CEO Telin, Budi Satria Dharma Purba | ANTARA FOTO

Nasional

'Kolaborasi Kunci Majukan Industri Digital'

Wawancara CEO Telin Budi Satria Dharma Purba

Industri digital sedang menggeliat dengan lekas belakangan. Kesiapan Indonesia menghadapi peluan dan tantangan tersebut jadi hal yang krusial kedepannya. 

Terkait hal ini, Republika berkesempatan melakukan Bincang Bisnis dengan CEO Telin Budi Satria Dharma Purba di sela Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 2024 yang digelar pada 27 hingga 30 Agustus 2024. CEO Telin memberikan pandangannya terkait dengan perkembangan ekonomi digitalisasi nasional, khususnya peran Telin dan target-targetnya ke depan untuk mendukung kemajuan teknologi Indonesia. Berikut cuplikan wawancaranya.

 

Apa kiranya yang menjadi latar belakang Telin menggelar Bali Annual Telkom International Conference 2024?

Jadi mungkin saya mulai dari konsep BATIC secara keseluruhan ya. Kita tahu sekarang eranya digital. Kalau kita mau memajukan industri digital, kuncinya adalah kita membangun ekosistem. Dan itu harus kolaborasi dengan seluruh stakeholder yang ada di ekosistem. Kolaborasi dari seluruh aspek.

Untuk itu kita perlu ada satu wadah atau forum-forum, ataupun platform, yang memungkinkan seluruh stakeholder itu untuk membuka peluang kolaborasi. Nah, kalau kita lihat di dunia ini, forum-forum yang memfasilitasi kolaborasi seperti ini sangat terkonsentrasi di Amerika, di Eropa. Memang ada beberapa di kawasan Asia dengan skala yang lebih kecil.

Kita di Indonesia juga punya agenda untuk memajukan digital economy, itu sudah menjadi visi Indonesia juga. Tentunya, kita ingin banyak pemain-pemain lokal juga yang bisa berkiprah untuk mendukung akselerasi ini. Tentunya mereka harus berkolaborasi, tidak hanya sesama dengan pemain lokal, juga dengan pemain-pemain global yang lainnya.

Bagaimana Kunci Memajukan Industri Digital? - (Republika)

Sekarang bayangkan kalau mereka itu harus menghadiri event-event yang ada di luar. Mungkin perlu biaya yang cukup mahal untuk ke sana. Makanya kita tercetus idenya untuk membuat platform ataupun forum di Indonesia.

Dengan potensi market yang sangat besar digital economy, kita buat event BATIC ini sehingga memungkinkan pemain-pemain lokal di Indonesia, di domestik, juga untuk menjalin kolaborasi dengan pemain-pemain global yang lainnya sehingga bisa mengakselerasi apa namanya ekosistem digital di Indonesia. Ini perspektif pertama mengapa kita harus ada BATIC dari sisi industrinya.

 

Bagaimana dengan misi Telin dalam helatan ini?

Ada perspektif kedua dari sisi Telin sendiri. Telin ini adalah anak usaha Telkom yang bergerak di bisnis internasional, 86 persen revenue kita itu dari bisnis global. Dari tahun lalu kita revenue sekitar Rp 11,3 triliun, 86 persennya itu dari global. Jadi kita sudah eksis di bisnis internasional. Dengan kita menyelenggarakan BATIC ini, Telin sebagai host-nya, ini akan memperkuat posisi kita dan memperkuat brand kita di bisnis global.

Jadi ada dua perspektif, tadi dari sisi industri sendiri dan yang kedua adalah dari sisi Telin sendiri yang kita ingin memperkuat positioning kita sebagai salah satu pemain utama di bisnis telekomunikasi digital di kawasan global. Di BATIC ini berkumpul entitas domestik dan global untuk bisa berkolaborasi di sini.

Apa sih tema yang diangkat dalam BATIC tahun ini? Lalu apa urgensi dari isu-isu yang dibahas di dalam konferensi ini?

Kita tahun ini mengangkat tema Cultivating the Sustainable Digital Ecosystem. Tadi saya sampaikan bahwa digital industry ini sangat-sangat booming. Jadi ketika kita memilih topik atau tema di BATIC, itu pasti kita akan melihat tren yang terjadi di industri ini apa, yang lagi hype apa.

