
Opini
Nasihat Bagi Kepala Daerah Usai Pelantikan
Memberi nasihat kepada pemimpin berarti menolong dalam menjalankan kebenaran.
Oleh IMAM NUR SUHARNO; Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat
Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dalam Pilkada 2024 akan dilantik oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, Kamis (20/2/2025). Sebanyak 481 kepala daerah yang akan dilantik berasal dari 33 provinsi, 364 kabupaten, dan 84 kota.
Melalui silih bergantinya kepemimpinan daerah ini diharapkan dapat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Penulis mengucapkan selamat menjalankan amanah kepala para Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk masa bakti 2025-2030.
Pada kali ini, penulis menyajikan artikel berkaitan tetang nasihat untuk para pemimpin di semua tingkatan di Tanah Air. Manusia tempatnya salah dan dosa. Tidak ada seorang pun yang dapat menghindarkan diri dari salah dan dosa, kecuali nabi dan rasul karena selalu dibimbing oleh wahyu. Karena itu, jauh-jauh hari Islam telah mengajarkan budaya untuk saling nasihat-menasihati antarsesama dalam hal kebenaran dan kesabaran (QS al-Ashr [103]: 1-3). Hal ini membuktikan bahwa Islam memberikan perhatian serius dalam hal saling menasihati, termasuk nasihat untuk pemimpin.

Pada hakikatnya agama itu adalah nasihat sebagaimana sabda Nabi SAW, “Agama adalah nasihat.” Para sahabat bertanya, “Untuk siapa?” Nabi menjawab, “Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin, dan untuk seluruh umat Islam.” (HR Muslim dan Nasai).
Salah satu peruntukkan nasihat seperti yang disebutkan dalam hadis di atas adalah nasihat untuk pemimpin. Wa li-aimmatil muslimin. Hal ini menunjukkan, memberikan nasihat kepada pemimpin untuk kemaslahan umat termasuk amalan mulia, bahkan termasuk kategori jihad fi sabilillah (HR Ahmad).
Memberi nasihat pemimpin sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi, berarti menolong pemimpin dalam menjalankan kebenaran, mentaatinya dalam kebaikan, mengingatkannya dengan lemah lembut atas kesalahan yang diperbuat, mengingatkan kelalaiannya atas hak kaum Muslimin, tidak memberontaknya, dan membantunya dalam menciptakan stabilitas negara.
Dalam perjalanan sejarah, para ulama dan pemimpin Islam telah memberikan keteladanan dalam memberikan nasihat kepada pemimpin. Seperti nasihat yang pernah dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib kepada Gubernur Mesir, Malik bin Harits al-Asytar.
Rakyat akan mengawasimu sebagaimana engkau mengawasi pemerintahan sebelumnya.
“Ketahuilah wahai Malik, aku telah mengangkatmu menjadi seorang gubernur dari sebuah negeri yang dalam sejarahnya berpengalaman dengan pemerintahan yang baik dan buruk. Sesungguhnya orang-orang akan melihat segala urusanmu, sebagaimana engkau dahulu melihat urusan para pemimpin sebelummu. Rakyat akan mengawasimu sebagaimana engkau mengawasi pemerintahan sebelumnya.”
“Mereka akan berbicara tentangmu sebagaimana engkau berbicara tentang mereka. Sesungguhnya rakyat akan berkata yang baik-baik tentang urusan mereka yang berbuat baik kepadanya. Mereka akan ‘menyembunyikan’ semua bukti dari tindakanmu. Karena itu, harta terbesar akan engkau peroleh jika engkau dapat menghimpun harta dari perbuatan baikmu. Jagalah keinginanmu agar selalu di bawah kendali dan jauhkan dirimu dari hal-hal yang terlarang. Dengan sikap waspada engkau akan mampu membuat keputusan di antara sesuatu yang baik atau tidak baik untuk rakyatmu.”
“Kembangkan sifat kasih sayang dan cintailah rakyatmu dengan lemah lembut. Jadikanlah itu sebagai sumber kebijakan dan berkah bagi mereka. Jangan bersikap kasar dan jangan memiliki sesuatu yang menjadi milik dan hak mereka.”
“Mereka adalah makhluk yang lemah, bahkan kadang melakukan kesalahan. Maka, berikanlah ampunan dan maafmu sebagaimana engkau memohon ampunan dan maaf dari-Nya. Sesungguhnya engkau berada di atas mereka dan urusan mereka ada di pundakmu. Sedangkan Allah berada di atas orang yang mengangkatmu. Allah telah menyerahkan urusan mereka kepadamu dan menguji dirimu dengan urusan mereka.”
