Internasional
Israel Kian Brutal, Bunuh Bayi di Jenin
Sebanyak 15 warga Palestina terbunuh dalam operasi militer Israel di Jenin.
TEPI BARAT – Pasukan pendudukan Israel melanjutkan serangan besar-besaran mereka di kota Jenin dan kamp pengungsinya selama enam hari berturut-turut. Seorang bayi perempuan syahid akibat serangan itu pada Sabtu malam.
Sejak serangan dimulai pada hari Selasa, 15 warga Palestina telah terbunuh, puluhan lainnya terluka atau ditahan, dan kerusakan parah telah terjadi pada properti sipil, fasilitas publik dan swasta, serta infrastruktur penting, termasuk jaringan air dan listrik.
Kantor berita WAFA melansir, seorang bayi perempuan Palestina meninggal pada Sabtu malam akibat tembakan tentara Israel di desa Muthalath Ash-Shuhada, di selatan kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki. Ia ditembak di kepala dalam serangan tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi bahwa bayi itu bernama Layla Mohammad Ayman al-Khatib yang berusia 2 tahun. Al-Khatib menderita cedera di kepala akibat tembakan peluru tajam oleh pasukan pendudukan Israel, seperti yang dilaporkan oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).
Dia dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. PRCS menambahkan bahwa seorang wanita menderita luka di tangannya akibat peluru tajam yang ditembakkan oleh tentara Israel. Dia juga terluka di bagian kepala akibat pecahan peluru.
Pada Sabtu malam, pasukan khusus pendudukan Israel menerobos masuk ke desa dan mengepung sebuah rumah. Pasukan mengerahkan penembak jitu di sekitar rumah dan memerintahkan penghuninya untuk keluar melalui pengeras suara, sehingga memicu konfrontasi.
Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di kota Jenin dan kamp pengungsi selama empat hari berturut-turut, menewaskan 14 warga Palestina dan memaksa 1.800 warga Palestina meninggalkan kamp pengungsi.
Hal ini terjadi ketika pasukan pendudukan telah memperketat tindakan militer di Tepi Barat yang diduduki beberapa jam setelah pembebasan 90 tahanan Palestina sebagai bagian dari gencatan senjata Gaza diberlakukan, dengan memecah-belah dan mengisolasi kota-kota dan gubernuran satu sama lain menggunakan gerbang militer, penghalang, dan blok beton.
وزارة الصحة الفلسطينية: استشهاد طفلة عمرها عامان بعد إصابتها برصاص الاحتلال في قرية مثلث الشهداء جنوبي جنين#الجزيرة pic.twitter.com/7f8hGeTCJE — الجزيرة فلسطين (AJA_Palestine) January 25, 2025
Tindakan militer Israel ini sejalan dengan serangan yang sedang berlangsung oleh penjajah Israel di Tepi Barat untuk meneror warga Palestina dan mengusir mereka dari tanah mereka untuk merebutnya dan membangun koloni ilegal Yahudi yang memisahkan komunitas Palestina.
Militer Israel telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihaknya sedang menyelidiki pembunuhan seorang anak berusia dua tahun dalam penggerebekan di Jenin. Tentara mengatakan pasukannya melepaskan tembakan ke sebuah bangunan setelah menerima informasi intelijen tentang keberadaan pejuang Palestina.
The Times of Israel melaporkan bahwa tentara tersebut menggunakan taktik yang dikenal sebagai “pressure cooker,” yaitu meningkatkan volume tembakan ke sebuah bangunan untuk mengusir tersangka.
Surat kabar Israel mengatakan petugas medis Palestina mengevakuasi anak berusia dua tahun yang terluka, yang kemudian meninggal, bersama dengan ibunya yang sedang hamil yang mengalami luka ringan.
Xavier Abu Eid, mantan direktur komunikasi PLO menyatakan gencatan senjata di Gaza sama sekali tak berpengaruh di Tepi Barat. “Kita harus mencatat bahwa gencatan senjata merupakan kemenangan besar bagi diplomasi Qatar dan Mesir. Hal ini juga didorong oleh pemerintahan Trump,” katanya dilansir Aljazirah.
“Tetapi mari kita ingat bahwa ini hanyalah gencatan senjata. Di sini kita tidak berbicara tentang proses perdamaian, dan di sini kita tidak berbicara tentang apa pun yang melampaui Gaza. Apa yang telah dilakukan Israel selama beberapa hari terakhir, selama beberapa minggu terakhir, sejak gencatan senjata dicapai, adalah memberikan seluruh tekanannya pada Tepi Barat yang diduduki,” tambahnya.
Ia menjelaskan, apa yang dilakukan pemerintah Israel bukanlah tindakan pemerintah yang berkomitmen terhadap perjanjian apa pun. “Dan mari kita lihat juga catatan yang mereka miliki. Mereka tidak pernah benar-benar melaksanakan perjanjian apa pun yang ditandatangani dengan pihak Palestina sejak tahun 1993 hingga sekarang.”
Action for Humanity, sebuah kelompok hak asasi manusia Inggris, mengutuk operasi militer Israel yang terus berlanjut di dan dekat kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki. Serangan tersebut, yang dijuluki Tembok Besi, dan diluncurkan hanya dua hari setelah gencatan senjata di Gaza berlaku, “menandakan bahwa kekerasan masih jauh dari selesai”, kata kelompok itu.
Hal ini telah “menimbulkan tingkat kehancuran dan korban jiwa yang sangat besar” hanya dalam beberapa hari, dengan sedikitnya 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka. Setidaknya 58.000 warga Palestina “sekarang menghadapi ancaman pemindahan paksa”.
Action for Humanity menyerukan Inggris dan komunitas internasional untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel dan meningkatkan tekanan untuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina.
“Tanpa mengatasi ketidakadilan struktural akibat pendudukan, kawasan ini akan terus menghadapi siklus kekerasan, penderitaan, dan ketidakstabilan,” katanya. “Pergeseran kekerasan yang terjadi baru-baru ini di Tepi Barat menjadi pengingat bahwa gencatan senjata saja tidak cukup tanpa akuntabilitas dan keadilan.”
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Pertempuran di Jenin Kian Sengit
Faksi perlawanan Palestina menyergap tentara penjajah.
SELENGKAPNYAIsrael Teruskan Penyerangan ke Jenin
Faksi-faksi Palestine menyerukan perlawanan di Jenin.
SELENGKAPNYADikepung IDF dan PA, Pejuang Jenin Melawan
Tiga tentara IDF terkena bom pejuang Palestina.
SELENGKAPNYA