Nasional
Penyerangan Freeport Terencana
Polisi selidiki kemungkinan orang dalam yang menjadi informan KKSB.
TIMIKA -- Kepolisian menduga serangan yang dilakukan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di gedung kantor PT Freeport Indonesia Kuala Kencana, Mimika, Papua, pada Senin (30/3) telah terencana. Para pelaku diperkirakan sudah sangat memahami situasi dan kondisi di lokasi tersebut.
"Perkiraan kami, lokasi ini memang sudah mereka gambarkan secara detail. Sepertinya mereka sudah sangat paham dengan wilayah ini dan sepertinya mereka sudah tahu arahnya untuk melakukan upaya efektif kepada siapa-siapa," kata Kepala Polda Papua Irjan Paulus Waterpauw saat meninjau lokasi serangan pada Selasa (31/3).
Paulus Waterpauw meninjau lokasi tembakan itu bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab dan Kepala Badan Intelijen Daerah (Binda) Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon pada Selasa siang. Mereka melihat beberapa titik yang menjadi sasaran penembakan KKSB yang menewaskan seorang karyawan Grame Thomas Wall dan melukai dua orang lainnya.
Vice President PT Freeport Bidang Security Risk Management Arif Nasuha menunjukkan beberapa titik bekas tembakan peluru. Di antaranya, di bagian depan kantor mengenai kaca pada lantai satu dan lantai dua, kemudian di sisi kanan gedung mengenai kaca lantai satu dan dua.
Rombongan juga melihat sisi belakang gedung perkantoran dan permukiman karyawan yang menjadi lokasi penembakan terhadap Grame Thomas Wall. Lokasi itu berada di dekat tempat parkiran kendaraan karyawan dan sudah dipasangi garis polisi. Masih tampak bercak darah korban yang sudah mengering pada tiang gazebo. Lokasi itu tak jauh dari hutan belantara di sisi kanan gedung.
Waterpauw bersama Herman juga sempat masuk ke dalam hutan mencari jejak kaki, bahkan beberapa benda penting yang ditinggalkan pelaku di lokasi itu. Kemudian, bergerak ke area parkiran kendaraan di dekat Gereja Betlehem. Di lokasi itu terdapat dua mobil karyawan yang juga menjadi sasaran penembakan.
Terakhir, Kapolda bersama rombongan meninjau titik dekat pagar kuning di sisi utara Alun-Alun Kuala Kencana yang menjadi lokasi terakhir berkumpulnya KKSB seusai melakukan aksi penembakan. Dari tempat itu, mereka kabur masuk ke dalam hutan belantara.
Kapolda meyakini penyerang terbagi dua kelompok. Satu kelompok menembak dari depan gedung, sementara kelompok lainnya menembak bagian belakang gedung dari sisi kanan. Kelompok kedua ini yang menewaskan warga Grame yang hendak keluar menuju parkir.
"Itu semua sedang kami dalami melalui hasil pemeriksaan dan olah TKP yang akan dilaksanakan bersama-sama oleh tim Polres Mimika dan teman-teman satuan tugas," ujar Waterpauw.
Waterpauw memastikan, penembakan dilakukan Joni Botak bersama tujuh anak buahnya, yaitu Guspi Waker, Lino Mom, Antonius Aim, Abubakar Kogoya, Tepau J, dan Tandi Kogoya. Hingga kemarin, kata dia, personel Operasi Nemangkawi, Polres Mimika, dan anggota Gegana Den B Pelopor masih melakukan pengejaran.
Orang dalam
Polisi juga akan menganalisis soal kemungkinan ada keterlibatan oknum tertentu yang memberikan informasi kepada KKSB tentang kegiatan pertemuan di lantai dua perkantoran pada Senin (30/3) siang. Pertemuan itu menghadirkan sejumlah petinggi manajemen perusahaan.
"Soal mereka tahu ada rapat di lantai dua kantor Kuala Kencana, itu baru sebatas dugaan saja. Apakah hanya kebetulan mereka melakukan penyerangan ataukah mereka tahu keberadaan manajemen yang ikut rapat saat itu, kami belum bisa memastikan itu," ujar Waterpauw.
Juru bicara PT Freeport Reza Pratama mengatakan, manajemen sudah meminta karyawan dan keluarga waspada serta berhati-hati. Manajemen juga sudah merumahkan karyawan yang bertugas di Kuala Kencana.
Kepala Kantor Komnas HAM untuk Papua Frits Ramandey menyebutkan, tindakan KKSB tersebut sudah selayaknya disebut sebagai teroris kelas dunia. Sebab, aksi mereka sama persis dengan teroris yang menjadi musuh dunia. "Mereka beraksi tanpa memedulikan dunia yang sedang mengalami musibah. Selayaknya pemerintah menyebut KKSB ini sebagai teroris kelas dunia," kata dia.
Setelah penembakan tersebut, manajemen PTFreeport meminta karyawan dan keluarga waspada. Jubir PT Freeport Reza Pratama kepada Antara, mengatakanmanajemen sudah meminta karyawan dan keluarga waspada serta berhati-hati. "Bila ada yang mencurigakan di komunitas dan area kerja segera melaporkannya. Selain itu manajemen juga sudah merumahkan karyawan yang bertugas di Kuala Kencana," kata Reza melalui pesan singkatnya. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.