya hingga kemarin belum surut. Bahkan untuk akses menuju rumahnya masih kesulitan. “Ya di sini udah mulai keliatan surut dikit (di jalan Bekasi Selatan) Di dalam rumah masih (banjir) boro-boro bisa lewat,” katanya. 

Ia mengungkapkan di rumahnya ada sekitar delapan orang yang tinggal. Diantaranya adalah tiga anak kecil dan satu ibu hamil. Akibat banjir yang melanda itu pun ia tak sempat menyelamatkan barang elektronik dan barang berharga lainnya. “Kaget lah liat air sampai segini (leher), apalagi kulkas mesin cuci, kompor dua habis semua tempat tidur abis semua,” katanya.

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menuturkan kotanya lumpuh kemarin. "Kota Bekasi hari ini lumpuh. Jalan utama, kantor pemerintahan bahkan rumah sakit tergenang air. Limpasan air sungguh luar biasa," kata Tri Adhianto dalam rapat koordinasi bersama Kepala BNPB Suharyanto dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno secara daring, Selasa.

Dia menyatakan banjir paling parah terjadi di sepanjang lintasan Sungai Bekasi, terutama di area pertemuan Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. Ketinggian air dilaporkan mencapai lebih dari delapan meter, lebih tinggi dibandingkan banjir tahun 2016 dan 2020.

photo
Warga mengecek rumahnya yang terendam banjir di kawasan Perumahan Sawangan Asri, Depok, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). - (Republika/Prayogi)

Tri Adhianto menjelaskan banjir disebabkan oleh meluapnya air dari tanggul yang dibangun Balai Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BWSCC). Selain itu, masih terdapat patahan dan tanggul yang belum terbangun di sepanjang sungai sehingga memperparah dampak banjir.

"Ketinggian air mencapai lebih dari delapan meter sehingga air melimpas dari tanggul yang sudah dibangun. Di beberapa titik, tanggul belum selesai dibangun sehingga dampaknya sangat besar," ucapnya.

Pemkot Bekasi telah mengingatkan warga untuk melakukan evakuasi sehari sebelumnya. Hingga saat ini pihaknya masih terus mendata warga yang bertahan di lantai dua rumah mereka serta kendaraan yang terendam. "Kami akan berupaya merehabilitasi sungai dan berkoordinasi dengan BWSCC untuk menangani kiriman air dari Bogor," katanya.

Pihaknya juga mengimbau segenap warga untuk tetap waspada dan mengikuti arahan evakuasi dari pihak berwenang guna menghindari risiko yang lebih besar.

photo
Sejumlah mengevakuasi barang-barang dirumahnya yang terendam banjir di Kawasan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Senin (3/3/2025). - (Republika/Thoudy Badai)

Banjir ini sekaligus mengungkapkan kerentanan geografis Kota Bekasi terhadap bencana hidrometeorologi terutama saat musim hujan datang. Beberapa faktor yang memperparah banjir antara lain kiriman air dari hulu (Bogor), infrastruktur tanggul yang belum optimal hingga perubahan lingkungan akibat urbanisasi.

"Untuk jangka panjang, diperlukan rehabilitasi sungai, pembangunan tanggul yang lebih kokoh dan koordinasi dengan pemerintah daerah hulu. Selain itu, penguatan sistem peringatan dini dan edukasi masyarakat tentang mitigasi bencana juga menjadi kunci untuk mencegah kejadian serupa di masa depan," kata dia.

Direktur Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab menjelaskan terdapat tiga faktor yang menyebabkan tingginya curah hujan di saat ini. Pertama, gelombang atmosfer aktif seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah. 

Kedua, sirkulasi siklonik dan konvergensi angin di Samudra Hindia yang menyebabkan perlambatan angin dan konvergensi di sekitar pesisir barat Sumatra hingga Jawa bagian barat, memicu peningkatan curah hujan.

"Terakhir, labilitas atmosfer tinggi yang mendukung perkembangan awan konvektif di berbagai daerah yang meningkatkan potensi hujan lebat terutama pada siang hingga malam hari," kata Fachri, Selasa (4/3/2025).

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (republikaonline)

Fachri menjelaskan fenomena cuaca ekstrem skala harian dipicu fenomena dalam skala waktu yang pendek, sementara La Nina, fenomena iklim pada skala waktu bulanan yang pengaruhnya terlihat pada curah hujan akumulasi bulanan atau musiman.

Fachri menegaskan kejadian curah hujan ekstrem pada awal Maret 2025 tidak bisa serta merta disebut sebagai perubahan pola musim hujan. Perubahan pola musim umumnya ditentukan berdasarkan kecenderungan jangka panjang yang terjadi berkali-kali, seperti pergeseran puncak musim hujan yang konsisten dalam beberapa tahun atau dekade.

Dalam konteks pemanasan global, Fachri menjelaskan, pola curah hujan yang teramati menunjukkan peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan ekstrem. Data menunjukkan curah hujan harian maksimum tahunan mengalami peningkatan di berbagai lokasi, termasuk Jakarta.

"Namun, curah hujan tahunan di beberapa wilayah justru cenderung menurun, mengindikasikan bahwa total akumulasi curah hujan mengalami penurunan, sementara kejadian ekstrem semakin sering terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat