Tentara Israel berkumpul di gerbang pangkalan militer Sde Teiman, Senin, 29 Juli 2024. Sde Teiman adalah kamp paling brutal Israel. | AP Photo/Tsafrir Abayov

Internasional

Seribu Tentara Israel Dilaporkan ke Mahkamah Pidana Internasional

Sekitar 30 tentara telah diperingatkan agar tidak melakukan perjalanan.

GAZA – Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Brussels, Hind Rajab Foundation  telah mengajukan lebih dari seribu nama tentara Israel ke Pengadilan Pidana Internasional (ICC). Yayasan itu menghubungkan mereka dengan kejahatan perang melalui jejak digital di Gaza, Lebanon, dan Suriah.

Menurut surat kabar Israel Haaretz, Yayasan ini secara aktif mengejar tentara Israel yang telah meninggalkan “jejak digital” saat terlibat dalam operasi militer di Gaza, Lebanon, dan Suriah. 

“Sepanjang perang di Gaza, tentara Israel tidak hanya meninggalkan jejak fisik mereka tetapi juga sidik jari digital, banyak dari mereka mengunggah video dan foto diri mereka secara online – dan terkadang merekam perilaku tidak pantas dan potensi kejahatan perang,” kata Haaretz

Yayasan ini didirikan tahun lalu untuk mengenang Hind Rajab, seorang gadis berusia 5 tahun yang tewas akibat serangan udara Israel yang menargetkan kendaraan yang melindungi keluarganya di lingkungan Tel al-Hawa di Gaza dan bertujuan untuk menantang pola impunitas Israel. Organisasi ini dijalankan oleh aktivis seperti Diab Abu Jahjah dan Karim Hassoun, yang tinggal di Brussels.

“Dalam beberapa bulan terakhir, mereka telah mengirimkan nama lebih dari 1.000 tentara Israel ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, berupaya agar mereka diadili atas kejahatan perang atau tuduhan genosida, termasuk warga Israel dengan kewarganegaraan ganda,” lapor Haaretz. Menambahkan bahwa ini “bisa menjadi salah satu kasus terbesar yang pernah diajukan ke ICC”.

photo
Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

Konten digital yang dibagikan oleh tentara menjadi bukti berharga bagi kelompok pro-Palestina, yang berpotensi mendokumentasikan kejahatan perang.  Aktivis dapat mengidentifikasi lokasi tentara dan merekonstruksi jadwal kejadian secara rinci, dan beberapa telah mempublikasikan informasi pribadi tentang tentara, sehingga membuat mereka rentan terhadap pelecehan dan ancaman.

“Para pejabat di Kementerian Luar Negeri Israel – yang bersama dengan Kementerian Kehakiman tidak mengomentari artikel ini – dibiarkan tanpa rencana, mendesak para tentara untuk segera meninggalkan negara itu sebelum mereka dapat ditangkap,” kata Haaretz.

Tentara Israel, yang sebagian besar memiliki kewarganegaraan ganda, dilaporkan menerima panggilan mendesak dari otoritas Israel, yang menyarankan mereka untuk kembali ke Israel untuk menghindari kemungkinan tindakan hukum di luar negeri. 

Haaretz melaporkan bahwa sekitar 30 tentara telah diperingatkan agar tidak melakukan perjalanan, karena tentara Israel dan Kementerian Luar Negeri telah membentuk unit khusus untuk memantau dan menilai risiko hukum bagi tentara yang menghadapi tuntutan internasional.

Perburuan yang terkini, seorang tentara Israel dilaporkan ke pihak berwenang di Swedia. Kasus hukum terhadap Boaz Ben David, seorang tentara Israel yang dituduh melakukan kejahatan perang di Gaza, telah diajukan ke pengadilan Swedia, kata Hind Rajab Foundation.

“Pengaduan tersebut, yang diajukan ke pihak berwenang Swedia, menuduh Ben David melakukan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kemungkinan tindakan genosida selama operasi militer baru-baru ini di Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan dilansir Aljazirah, kemarin.