Mengenai Pelaksanaan Batik 2024 - (Republika)

Dan kita juga selaraskan tema-tema tadi itu dengan tema-tema yang ada di forum-forum, di event-event lainnya yang ada di global yang sedang dibahas. Supaya ini ada keberlanjutan satu sama lain. Yang masih relevan satu sama lain.

Industri digital ini sedang booming di mana aja, termasuk di Indonesia, khususnya yang terakhir mungkin orang semuanya ngomongin AI gitu ya. Ini booming banget di mana-mana orang ngomong tentang AI gitu ya topiknya. Dan kita lagi siap-siap ini, mungkin hampir semua aspek kehidupan kita nanti ini akan related dengan AI juga.

 

Apa komponen utama untuk mengakselerasi industri digital?

Tentunya ketika kita ingin mengakselerasi digital industry ini, khususnya related dengan AI, ini diperlukan infrastruktur yang mendukung itu. Tidak mungkin tanpa infrastruktur. Salah satu infrastruktur utamanya apa? Data center.

Kita lihat pembangunan dan perkembangan data center tidak hanya di Indonesia, di kawasan regional ini cukup tinggi. Kenapa? Karena memang seperti AI, cloud, dan sebagainya ini perlu distribusi data center di beberapa kawasan gitu ya. Jadi nggak mungkin tercentralize hanya di Amerika saja. Kita ingin bahwa AI ini bisa didukung oleh distribusi data center yang ada di beberapa lokasi lainnya secara global.

Nah, kalau data center ini terdistribusi, maka kan mereka harus terkoneksi. Butuh konektivitas antar data center ini, butuh keterhubungan antar data center ini. Makanya konektivitas menjadi sangat penting. Salah satu konektivitas itu apa? Kabel laut internasional yang bisa nanti membantu keterhubungan antar-data center. Nah itulah kenapa Telin juga berinisiasi di kabel laut.Makanya di hari pertama, kita itu berdiskusi bagaimana kesiapan kita dari sisi konektivitas global dalam menyongsong era digital yang baru, khususnya yang di-drive oleh AI. Bagaimana kita siap ke sana. Jadi itu tema di hari pertama.

Kemudian data center ini juga selain tadi konektivitas juga memerlukan energi. AI apalagi, butuh konsumsi energi yang cukup tinggi. Sedangkan kita punya agenda keberlanjutan, sustainability. Jadi kita harus alignkan kebutuhan konsumsi energi yang cukup tinggi ini dengan agenda kita sustainability

Jadi kita ingin kita bisa drive pertumbuhan industri digitalnya ini, tetapi tetap memperhatikan komitmen kita semua terkait dengan sustainability. Itu kenapa di hari kedua kita bahas terkait dengan sustainability-nya, bagaimana kita bisa mendapatkan teknologi yang lebih efisien untuk mendukung hal ini. Bagaimana kita bisa mendapatkan renewable energy untuk mendukung ini. Kemudian bagaimana langkah-langkah yang dilakukan mungkin sharing dari tempat lain untuk bisa mengurangi emisi karbon menuju net zero emission.

Nah ini yang kita bahas. Ini effort semuanya, menjadi tanggung jawab kita semua. Itu kenapa ini kita rangkai, maka kita ambil temanya ‘Cultivating Sustainable Digital Ecosystem’.

Indonesia Sebagai Episentrum Digital - (Republika)

 

BATIC 2024 ini bukan yang pertama kali. Ada contoh atau cerita sukses dari penyelenggaraan BATIC yang sebelumnya? 

Memang 2024 ini adalah BATIC kesembilan. Ini tiap tahun tumbuh terus ya pesertanya lebih dari 25 persen naik tiap tahun. Intensinya tadi kan kita harapkan terjadi kolaborasi antara pelaku-pelaku industri dalam negeri dan global. Saya pikir banyak kolaborasi yang terjadi. Tetapi mungkin yang saya paling tahu persis yang related dengan Telin yang saya bisa sampaikan.

