Internasional
Pembebasan Dr Abu Safiyah Mendesak
Dr Abu Safiyah dikhawatirkan mengalami penyiksaan di kamp Sde Teiman.
GAZA – Seruan pembebasan Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Dr Hussam Abu Safiyah terus mengemuka. Jika tak segera dilepas, ia dikhawatirkan tak selamat disiksa secara brutal oleh tentara Israel. Dr Abu Safiya ditangkap Israel selepas penggerebekan di Kamal Adwan dan dikabarkan dibawa ke kamp tahanan paling brutal Israel.
Idris Abu Safiya, putranya, mengeluarkan seruan mendesak kepada komunitas internasional untuk “mengintervensi dan menjamin pembebasannya sebelum terlambat”. “Kami segera mengimbau komunitas internasional untuk mengambil tindakan demi pembebasannya karena dia ditahan oleh pasukan pendudukan saat menjalankan tugas kemanusiaannya,” katanya dalam video permohonan kemarin.
“Dia sekarang menderita penganiayaan parah di pusat penahanan Sde Teiman, termasuk penghinaan, paparan suhu dingin dan penolakan perawatan medis. ”Meski kehilangan seorang putra dan terluka dalam perang ini, Abu Safia “terus memperlakukan warga Gaza dengan dedikasi yang tak tergoyahkan”.
Idris Abu Safiya menambahkan bahwa seluruh keluarganya memegang paspor Kazakhstan dan meminta negara itu, serta badan kesehatan PBB WHO dan semua pemerintah asing, untuk menekan Israel agar membebaskan ayahnya.
Petugas kesehatan di seluruh dunia jugs meramaikan media sosial dengan tuntutan pembebasan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan dr Hussam Abu Safiya.
Pada dokter dan petugas medis menggunakan hashtag #FreeDrHussamAbuSafiya. “Saya menyerukan pembebasan segera Dr. Hussam Abu Safiya. Dia diculik oleh pasukan Israel. Saya menyerukan perlindungan terhadap rumah sakit dan pekerja medis di Gaza. Dan mengakhiri genosida,” kata dr Yipeng Ge, dari Kanada, Selasa.
Dr Abu Safiya yang berusia 51 tahun lantang melawan kekejaman Israel di utara Gaza. Ia pasang badan melindungi pasien-pasien di RS Kamal Adwan yang coba diusir sejak beberapa pekan ini.
Pada Jumat pekan lalu, pasukan Israel akhirnya merangsek masuk rumah sakit dan menangkapnya. Ia dikabarkan dibawa ke Sde Teiman di Gurun Negef, salah satu penjara paling brutal tentara Israel.
Pekerja medis di Irlandia juga ramai memenuhi medis sosial dengan seruan pembebasan dr Abu Safiya. “Pekerja Layanan Kesehatan Irlandia untuk Palestina menyerukan kepada semua orang untuk menghubungi serikat pekerja, institusi medis, dan politisi mereka untuk menuntut perlindungan dan pembebasan semua pekerja, pasien, dan warga sipil Palestina yang diculik.”
Masing-masing membawa poster bertuliskan tuntutan pembebasan dokter berusia 51 tahun itu. Dokter-dokter dan pekerja medis dari Turki juga melakukan aksi serupa.
Healthcare workers unite around the world demanding the release of Dr Hussam Abu Safiya, Director of Kamal Adwan hospital and all other abducted Palestinian Healthcare workers, patients and civilians being held captive by the Israeli Genocidal forces. #FreeDrHussamAbuSafiya pic.twitter.com/ai1biwLXue — irish_hcworkers_for_palestine (IrishhcwforPal) December 30, 2024
Dari Barcelona, Spanyol, dr Carmen Sebastià, seorang ahli radiologi angkat bicara. “Saya menyerukan pembebasan segera Dr Hassam Abu Safiya dan semua profesional kesehatan medis dan sekutunya dari Gaza yang saat ini ditahan oleh pasukan Israel.”
Seruan serupa dilayangkan Carol Anne Grayson yang bekerja di psikiatri di Inggris. “Saya menyerukan pembebasan segera Dr Hussam Abu Safiya. Dia diculik oleh pasukan Israel. Saya menyerukan perlindungan terhadap rumah sakit dan pekerja medis di Gaza. Dan mengakhiri genosida.”
Banyak orang di media sosial khawatir Abu Safia akan mengalami nasib yang sama seperti Dr Adnan al-Bursh, direktur Rumah Sakit al-Shifa, yang kematiannya di Penjara Ofer Israel memicu tuduhan penyiksaan.
Al-Bursh, salah satu dokter paling terkemuka di Gaza, ditangkap dalam serangan Israel pada Desember tahun lalu dan meninggal empat bulan kemudian. Para saksi mengatakan kepada organisasi hak asasi manusia Israel, HaMoked, bahwa mereka melihat penjaga Penjara Ofer menyeret al-Bursh dan membuangnya di halaman penjara.
