Banjir menerpa tenda-tenda pengungsi Palestina di Gaza Tengah, Selasa, 31 Desember 2024. | Twitter/X

Internasional

Banjir Rendam Ratusan Tenda Pengungsi di Gaza

Pra orang tua khawatir anak-anak mereka meninggal kedinginan.

GAZA – Ratusan tenda di kamp pengungsian di berbagai wilayah Jalur Gaza terendam banjir sejak Senin malam hingga Selasa dini hari akibat hujan lebat. Ini memperburuk penderitaan keluarga yang hidup dalam kondisi tragis akibat berlanjutnya serangan brutal penjajah Israel.

Kantor berita WAFA mengutip para pengungsi melaporkan bahwa tenda mereka tertiup angin kencang yang menyapu Jalur Gaza selama dua hari terakhir. Hal ini  memaksa mereka menghadapi cuaca dingin yang menyengat tanpa perlindungan apapun.

Pengungsi, terutama di daerah Deir al-Balah dan Mawasi Khan Yunis di selatan Jalur Gaza, menghabiskan malam yang berat di dalam tenda mereka, yang tertelan air hujan dan tertiup angin.

Cuaca dingin ini terjadi pada saat sumber medis kembali  mengumumkan kematian seorang bayi di Jalur Gaza akibat cuaca dingin dan suhu rendah. Sejauh ini tujuh warga Gaza meninggal karena kedinginan dan kurangnya penghangat dalam waktu kurang dari seminggu. Enam di antara korban jiwa adalah bayi.

photo
Yahya al-Batran menggendong jenazah Juma (30 hari), yang meninggal karena kedinginan, di Gaza tengah, Ahad, 29 Desember 2024. Ali, saudara kembar Juma, juga meninggal kedinginan keesokan harinya. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Tim penyelamat menerima ratusan panggilan darurat dari para pengungsi untuk menyelamatkan mereka dan anak-anak mereka, yang tenda dan rumahnya hancur terendam air hujan.

Mereka mengindikasikan bahwa mereka hanya bisa mengevakuasi para pengungsi dari tempat penampungan mereka yang rusak ke tempat lain yang sebagian besar tidak cocok untuk tempat berlindung. Pada akhirnya mereka tetap berada di tempat terbuka di bawah hujan dan cuaca dingin yang menyengat.

Kondisi kemanusiaan yang sangat buruk telah memaksa sekitar 2 juta pengungsi sejak 7 Oktober 2023, untuk tinggal di tenda-tenda bobrok yang tidak memiliki persyaratan minimum untuk hidup layak dan tidak melindungi dari dinginnya musim dingin setelah pasukan pendudukan Israel menghancurkan rumah mereka.

Sebagian besar penduduk Gaza saat ini berada di kamp-kamp darurat, dengan tenda-tenda yang telah mereka gunakan selama 14 bulan terakhir. Tenda-tenda itu tidak memenuhi syarat untuk melindungi keluarga-keluarga tersebut dari cuaca dingin dan beberapa di antaranya berlubang.

Semakin banyak orang tua yang takut kehilangan bayinya karena mereka berusaha melindungi bayinya semaksimal mungkin. Mereka orang tua yang telah mengungsi beberapa kali dalam 15 bulan terakhir. Mereka tidak mampu membeli pakaian musim dingin atau selimut untuk anak-anak mereka.

Sebagian besar penduduk Gaza selama ini bergantung pada bantuan, terutama pakaian musim dingin, tenda dan terpal. Namun sebagian besar dari mereka belum menerima peralatan dan makanan melalui bantuan.

Kebanyakan anak makan satu kali sehari. Seorang ibu mengatakan kepada koresponden Aljazirah bahwa satu-satunya cara dia dapat memberikan kehangatan kepada anak-anaknya adalah dengan memeluk mereka karena dia tidak mempunyai selimut.

Badan Kemanusiaan PBB (OCHA) memperingatkan bahwa Israel terus merusak “sarana utama kelangsungan hidup masyarakat” di Gaza. Israel juga “secara sistematis” menghalangi akses kemanusiaan ke daerah kantong Palestina.

Badan tersebut mengatakan Israel mengizinkan badan-badan PBB pada Ahad untuk mengirimkan makanan, air dan pasokan medis dasar kepada pasien kritis yang terpaksa meninggalkan Rumah Sakit Kamal Adwan dan berlindung di Rumah Sakit Indonesia yang tidak berfungsi. Namun misi ini tergolong jarang  karena Israel telah menyangkal semua upaya lain untuk mengakses wilayah tersebut selama tiga hari terakhir.

photo
Perempuan dan anak perempuan Palestina berjuang untuk mendapatkan makanan di pusat distribusi di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat, 20 Desember 2024. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

“OCHA menekankan bahwa tidak perlu menghentikan pengepungan untuk membantu para penyintas yang berada dalam kondisi kritis. Pekerja bantuan harus diberikan akses yang aman dan tanpa hambatan untuk membantu orang-orang dimanapun mereka berada,” katanya.

“OCHA menekankan bahwa akses kemanusiaan masih terhambat secara sistematis di seluruh Jalur Gaza. Dalam tiga hari terakhir, lebih dari 60 persen dari 42 gerakan yang dikoordinasikan PBB ditolak, diintervensi, atau dihalangi di lapangan,” tambahnya.

Hamas juga meminta bantuan PBB dan negara-negara Muslim untuk membantu mengatasi cuaca dingin di Gaza. Kelompok Palestina itu telah meminta “pasokan bantuan dan tenda untuk melindungi ratusan ribu warga sipil yang kehilangan tempat tinggal dari hawa dingin dan dampak bencana” dari serangan Israel di daerah kantong tersebut.

“Tugas kemanusiaan dan hukum komunitas internasional dan PBB memerlukan tindakan segera untuk memberikan bantuan kepada rakyat kami di Jalur Gaza, yang menjadi sasaran kejahatan genosida dan pembersihan etnis Zionis,” bunyi pernyataan Hamas.

Departemen Meteorologi Palestina memperkirakan akan lebih banyak hujan dan badai petir di seluruh wilayah sepanjang Selasa, dengan suhu diperkirakan akan tetap dingin hingga sangat dingin. WAFA, mengutip Departemen Meteorologi, mengatakan kondisi cuaca akan membaik pada Rabu, dengan awan diperkirakan mulai hilang.

photo
Musim Dingin dan Kelaparan di Gaza - (Republika)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kebiadaban Israel Hancurkan Fasilitas Kesehatan di Gaza

Israel sudah menghabisi semua rumah sakit di utara Gaza.

SELENGKAPNYA

Enam Bayi Gaza Meninggal Kedinginan

Sepasang bayi kembar adalah korban terkini kedinginan di Gaza.

SELENGKAPNYA

Bayi Gaza yang Meninggal Kedinginan Terus Bertambah

Total lima warga Gaza termasuk empat bayi telah meninggal kedinginan.

SELENGKAPNYA

Israel Serang RS al-Ahli dan al-Wafaa di Gaza Tengah

Israel terus menghabisi rumah sakir-rumah sakit di Gaza.

SELENGKAPNYA