Di BATIC tahun lalu, kita sebetulnya sudah memiliki ide untuk membangun kabel laut yang ICE, Indonesia Cable Ekspres, itu. Di tahun lalu itu kita melakukan eksplorasi selama di event BATIC. Karena banyak pemain-pemain global datang ke sini, kita eksplorasi ide ini untuk mendapatkan partner untuk berkolaborasi di proyek-proyek ini.

Alhamdulillah habis itu ter-follow up. Dari rencana kita yang tujuh sistem, enam sistem itu sudah MOU. Itu adalah follow up dari hasil BATIC di 2023. Termasuk terakhir kemarin akhirnya signing juga, Indosat juga participate. Tidak hanya ngomongin kita dengan pemain global, tapi dengan pemain domestik juga kita ajak untuk berkolaborasi bersama-sama.

Jadi itu adalah rangkaian, itu tercetus, dieksplorasi di BATIC tahun lalu. Ini satu contoh riil. Jadi kalau ini jadi kan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia akan semakin kuat untuk mendukung era digital nanti.

Contoh keduanya adalah di tahun lalu kita juga signing MoU dengan Nongsa Digital Park yang di Batam. Kita tahu Nongsa Digital Park ini adalah kawasan ekonomi khusus (KEK) yang dibangun untuk mengembangkan industri kreatif digital. Dan termasuk di dalamnya juga disediakan lokasi untuk pengembangan data center untuk menampung kelebihan demand yang ada dari Singapura. Jadi ini penting untuk ekonomi Indonesia apalagi untuk Batam.

Tahun lalu kita bersepakat, kita akan berkolaborasi bersama-sama untuk mendukung pengembangan di KEK Nongsa tadi, bagaimana kita bisa membawa infrastruktur global langsung ke sana. Jadi sebelum-sebelumnya itu kabel-kabel internasional itu landingnya di lokasi lain, di Batam, tidak langsung di Nongsa.

Ibaratnya ini antara bandara yang langsung nyampe di kota atau di luar kota gitu ya. Kalau sebelumnya landing internasionalnya itu di luar kota ini langsung ke tempat pusat data centernya. Alhamdulillah itu kita lakukan, sekarang kita dalam proses untuk pembangunannya di area Nongsa Digital Park. Dan proyek ICE kita juga kita pilih beberapa akan landing langsung untuk mensupport di sana.

Ini adalah contoh nyata bagaimana Batik ini menghasilkan kolaborasi untuk memperkuat digital infrastruktur di Indonesia. Tentunya masih banyak service-service lain juga. Kami di Telin banyak kolaborasi terkait dengan inovasi yang juga kita bisa berikan layanannya kepada masyarakat ataupun perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.

Berarti ini kan cukup besar dampak dari BATIC sendiri untuk industri telekomunikasi dalam negeri dan global serta Telin sendiri untuk semakin memperlihatkan taringnya di kancah global. 

Apa Itu Telin? - (Republika)
 

Lalu bagaimana TelkomGroup melihat peran BATIC dalam memperkuat posisi Indonesia di panggung komersial global?

Selama ini kan selalu image-nya adalah bahwa Indonesia itu dengan populasi terbesar keempat di dunia itu lebih dilihat sebagai market, pasar. Hampir semua pemain-pemain digital dari luar itu melihat Indonesia sebagai pasar. Sementara teknologi atau inovasi itu terjadi di luar.

Mungkin kita untuk catch up ke sana butuh waktu. Nah, BATIC ini kan banyak pemain-pemain global maupun lokal dari berbagai macam industri, mulai dari technology owner, inovator, akademisi, kemudian provider sendiri. Yang kita ada di sini, ada di conference, itu sharing, meng-address isu-isu yang terakhir terjadi.

Yang kita harapkan adalah muncul ide-ide baru atau kolaborasi kolaborasi baru selama event BATIC ini. Dengan begitu, kita sangat berharap nantinya Indonesia ini akan menjadi epicentrum munculnya hal-hal baru, ide-ide baru terkait dengan inovasi di dunia digital. Jadi paling enggak idenya muncul di BATIC dulu lah, walaupun eksekusinya di luar.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat