Internasional
‘Hind Rajab’ Hantui Tentara Zionis
Tentara Israel diburu di berbagai negara.
Pada 29 Januari 2024 lalu, Hind Rajab mengiba. Gadis berusia enam tahun itu sendirian di dalam mobil setelah paman, bibi, dan tiga sepupunya syahid ditembaki tank Israel. Menjelang malam, Hind Rajab ketakutan. Dalam rekaman percakapan telepon dengan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), ia mengatakan tank-tank penjajah kian dekat.
Dua petugas berupaya menyelamatkannya yang terjebak dalam mobil di dekat Tel al-Hawa di utara Gaza. Ambulans yang dinaiki keduanya dirudal Israel. Dua pekan kemudian, jenazah Hind Rajab ditemukan dalam mobil bersama kerabatnya. Ada 300 lebih tembakan dari tank Israel mengenai mobil itu.
Nama Hind Rajab kemudian jadi simbol kekejaman Israel. Ia dipakai menggantikan nama aula perkuliahan di Amerika Serikat, sampai judul lagu penyanyi rap Macklemore. Satu yayasan yang berbasis di Belgia juga menggunakan namanya. Tujuan yayasan itu, memburu semua tentara Israel yang merekam kejahatan perang mereka di Gaza, ke seantero bumi.
Perintahan Israel mengungkapkan, sedikitnya 12 investigasi telah diluncurkan terhadap tentara Israel sehubungan dengan kejahatan perang yang dilakukan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Belasan tentara itu dilaporkan terpaksa melarikan diri dari delapan negara yang mereka kunjungi.
Channel 12 melaporkan penyelidikan terhadap kejahatan perang itu dimulai di berbagai negara. Diantaranya Brasil, Sri Lanka, Thailand, Belgia, Belanda, Serbia, Irlandia, dan Siprus. Negara-negara itu telah meningkatkan pengawasan terhadap tindakan militer "Israel" di Jalur Gaza.
Laporan tersebut didasarkan pada data yang disampaikan pada Ahad kepada subkomite kabinet keamanan yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar. Para tentara yang sedang diselidiki disarankan oleh otoritas Israel untuk meninggalkan negara yang melakukan penyelidikan untuk menghindari dampak hukum. Hingga saat ini, belum ada penangkapan yang dilakukan.
Salah satu kasus penting menyangkut seorang tentara yang terlibat dalam penghancuran rumah-rumah warga sipil di Gaza sebagai bagian dari kampanye genosida pendudukan Israel. Pihak berwenang Brazil memerintahkan penyelidikan atas tindakannya, memaksanya meninggalkan negara tersebut, berdasarkan rekomendasi dari pihak berwenang Israel.
Media Israel juga menyoroti kasus empat tentara yang diselidiki di empat negara: Afrika Selatan, Sri Lanka, Brasil, dan Prancis. Investigasi tersebut bermula dari pengaduan yang diajukan oleh Hind Rajab Foundation (HRF) tersebut, yang secara aktif memantau pergerakan tentara Israel di luar negeri dan mencari tindakan hukum terhadap mereka.
Channel 13 melaporkan, "Investigasi ini menandai awal dari kenyataan yang akan menemani kita dalam waktu lama." Meningkatnya kekhawatiran di Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kehakiman Israel atas insiden-insiden ini menunjukkan potensi pembatasan perjalanan bagi tentara Israel.
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengkritik keras cara kepemimpinannya dalam menangani situasi tersebut, dengan menyatakan, "Fakta bahwa seorang tentara cadangan Israel harus meninggalkan Brasil pada malam hari untuk menghindari penangkapan karena melakukan tindakan di Gaza merupakan kegagalan politik besar-besaran dari pemerintah."
Lapid lebih lanjut mempertanyakan efektivitas kepemimpinan saat ini dibandingkan dengan upaya Palestina di panggung internasional, dan menyerukan komite investigasi formal dan strategi media yang kuat untuk melindungi kepentingan hukum dan politik “Israel”.
Awal Desember, IDF dilaporkan memperingatkan puluhan tentaranya agar tidak bepergian ke luar negeri, setelah sekitar 30 tentara yang bertempur di Gaza jadi sasaran tuntutan kejahatan perang terhadap mereka.
Dalam delapan kasus, tentara yang melakukan perjalanan ke luar negeri segera diminta kembali karena khawatir mereka akan ditangkap atau diinterogasi oleh negara yang mereka kunjungi, situs berita Ynet melaporkan. Para prajurit itu mengunjungi Siprus, Slovenia, dan Belanda.
Situs Israel YNet melansir, sebuah kelompok pro-Palestina bernama AbogadosxPalestina, yang terdiri dari 620 pengacara Cile menuntut penangkapan seorang tentara IDF Israel terkait keterlibatannya dalam kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida di Gaza. Tentara yang sudah dipecat itu bernama Saar Hirshoren dan saat ini sedang melakukan perjalanan di Cile.
“Kami telah mengajukan pengaduan ini agar dilakukan penyelidikan dan sebagai tindakan pencegahan, penangkapan segera terhadap tentara Israel ini dilakukan agar dia dapat mempertanggungjawabkan kejahatan yang dilakukan dan mempertanggungjawabkannya di hadapan peradilan pidana internasional,” kata pengacara dan mantan duta besar Cile Nelson Hadad pada konferensi pers pada Jumat. Ia menjelaskan bahwa penangkapan harus dilakukan "sebelum ada upaya melarikan diri dalam waktu dekat."
