Nasional
Kalteng Tebar Program Sekolah dan Kuliah Gratis
Tak ada lagi cerita anak Kalimantan Tengah tidak sekolah dan kuliah karena terkendala biaya.
PALANGKA RAYA – Mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berkarakter dan memiliki daya saing yang tinggi menjadi dambaan bagi setiap kepala daerah termasuk di Bumi Tambun Bungai Kalimantan Tengah. Selama dua periode memimpin, Gubernur Sugianto Sabran selalu fokus pada masalah pendidikan.
Karena Sugianto memandang bahwa sektor pendidikan adalah bagian penting dan strategis dalam menyiapkan SDM Kalteng ke depan. Selain fokus pada masalah pendidikan, program strategis lainnya dari gubernur adalah bidang infrastruktur, kesehatan, serta peningkatan dan pengembangan ekonomi.
Keyakinan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) mampu mencetak generasi unggul, dibuktikan pada alokasi anggaran pendidikan yang ternyata sudah melampaui amanat undang-undang sebesar 20 persen. Pada tahun 2024, dari jumlah APBD sebesar Rp 10,2 triliun, alokasi untuk sektor pendidikan ternyata telah mencapai 20,59 persen.
"Makanya saya optimistis dengan alokasi anggaran pendidikan yang cukup ini mampu menciptakan SDM Kalteng yang unggul, berkarakter dan kompetitif," kata Sugianto kepada wartawan di Palangka Raya, Selasa (3/12).
Disamping program pemenuhan sarana prasarana utama, pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Pendidikan terus melakukan adaptasi era teknologi, dengan percepatan digitalisasi pada unit satuan pendidikan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Adaptasi era teknologi itu di antaranya dengan penyediaan jaringan internet starlink, juga papan tulis interaktif berbasis digital.
Menurut data berbagai program unggulan di sektor Pendidikan yang tengah berjalan seperti Tabungan Beasiswa (TABE) Berkah bagi 20 ribu mahasiswa kurang mampu masing-masing sebesar Rp 7,5 juta. Kemudian program sekolah gratis bagi 97 ribu siswa SMA,SMK, dan SLB, selanjutnya ada juga program kuliah gratis bagi 10 ribu mahasiswa Kalimantan Tengah pada 32 perguruan tinggi negeri maupun swasta di Provinsi Kalimantan Tengah.
Melalui program ini, Gubernur berkeyakinan seluruh lulusan SMA maupun SMK di Kalimantan Tengah dapat melanjutkan pendidikan tanpa terkendala biaya, baik di tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi.
Atasi kendala biaya
Oleh sebab itu, Gubernur Sugianto Sabran menyebut, bahwa program tersebut untuk memastikan bahwa tidak ada lagi anak Kalimantan Tengah yang tidak bersekolah maupun kuliah, dengan alasan terkendala biaya.
“Kita sudah hitung dengan cermat, melalui program sekolah dan kuliah gratis ini, orang tua tidak terbebani sehingga anak-anaknya bisa fokus sekolah maupun kuliah. Jadi tidak ada lagi kekhawatiran masalah biaya, karena sudah ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah,” ucap Sugianto.
Lebih lanjut ia mengatakan pada momentum HUT PGRI dan Hari Guru nasional 25 November 2024 beberapa waktu lalu, menjadi tonggak penting bagi kebangkitan pendidikan di Kalimantan Tengah. Gubernur menegaskan bahwa sektor pendidikan merupakan sektor strategis dalam membangun generasi unggul, terlebih Kalimantan Tengah beririsan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Pembangunan bidang Pendidikan ini, kita tidak bisa hanya melihat satu sisi pada peserta didik saja, tetapi sarana prasarana serta kesejahteraan guru juga menjadi perhatian serius. Kita mengapresiasi para guru yang bertugas di daerah terpencil dengan memberikan tambahan penghasilan khusus bagi mereka sebesar Rp 3 juta, dan guru yan bertugas di perkotaan sebesar Rp 2 juta, serta kenaikan gaji bagi guru tidak tetap sebesar Rp 3,2 juta,” tambahnya.
Rumah guru berkah
Sebagai informasi, pada jambore pendidikan beberapa waktu lalu telah diserahkan dana BOSDA sebesar Rp 12,7 miliar kemudian 63 unit panel surya senilai Rp 6,1 miliar untuk sekolah yang saat ini belum terjangkau Listrik. Selain itu dialokasikan pula Rp 3 miliar untuk pemenuhan akses internet melalui pengadaan starlink.
Tidak kalah penting dalam rangka peningkatan kesejahteraan guru, Pemprov Kalteng telah memprogramkan dan sudah berjalan, yaitu membangun 5.000 unit rumah guru Berkah dengan DP nol persen. Program ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Gubernur ke pelosok daerah yang prihatin karena banyak guru belum memiliki rumah hunian yang layak.
“Ketika melakukan kunjungan kerja ke daerah, banyak saya temukan para guru kita belum memiliki rumah hunian yang layak. Untuk itu dengan program 5.000 unit rumah guru diharapkan para pahlawan tanpa tanda jasa ini, bisa menikmati kehidupan yang nyaman dengan memiliki rumah hunian yang layak,” pungkasnya.
Di tempat terpisah, Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah HM. Katma F Dirun menaggapi pernyataan beberapa pihak yang menyebut bahwa anggaran sektor pendidikan Pemprov Kalimantan Tengah tidak mencapai 20 persen dari APBD. Ia mengaku merasa heran dan mempertanyakan sumber data yang digunakan.
Menurutnya, anggaran untuk sektor Pendidikan itu merupakan amanat undang-undang dan merupakan mandatory spending yang harus terpenuhi. Pada tahun 2024 ini lanjut dia, APBD Kalimantan Tengah Rp 10,2 triliun, artinya 20 persen dari APBD adalah anggaran Pendidikan. ‘’Sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 900.1.1.4-3740 Tahun 2024 tentang evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah tentang Perubahan APBD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2024, dinyatakan memenuhi bahkan melebihi yaitu 20,59 persen. Kalo postur anggaran tidak terpenuhi pasti ditolak oleh Kemendagri,” kata Katma.
Katma menambahkan, bahwa anggaran fungsi Pendidikan tidak hanya bisa dilihat anggaran yang melekat pada dinas teknis, tetapi juga sebagian menyebar ke perangkat daerah lain yang menyelenggarakan program pendidikan terkait.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.