Dr Adnan al-Bursh, a Palestinian surgeon who was reportedly killed by torture while in Israeli custody, served as the head of orthopaedics at al-Shifa Hospital. He dedicated his life to serving his people and moved from al-Shifa to al-Awda Hospital, where he was detained. pic.twitter.com/mn0Nh5IdSu — Middle East Eye (MiddleEastEye) May 5, 2024
Dia telanjang dari pinggang ke bawah, berdarah dan tidak mampu berdiri. Dia meninggal beberapa saat kemudian. Saat itu, pelapor khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, mengatakan al-Bursh mungkin telah diperkosa sampai mati.
“Setelah Dr. Adnan al-Bursh meninggal di penjara-penjara Israel, di tengah laporan yang menyatakan bahwa ia mungkin telah diperkosa sampai mati, dan setiap profesional medis menjadi sasaran penyiksaan tanpa alasan yang jelas selain komitmen mereka untuk bertugas di rumah sakit di Gaza, dunia sedang menunggu. untuk cerita lain tentang kematian Dr. Adnan Abu Safiya di penjara Israel?” tanya Maha Hussaini, seorang aktivis Palestina.
Pada Jumat pagi pekan lalu, suara tank yang bergemuruh di jalan-jalan di luar Rumah Sakit Kamal Adwan membangunkan semua orang. Mereka sudah gelisah setelah berbulan-bulan mengalami serangan langsung Israel.
Kemudian terdengar pengeras suara yang memerintahkan semua orang untuk keluar. Para pasien, korban luka, staf medis, dan pengungsi yang mencari perlindungan tak ada yang dikecualikan.
Dilansir Aljazirah, selas sekali saat itu bahwa kompleks medis di Beit Lahiya, Gaza utara, akan menghadapi serangan Israel. Hal ini seperti yang banyak terjadi sebelumnya karena Israel tampaknya secara sistematis menghancurkan semua layanan kesehatan di Gaza.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rumah sakit tersebut adalah fasilitas kesehatan besar terakhir yang beroperasi di Gaza utara, sebuah wilayah yang telah dikepung dan dihancurkan oleh Israel dalam perang yang sedang berlangsung.
Sekitar pukul 6 pagi, pasien Izzat al-Aswad mendengar pasukan Israel memanggil dr Hussam Abu Safiya melalui pengeras suara mereka. Dr Abu Safiya kembali dan memberi tahu orang-orang di rumah sakit bahwa mereka telah diperintahkan untuk mengungsi.
Abu Safia kemudian dibawa oleh Israel. Beberapa saat kemudian, al-Aswad mengatakan tentara Israel meminta semua pria membuka pakaian dalam mereka agar diizinkan pergi.
Menggigil, ketakutan, banyak di antara mereka yang terluka, orang-orang tersebut diperintahkan berjalan ke pos pemeriksaan yang didirikan Israel sekitar dua jam jauhnya, al-Aswad menceritakan melalui telepon.
Di pos pemeriksaan, mereka menyebutkan nama lengkap dan difoto. Kemudian ada coretan nomor di dada dan leher mereka oleh seorang tentara, menandakan mereka telah digeledah.
Testimonies from women forcibly removed from Kamal Adwan Hospital by the Israeli occupation forces reveal distressing accounts of abuse.
Maryam Al-Muqayed described being taken to Al-Fakhoura School, where soldiers stripped women of their clothes and hijabs, assaulted them, and… pic.twitter.com/swTkBTgN2D — Quds News Network (QudsNen) December 31, 2024
Beberapa pria dibawa untuk diinterogasi. “Mereka memukuli saya dan orang-orang di sekitar saya,” kata al-Aswad. “Mereka memukul orang-orang yang terluka seperti saya secara langsung pada luka kami.”
Lebih dari 1.000 dokter dan perawat telah syahid dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak tahun lalu, kata pemerintah setempat pada November lalu, Anadolu Agency melaporkan.
“Lebih dari 310 petugas medis lainnya ditangkap, disiksa, dan dieksekusi di penjara,” kata kantor media pemerintah Gaza dalam sebuah pernyataan. “Tentara Israel juga mencegah masuknya pasokan medis, delegasi kesehatan, dan ratusan ahli bedah ke Gaza,” tambahnya.
Kantor media tersebut menuduh tentara Israel secara sistematis menargetkan rumah sakit sebagai bagian dari rencana untuk melemahkan sistem layanan kesehatan di Gaza. “Rumah sakit telah dinyatakan sebagai target tentara Israel, yang membom, mengepung, dan menyerbu mereka, membunuh dokter dan perawat, serta melukai orang lain setelah secara langsung menargetkan mereka,” kata pernyataan itu.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Kebiadaban Israel Hancurkan Fasilitas Kesehatan di Gaza
Israel sudah menghabisi semua rumah sakit di utara Gaza.
SELENGKAPNYAEnam Bayi Gaza Meninggal Kedinginan
Sepasang bayi kembar adalah korban terkini kedinginan di Gaza.
SELENGKAPNYABebaskan Dr Hussam Abu Safiya!
Dr Abu Safiya ditangkap tentara Israel bersama ratusan lainnya dari RS Kamal Adwan.
SELENGKAPNYAIsrael Serang RS al-Ahli dan al-Wafaa di Gaza Tengah
Israel terus menghabisi rumah sakir-rumah sakit di Gaza.
SELENGKAPNYA