Hadad menambahkan bahwa masalah ini sangat mendesak. “Kami harus memikul tanggung jawab kami dan kami tidak dapat menerima bahwa setelah membantai ratusan ribu warga Palestina, kebanyakan anak-anak dan perempuan, mereka diizinkan datang ke Patagonia Cile untuk berlibur."
Mantan duta besar Cile ini adalah salah satu dari 620 pengacara yang tahun lalu mengecam Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Para pengacara menuduh Hirshoren dengan sengaja menghancurkan lingkungan, situs budaya dan fasilitas penting di Gaza dengan tindakan tidak manusiawi, kejam, merendahkan martabat dan keji. “Yang menyebabkan pembersihan etnis dan pemindahan paksa orang," kata senator dari partai konservatif Renovación Nacional, Francisco Chahuán, yang memimpin pengacara yang mengajukan pengaduan bersama Hadad.
Pengaduan tersebut didukung oleh kesaksian seorang wanita Palestina yang tinggal di Cile yang keluarganya diduga menjadi korban operasi komando Angkatan Darat Israel. Hirshoren disebut merupakan anggota komando tersebut.
“Prinsip ekstrateritorialitas berdasarkan UU 20357 (yang mengklasifikasikan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida serta kejahatan dan pelanggaran perang), bersama dengan ratifikasi kami terhadap Statuta Roma memberikan yurisdiksi kepada pengadilan Chili untuk mengadili jenis kejahatan ini,” kata Chahuán.
Menurut anggota AbogadosxPalestina, Paula Abugattas, pengaduan ini dapat memicu tindakan hukum di negara-negara lain di mana terdapat tentara Israel yang melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pengaduan yang diajukan ke Kantor Kejaksaan Metropolitan ditambahkan ke pengaduan yang diajukan oleh Hind Rajab Foundation. Yayasan itu pada 26 Desember meminta penangkapan Saar Hirshoren setelah berada di Argentina dan, kemudian, di Chili. Yayasan Hind Rajab juga telah mengajukan permintaan serupa atas penangkapan Hirshoren ke otoritas kehakiman di Argentina. Keberadaan pasti tentara tersebut saat ini tidak diketahui.
Selama bertahun-tahun, ribuan tentara Israel telah melakukan perjalanan ke Amerika Selatan setelah dinas militer mereka ke Patagonia, baik di Argentina atau Chili. Kedua negara itu adalah tempat para pemimpin Nazi bersembunyi lebih dari setengah abad yang lalu. Di antara jagal Nazi yang ditangkap di Patagonia adalah Erich Priebke. Sementara dua penjahat Nazi yang juga terkenal, Adolf Eichmann dan Josef Mengele Sang Dokter Maut juga tertangkap di wilayah tersebut.
Puluhan warga Israel saat ini sedang berlibur di wilayah tersebut, khususnya di kota Aysen di Chile, salah satu perbatasan paling dekat dengan Argentina.
Tentara penjajah Israel yang mengambil bagian dalam perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah diperingatkan agar tidak mengunggah foto medan perang secara online karena kekhawatiran akan potensi penuntutan di luar negeri, Press TV melaporkan pada Desember.
Hal ini terjadi sebulan setelah ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan “kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang.”
Beberapa tentara Israel yang terlibat dalam genosida di Gaza menggunakan platform media sosial untuk mendokumentasikan tindakan mereka di Jalur Palestina yang terkepung. Mereka menyombongkan tentang kejahatan mereka terhadap penduduk dan infrastruktur di wilayah tersebut.
"Jangan memposting foto diri Anda di medan perang Gaza atau di tempat lain. Bahkan jangan memposting sama sekali di media sosial," sebuah postingan di X memperingatkan dari akun yang mengaku berafiliasi dengan badan intelijen Mossad "Israel".
Peringatan tersebut memperingatkan tentara bahwa informasi mereka dapat dibagikan ke negara-negara yang mungkin mereka kunjungi di masa depan, sehingga membuat mereka berpotensi ditangkap. "Liburanmu akan berubah menjadi mimpi buruk," tambah postingan itu.
Menanggapi peringatan ini, Yayasan Hind Rajab menyatakan, "Sudah terlambat; bukti telah didokumentasikan. Penjahat perang yang pada dasarnya memberikan kesaksian melawan diri mereka sendiri tidak akan lolos dari keadilan."
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Jelang Lengser, Biden Hadiahkan Israel Senjata 8 miliar Dolar AS
Kesepakatan ini menandai paket senjata terakhir yang disetujui oleh pemerintahan Biden.
SELENGKAPNYATentara Israel Diburu di Berbagai Negara
Pengadilan Brasil mengeluarkan surat penyelidikan untuk tentara Israel di negara itu.
SELENGKAPNYAHampir Seribu Masjid Palestina Dihancurkan Israel dalam Setahun
Tiga gereja juga diserang tentara Israel di Jalur Gaza.
SELENGKAPNYAPejuang Bangkit, Jabaliya Jadi Kuburan IDF
Kelompok Hamas dilaporkan berhasil kembali memegang kendali di Jalur Gaza.
SELENGKAPNYA