Imam Islam Abu Suaied memimpin shalat jenazah untuk Juma Al-Batran bayi berusia sebulan yang meninggal kedinginan di Deir al-Balah, Gaza, Ahad, 29 Desember 2024/ | AP Photo/Abdel Kareem Hana

Internasional

Bayi Gaza yang Meninggal Kedinginan Terus Bertambah

Total lima warga Gaza termasuk empat bayi telah meninggal kedinginan.

GAZA – Seorang bayi Gaza kembali mati kedinginan Ahad dini hari. Ini menambah angka kematian di Gaza akibat hipotermia menjadi lima orang termasuk empat bayi baru lahir Palestina. 

Kantor berita WAFA melansir, bayi yang diidentifikasi bernama Juma Al-Batran itu baru berusia satu bulan. Dia meninggal dunia sementara kondisi saudara kembarnya, Ali, semakin memburuk karena kedinginan.

Menurut sumber medis, suhu yang sangat dingin telah menyebabkan kematian empat bayi baru lahir lainnya dalam beberapa hari terakhir, dengan usia berkisar antara 4 hingga 21 hari. Bayi-bayi ini meninggal karena cuaca dingin yang ekstrim, ditambah dengan kurangnya sumber daya di wilayah yang terkepung.

Selain hilangnya nyawa secara tragis, sumber-sumber medis melaporkan peningkatan penyakit di kalangan anak-anak, yang diperburuk oleh kerawanan pangan di kalangan ibu. Hal ini telah menyebabkan kondisi kesehatan yang lebih buruk di tengah layanan kesehatan yang sudah sangat terbatas.

photo
Imam Islam Abu Suaied menggendong jenazah Juma Al-Batran bayi berusia sebulan yang meninggal kedinginan di Deir al-Balah, Gaza, Ahad, 29 Desember 2024/ - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Menurut ayah Juma al-Batran, keluarganya mengungsi dari Beit Lahiya ke Jalur Gaza tengah delapan bulan lalu dan tidak memiliki tenda. Mereka hanya punya beberapa selimut dan kayu, dan begitulah cara sang ayah melindungi keluarganya. 

Ia mengaku tak mampu memberikan kehangatan pada anaknya. Dia tidak mampu membawa selimut dan pakaian musim dingin, dan dia tidak mampu memberi makan anak-anaknya. Juma memiliki saudara kembar yang saat ini berada di ICU. 

Daerah tempat mereka berlindung sangat dekat dengan laut dan sangat berangin. Tidak ada terpal atau tenda, dan ayah Juma tidak mampu memberikan kebutuhan pokok kepada anak-anaknya. Bayi dan anak-anak Palestina meninggal bukan hanya karena serangan udara dan artileri, tapi juga karena kekurangan gizi dan hipotermia.

Rekaman yang diposting oleh aktivis Palestina di Instagram, mendokumentasikan keterkejutan dan kesedihan seorang ayah atas bayi laki-lakinya yang meninggal karena cuaca dingin yang parah di Jalur Gaza. 

Rekaman tersebut menunjukkan jenazah Juma al-Batran dalam pelukan ayahnya di dalam Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di bagian tengah Jalur Gaza. Ayah bayi tersebut mengatakan staf medis di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa kini berusaha menyelamatkan putranya yang lain. 

“Tidak ada tenda atau tempat berlindung. Semoga Allah mempertanggungjawabkan semua orang yang menyebabkan bencana ini. Ini Juma, apa salahnya mati kedinginan dan membeku?” ayah bayi itu bertanya dalam satu klip.

Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza mengatakan hujan lebat diperkirakan akan terjadi di daerah kantong yang terkepung mulai hari ini dan diperkirakan akan memburuk pada hari Selasa.

Hal ini memperburuk penderitaan lebih dari dua juta orang di Gaza, banyak di antaranya kehilangan tempat berlindung yang memadai. Kantor tersebut menyatakan bahwa 110.000 dari 135.000 tenda di Gaza tidak dapat digunakan setelah “rusak total”.

photo
Mahmoud Al-Faseeh menggendong jenazah bayi perempuannya yang berusia 3 minggu, Sila, di Rumah Sakit Naser di Khan Younis Rabu 25 Desember 2024. - (AP Photo/Mariam Dagga)

Hujan dan angin kencang terutama akan membahayakan warga Palestina yang terpaksa berlindung di dekat daerah pesisir, dengan beberapa gelombang diperkirakan akan mencapai ketinggian 2 meter.

Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa anak-anak di Gaza menghadapi risiko kematian akibat cuaca dingin karena ketiadaan tempat tinggal yang memadai. "Bayi-bayi Gaza bisa meninggal karena cuaca dingin dan kurangnya tempat perlindungan," kata Philippe Lazzarini di platform X pada Jumat malam.

Dia menambahkan bahwa kiriman perlengkapan musim dingin seperti selimut dan kasur tertahan selama berbulan-bulan, menunggu persetujuan Israel untuk memasuki Gaza. Wilayah kantong Palestina itu diblokade secara tidak manusiawi oleh Israel, yang telah melancarkan perang genosida sejak pekan pertama Oktober 2023.

Aljazirah melaporkan pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 13 warga Palestina di Jalur Gaza sejak fajar pada Ahad. Adegan yang meresahkan, termasuk rekaman tubuh hangus dan tercabik-cabik, muncul di Rumah Sakit al-Wafaa di Gaza setelah diserang oleh militer Israel. 

Sedangkan merujuk WAFA, pasukan pendudukan Israel melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, yang mengakibatkan terbunuhnya sedikitnya 30 warga Palestina dan melukai 99 lainnya, menurut laporan medis.

Otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 45.514 korban jiwa yang dilaporkan, dengan tambahan 108.189 orang menderita luka-luka. Mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak.

photo
Musim Dingin dan Kelaparan di Gaza - (Republika)

Menurut sumber yang sama, layanan darurat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan jenazah yang terperangkap di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan-jalan di daerah kantong yang dilanda perang tersebut, karena pasukan pendudukan Israel terus menghalangi pergerakan kru ambulans dan pertahanan sipil.

Serangan genosida Israel terus berlanjut meskipun ada seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata dan arahan dari Mahkamah Internasional yang mendesak diambilnya tindakan untuk mencegah genosida dan meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Tiga Bayi Syahid Kedinginan di Gaza Sepekan Belakangan

Mayoritas warga Gaza kini mengungsi dan harus menahan musim dingin.

SELENGKAPNYA

‘Dunia Lupakan Anak-Anak Gaza’

Anak Gaza syahid sejam sekali akibat serangan Israel.

SELENGKAPNYA

Anak-Anak Menangis Kedinginan di Gaza

Satu juta warga Palestina sangat membutuhkan pasokan musim dingin.

SELENGKAPNYA