“Langkah ini menyusul meningkatnya seruan internasional untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku kejahatan berat, memastikan keadilan bagi para korban genosida yang sedang berlangsung di Gaza.”

Menurut yayasan tersebut, Ben David – seorang sersan staf dan penembak jitu – saat ini mengunjungi Swedia sebagai turis tetapi mungkin akan segera meninggalkan negara itu.

“Bukti yang diserahkan bersama pengaduan ke Unit Nasional Melawan Kejahatan Internasional dan Terorganisir di Swedia mencakup foto, video, dan kesaksian para saksi, yang dikuatkan oleh laporan dari organisasi hak asasi manusia internasional dan jurnalis terkemuka,” katanya.

Organisasi-organisasi pro-Palestina sejauh ini telah mengajukan 50 pengaduan ke pengadilan lokal di seluruh dunia terhadap tentara cadangan Israel karena melakukan kejahatan di Gaza, ungkap Otoritas Penyiaran Israel pada Senin. Dalam sebuah laporan, Otoritas Penyiaran mencatat peningkatan upaya untuk mengadili tentara Israel di luar negeri sejak dimulainya agresi di Gaza pada Oktober 2023.

“Sekitar 50 pengaduan telah diajukan terhadap tentara cadangan, sepuluh di antaranya mengarah ke penyelidikan di negara masing-masing, meskipun sejauh ini belum ada penangkapan yang tercatat,” kata laporan itu. 

Pihak berwenang lebih lanjut melaporkan bahwa data dari Departemen Keamanan Informasi tentara Israel menunjukkan bahwa tentara pendudukan menerbitkan sekitar satu juta konten online setiap hari, termasuk rekaman memberatkan yang mendokumentasikan keterlibatan mereka dalam kejahatan yang dilakukan di Gaza, sehingga meningkatkan risiko pengungkapan dan penuntutan.

Dua belas investigasi telah diluncurkan terhadap tentara Israel sehubungan dengan kejahatan perang yang dilakukan di Jalur Gaza, Channel 12 melaporkan. Penyelidikan ini, dimulai di berbagai negara seperti Brasil, Sri Lanka, Thailand, Belgia, Belanda, Serbia, Irlandia, dan Siprus.

Laporan tersebut didasarkan pada data yang disampaikan hari ini kepada subkomite kabinet keamanan yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar. Para tentara yang sedang diselidiki disarankan oleh otoritas Israel untuk meninggalkan negara yang melakukan penyelidikan untuk menghindari dampak hukum. Hingga saat ini, belum ada penangkapan yang dilakukan.

Salah satu kasus penting menyangkut seorang tentara yang terlibat dalam penghancuran rumah-rumah warga sipil di Gaza sebagai bagian dari kampanye genosida penjajah Israel. Pihak berwenang Brazil memerintahkan penyelidikan atas tindakannya, memaksanya melarikan diri dari negara tersebut, berdasarkan rekomendasi dari pihak berwenang Israel. Media Israel jugal menyoroti kasus-kasus di mana empat tentara diselidiki di empat negara, yakni Afrika Selatan, Sri Lanka, Brasil, dan Prancis.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

RS Indonesia di Gaza Kembali Diserang Israel

Penahanan tanpa dakwaan RS Kamal Adwan diperpanjang.

SELENGKAPNYA

Tentara Israel Diburu di Swedia

IDF telah memerintahkan prajuritnya untuk menyembunyikan identitas semua tentara.

SELENGKAPNYA

Penelitian: Syuhada di Gaza Jauh Lebih Banyak dari yang Terhitung

Angka kematian di Gaza bisa mencapai 78.525 orang.

SELENGKAPNYA

Tak Bisa Hidup Tenang, Tentara Israel Terus Diburu di Berbagai Negara

Seorang perwira IDF bahkan harus melarikan diri dari Siprus.

SELENGKAPNYA