Kemudian, bagaimana cara memberikan nasihat, terutama nasihat untuk pemimpin? Islam agama yang sempurna telah memberikan panduan dalam hal memberi nasihat kepada pemimpin.
Rasul SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin menasihati pemimpin, jangan dilakukan secara terang-terangan. Nasihatilah dia di tempat yang sepi, jika menerima nasihat, maka sangat baik dan bila tidak menerimanya, maka kamu telah menyampaikan kewajiban nasihat kepadanya.” (HR Imam Ahmad).
Tidak bijaksana mengoreksi kekeliruan pemimpin melalui mimbar terbuka sehingga menimbulkan fitnah dan kegaduhan. Usamah bin Zaid ketika menasihati Utsman bin Affan bukan dengan cara mencaci di depan umum atau mimbar. Imam Ibnu Hajar berkata, Usamah telah menasihati Utsman bin Affan dengan cara yang sangat bijak dan berakhlak tanpa menimbulkan kegaduhan.
Imam Syafi’i berkata, barangsiapa menasihati temannya dengan rahasia, maka ia telah menasihati dan menghiasinya dan barangsiapa yang menasihatinya secara terang-terangan, maka ia telah mempermalukan dan merusaknya.
Menasihati pemimpin harus berangkat dari sebuah kepahaman tentang apa yang akan dinasihatkan. Karenanya, orang yang hendak menasihati pemimpin harus memiliki bekal ruhiyah agar nasihat dapat berpengaruh, antara lain ikhlas dalam memberi nasihat.
Nabi SAW bersabda kepada Abdullah bin Amr, ”Wahai Abdullah bin Amr jika kamu berperang dengan sabar dan ikhlas, maka Allah membangkitkan kamu, sebagai orang yang sabar dan ikhlas dan jika kamu berperang karena riya, maka Allah akan membangkitkan kamu sebagai orang riya dan ingin dipuji.” (HR Abu Daud).
Kemudian, mendahulukan sikap jujur dan berani dalam memberikan nasihat. Rasulullah SAW bersabda, “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang dzalim.” (HR Abu Daud).
Adab menerima nasihat
Terdapat teladan dari generasi salaf ketika diberi nasihat. Antara lain, menerima nasehat dengan lapang dada. Dari Zain bin Kumait, ia mendengar seseorang telah berkata kepada Abu Hanifah, “Bertakwalah kepada Allah!”
Mendengar itu, Imam Abu Hanifah gemetar, wajahnya pucat, dan kepalanya menunduk. Kemudian ia berkata: “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Betapa manusia sangat membutuhkan seseorang yang berkata seperti ini kepada mereka setiap saat. (Siyar A’lam al-Nubala).
Ketika dinasihati maka segera kembali kepada kebenaran jika yang dinasehatkan adalah sebuah benar. Kembali kepada kebenaran adalah suatu keutamaan. Sedangkan berpegang pada kebatilan adalah suatu keburukan (QS Al-Baqarah [2]: 204-206).
Kemudian, berterima kasih kepada orang yang memberi nasihat. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidak bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterima kasih kepada orang (lain).” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Dari Usamah bin Zaid RA, Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa mendapatkan kebaikan dari seseorang, lalu ia berkata kepada pelaku kebaikan tersebut, “Jazakallahu khairan” berarti ia telah sampai pada derajat memujinya (berterima kasih kepadanya dengan memujinya).” (HR Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Hibban).
Semoga Allah menanamkan keberanian kepada masyarakat untuk menyampaikan nasihat kepada pemimpin secara bijak, dan menanamkan keikhlasan kepada pemimpin untuk menerima nasihat. Amin
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Polri ‘Hanya’ Menyidik Pemalsuan Surat Kepemilikan Lahan Pagar Laut
Sertifikat berupa SHGB dan SHM tersebut yang menjadi dasar pemagaran laut sepanjang 30,16 km.
SELENGKAPNYAPersaingan Bisnis, Bagaimana Tuntunan Syariahnya?
Bagaimana tuntunan syariah dalam menyikapi persaingan bisnis?
SELENGKAPNYAIsrael Kuntit Triliunan Dana Pemasukan Pajak Otoritas Palestina
Pemasukan tersebut seharusnya memanfaatkan pajak itu untuk membayar gaji pegawai.
SELENGKAPNYA